"Kak Revan!"
Merasa dipanggil namanya, cowok manis berlesung pipit yang menjabat sebagai Ketua OSIS itu menoleh, keningnya mengerut.
"Ada apa? Hana?"
"Ehehe...mau minta tolong." Ujar Hana.
Kening Revan mengerut, "Minta tolong apa?" Tanyanya halus.
"Mau minta tolong KASIH TAHU KE LUKAS KALAU HANA CINTA MATI SAMA DIA!"
Hening.
Mendadak suasana kantin menjadi sepi sunyi. Semua pasang mata mengarah ke Hana sebelum tawa keras dari seluruh penghuni kantin menggelegar ramai.
Revan geleng-geleng, "Aneh-aneh aja kamu. Lukas udah tahu, kan?"
Hana mengangguk antusias, "Aku sengaja tadi kak. Tuh orangnya." Hana menunjuk Lukas yang sedang duduk di bangku kantin dengan tenang seperti biasanya seolah-olah tidak terganggu sedikitpun oleh ulah Hana.
"Kamu cantik, baik, periang. Bentar lagi saya pastikan Lukas bakal jatuh hati sama kamu. Semangat, Hana."
"Makasih kak Revan. Kalau aku udah sama Lukas, kak Revan sama siapa, dong?"
Bukan apa-apa, Hana hanya bercanda. Mengetahui Ketua OSIS SMA Cakrawala yang super ramah ini, Hana tidak segan untuk menjahilinya.
Revan tersenyum, "Bentar lagi saya bakalan nembak Raya." Ujarnya berbisik pada Hana.
Hana melebarkan matanya, "Serius?! Kak Raya yang galaknya setengah mati setelah Lukas itu?"
Revan terkekeh melihat reaksi Hana, "Ssttt...jangan keras-keras, nanti kalau dia denger, bisa digorok kamu. Kakak pergi dulu, dah Hana." Setelah itu Revan beranjak dari hadapan Hana. Ketua OSISnya itu manis sekali. Bahkan dia selalu menggunakan logat saya-kamu kepada siapapun.
Hana berniat menghampiri Lukas yang duduk anteng di sana. Dihadapannya terdapat segelas es teh yang tinggal setengah.
Hana menarik kursi di hadapan Lukas lalu mendudukinya.
"Siapa yang nyuruh duduk?" Ucap Lukas. Alisnya menaut tajam.
"Nggak ada." Jawab Hana gamblang.
"Terus-"
"Ssuuuttttt....." Hana menempelkan telunjuk ke arah bibir Lukas, "Jangan marah-marah terus, nanti cepet tua, keriput, jelek."
Lukas menepis kasar tangan Hana, memberinya tatapan mengintimidasi yang tajam, "Bagus. Biar lo nggak ngejar-ngejar gue lagi."
Hana masih mengusap lengannya yang sakit akibat tepisan dari Lukas, "Jadi cowok kasar banget." Hana mengerucutkan bibirnya.
"Hm."
Hana tidak peduli, Ia berteriak memanggil penjual jus, "MBAK JUS TOMATNYA SATU!"
"SIAP." Balas penjual jus tersebut.
Lukas mengerutkan kening. Jus tomat? Terdengar aneh di telinganya, disaat ada banyak minuman enak lainnya, kenapa gadis ini malah memesan jus tomat? Lukas menahan tawanya.
"Jus tomat minuman kesukaan gue kalau lo mau tahu." Ujar Hana seakan tahu pikiran Lukas.
"Yang nanya?"
"Makanan kesukaan gue pasta kalau lo kepo."
"Yang nanya?"
"Kartun kesukaan gue Dora."
"Yang nanya?"
"Hobi gue rebahan, tempat paling favorit gue kamar, orang paling gue sayang sebelum lo adalah orang tua gue."
"Cewek nggak jelas! Bikin orang emosi, kayak DORA!" Lukas berkata dengan tajam, raut garangnya muncul semakin kentara. Manusia paling galak yang pernah Hana temui selama ini selain emak-emak di pasar dan kakak kelasnya Raya.
Meninggalkan Hana yang terkikik geli di kursi kantin.
"Makin cinta deh sama Lukas."
◎◎◎◎
BERSENANDUNG pelan sesekali menendang kerikil-kerikil di pinggir jalan. Hari ini Hana sengaja pulang berjalan kaki. Sekalian olahraga katanya.
Matanya menatap rumah besar di sebrang jalan, itu adalah rumah Lukas. Hana ingat kejadian kemarin saat mengantarkan adik Lukas pulang ke rumah.
Ide jahil muncul di otaknya, Hana mengambil batu kecil dari bawah. Matanya menatap sebuah jendela kamar. Firasatnya berkata kalau itu adalah kamar Lukas.
Hana melempar jendela itu dengan kerikil kecil.
Tuk
Tak lama setelah itu, jendela kamar itu itu terbuka menampilkan Lukas yang tengah bertelanjang dada.
Hana ternganga, menatap dada Lukas yang bidang.
"JODOHKU SEKSI BANGET!!! JADI PENGEN PELUK!!!" Hana berteriak sinting membuat Lukas menoleh ke sebrang jalan, mendapati Hana yang berteriak kegirangan sambil melompat-lompat.
"WOY CEWEK GILA!"
"APA JODOHKU?"
"NGAPAIN LO NGLEMPAR JENDELA GUE PAKEK KERIKIL?"
"SENGAJA SAYANG."
Mereka berdua saling berteriak, Hana yang tidak tahu malu, tidak peduli dengan tatapan para pengendara yang seakan-akan mengiranya gadis gila.
"Mbak? Gila, ya?"
Entah dari mana datangnya ibu-ibu di depannya. Dengan gamblangnya dia mengatai Hana gila.
"Heh gue nggak gila ya buk."
"Hiiii beneran gila kayaknya."
Setelah mengatai Hana ibu-ibu itu segera pergi meninggalkan Hana yang mencak-mencak di tempat.
"Dasar ibu-ibu rempong." Gerutunya, "Nggak papa yang penting bisa liat dada ayang Lukas. LUKAS, GUE PULANG, YA? DADAHHH!"
Hana berlari kecil meninggalkan jalanan itu dengan senyum riang.
Lukas tersenyum, menatap Hana sampai tidak terlihat lucu sekali -batinnya.
◎◎◎◎◎
Follow @iiiitaaaa_12
Salam,
Ia💟
Jangan lupa baca cerita Amateur Writer Vs Fake Publisher karya @ItKhom
KAMU SEDANG MEMBACA
HALU(Completed)
Teen FictionIni menceritakan tentang kisah percintaan seorang gadis yang memiliki tingkat halusinasi tinggi. Dirinya percaya kalau halu yang tercipta akan berubah menjadi nyata. Perjuangan yang dirinya lakukan menjadi awal sebuah hubungan. Hana percaya kepada T...