Cahaya pagi menembus jendela kamar Renatta, walaupun sudah ditutup gorden tetapi cahaya nya tetap bisa melewati jendela itu melalui celah celah kecil.
Renatta langsung terbangun karena cahaya itu dan mengambil handphone nya untuk melihat jam.
06.45 a.m
"Mampus telat lagi gue, urusan lagi sama BK" Lanjut Renatta. Lalu ia langsung pergi ke kamar mandi.
Setelah selesai mandi dan bersiap siap. Renatta langsung berangkat, ia memutuskan untuk tidak sarapan seperti kemarin, karena nanti dia yang udah telat jadi tambah telat.
Renatta mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, ia harus buru buru agar gerbang sekolah belum ditutup. Renatta hanya punya waktu lima menit untuk sampai di sekolah. Apakah lima menit saja cukup untuk sampai di sekolah ?
Tentu nya saja tidak. Karena gerbang tersebut telah tertutup dan ia harus memikirkan cara agar ia bisa masuk tanpa harus ketawan guru.
Seketika Renatta teringat, waktu itu ia pernah melihat murid yang telat melewati gerbang belakang sekolah.
Ya jadi jalan satu satunya adalah gerbang belakang, dengan buru buru Renatta mengendarai mobil nya ke gerbang belakang. Saat sampai disana ia melihat warung kecil dan langsung saja ia bilang ke ibu penjual untuk menjaga mobil nya hingga pulang sekolah.
Setelah memarkirkan mobil nya di warung itu langsung saja Renatta mencoba menaiki pagar tersebut. Namun ia sangat kesulitan karena ia sekarang memakai rok, lalu dengan susah payah ia menaiki pagar dan berhasil namun saat ingin turun ia terjatuh ke jalan.
"Anjirr lahh sakit banget ini" Teriak Renatta namun suaranya tidak terlalu keras, soalnya kalau kenceng nanti bisa ketawan.
Dengan menahan rasa sakit nya Renatta dengan cepat berjalan menuju kelasnya, takut takut nanti ada guru yang melihat nya.
Saat sudah seperempat jalan ada yang memanggil nya dari belakang
"Hehh kamuu!!" Panggil seseorang yang sangat Renatta hindari saat telat seperti ini, karena orang itu pasti akan memberi hukuman kepadanya.
Dia adalah Pak Oman.
"Renatta renatta. Baru kemarin masuk tapi sudah dua kali telat, mau jadi apa kamu" Ujar Pak Oman.
"Jadi manusia lah pak" Jawab Renatta.
"Hehh kamu yaa, tidak usah menjawab perkataan saya" Omel Pak Oman.
"Lah kan tadi bapak nanya"
"Sudah sudah cepat kamu ikut saya ke ruang BK" Ucap Pak Oman untuk menengahi perdebatan ini.
Tanpa menjawab ucapan guru itu, Renatta langsung saja mengikuti Pak Oman dari belakang.
Lalu sampailah mereka di ruang BK, tempat nya murid murid yang berbuat masalah di sekolah ini.
"Sekarang kamu duduk!!" Perintah Pak Oman.
Lalu Renatta duduk di kursi yang berada dihadapan Pak Oman.
"Kenapa kamu bisa telat?"Tanya Pak Oman.
Tidak ada sautan dari Renatta. Renatta hanya duduk sambil terdiam.
"Hehhh!! Kamu tuh kalau ditanya itu jawab bukan malah diam" Ucap Pak Oman lagi dengan kesal.
"Lahh kan bapak tadi nyuruh saya diam, yaudah saya diam" Jawab Renatta dengan santai.
"Astaghfirullah...dosa apa saya bisa punya murid perempuan kayak gini" Kata Pak Oman sambil mengelus dada, bahwa ia harus banyak banyak sabar
"Makannya bapak jangan suka ngasih hukuman ke murid biar gak banyak dosa nya"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐄𝐍𝐀𝐓𝐓𝐀
Teen FictionBukan kisah tentang cowok dingin, bad boy, atau geng motor. Tetapi menceritakan proses kembali nya hubungan yang belum selesai. HAPPY READING!🖤 ⓒunviserve, 2O19