Kringg!!
Alarm berbunyi tepat pada pukul 6.30. Seorang gadis yang memiliki paras yang cantik terbangun karena mendengar suara dari jam weker nya.
Tangan gadis itu tengah menjelajahi nakas yang berada di samping tempat tidur. Ia sedang mencari keberadaan jam tersebut dalam keadaan setengah tidur. Hal ini sudah menjadi kebiasaan Renatta.
Sehabis menemukan jam wekernya, ia melihat tersebut.
"ANJIR!! Jam setengah tujuh!Mampus baru masuk udah telat aja"Renatta bermonolog kepada dirinya sendiri dan kesal karena tak ada yang membangunkan nya.
Setelah ia mengetahui sekarang jam berapa. Ia buru buru masuk ke kamar mandi.
lima belas menit Renatta menghabiskan waktunya untuk mandi dan sekarang ia sedang memoles wajah cantiknya yang memiliki kulit yang cerah dan halus. Ia memakai moisturizer, sunscreen, bedak bayi, dan lip balm. Pokoknya itu wajib dipakai kalau ke sekolah, biar wajah gak kusam.
Renatta memutuskan untuk tidak sarapan di rumah karena sekarang ia sudah dipastikan sangat telat, padahal sekarang hari pertama ia di sekolah baru nya.
Setelah menempuh waktu perjalanan sekitar dua puluh lima menit dari rumahnya, ia sampai di SMA Pelita Harapan alias sekolah barunya. Namun, sepertinya hari memang hari sial nya, karena gerbang sekolah sudah ditutup sekarang.
Saat ia melihat kedalam gerbang, entah keberuntungan dari mana Renatta dapat melihat satpam sekolah itu sedang mengobrol dengan tukang kebun yang berjarak jauh dari gerbang. Pikiran jahil Renatta bermunculan di otaknya. Ia akan memanjat gerbang sekolah, agar tidak terkena hukuman nanti.
Sekarang Renatta sudah memijakkan kaki kanan nya di pagar sekolah lalu tangannya ia taruh pagar paling atas. Saat ini Renatta sangat ingin sekali berterimakasih pada mama nya yang selalu membuatkan nya susu setiap pagi, sehingga sekarang Renatta memiliki tubuh yang tingginya sekitar seratus tujuh puluh centimeter. Cukup tinggi untuk ukuran anak SMA kelas dua belas.
Dan akhirnya Renatta berhasil turun dari pagar tersebut dan dia merasa kalau ia lolos dari hukuman, padahal enggak sama sekali.
"Hehh siswi yang disana!" Dalam jarak sepuluh meter, Renatta dapat mendengar suara seseorang dengan suara yang bisa dibilang sangat keras.
Renatta belum juga menengok ke arah orang tersebut. Lalu orang tersebut memanggilnya lagi.
"Hehh kamu jangan kabur dari saya, cepat kesini. Kamu pasti telat kan ?" Orang yang biasa disebut dengan guru BK tersebut berucap dengan nada tegas tapi kalimatnya seperti mengancam Renatta.
Akhirnya Renatta memutuskan untuk berbalik badan. Dari tempatnya berpijak ia dapat melihat seorang pria paruh baya, ya bisa diperkirakan umurnya empat puluh lima tahun.
Guru tersebut berjalan mendekat ke arah Renatta.
"Kamu pasti habis memanjat pagar ya ?"
Hell!! Bagaimana ia bisa tahu?! Renatta sudah menebak kalau orang yang memanggilnya daritadi adalah guru BK atau bimbingan konseling.
"Ahh enggak ko pak. Salah liat kali"Elak Renatta kepada guru yang belum ia ketahui namanya.
"Bohong kamu. Mana mungkin murid yang tidak telat masih berjalan jalan dia depan pagar, kan seharusnya kamu sedang berada di lapangan dan mengikuti upacara"Sepertinya pria ini sudah hafal dengan model model murid bandel.
"Hehe...ko bapak tau ?"Ucap Renatta sambil nyengir.
"Ckck...sudah saya duga" Guru tersebut berdecak dan menambahkan ucapannya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐄𝐍𝐀𝐓𝐓𝐀
Teen FictionBukan kisah tentang cowok dingin, bad boy, atau geng motor. Tetapi menceritakan proses kembali nya hubungan yang belum selesai. HAPPY READING!🖤 ⓒunviserve, 2O19