22||HARI PERTAMA

10.4K 2.2K 48
                                    

"Lo utang penjelasan sama gue."

Hana meneguk ludahnya. Didepannya kini, Rahel tengah berkacak pinggang dengan mata yang dibuat tajam. Sedetik kemudian Hana nyengir, menatap Rahel dengan garukan pelan di pipinya.

"Panjang ceritanya. Kalau gue ceritain sekarang, bisa nyampe besok."

Rahel memutar bola matanya setelah mendengar jawaban Hana. Tangannya beralih bersedekap dada. Ditatapnya Hana jengkel. "Awas kalau bohong. Gue tunggu sekalian PJ nya."

Hana menganggukkan kepalanya, "Santai aja. Nanti gue traktir sama Abel sekalian." Hana mengedarkan pandangannya mencari keberadaan teman barunya yang baru dua hari ini resmi menjadi siswi SMA Cakrawala. Saat matanya menangkap tubuh cewek manis bertopi, Hana berteriak memanggilnya.

"ABEL!"

Abel yang mendengar itupun menoleh ke arah Hana yang melambaikan tangannya meminta dirinya kesana. Abel beranjak dari duduknya di meja guru.

"Apaan?" Tanya Abel sembari memainkan topi hitam miliknya.

"Nanti gue traktir ke kantin." Ujar Hana semangat.

"Terserah lo aja." Balas Abel tidak terlalu peduli. Diantara mereka bertiga, Abel-lah yang paling cuek.

Hana bersedekap dada menatap Abel jengkel. "Harusnya, kan, lo seneng kayak Rahel tuh." Hana menunjuk Rahel yang sedang bergoyang heboh tidak jelas yang menurut Hana mirip monyet.

Abel berdecak malas lalu menyumpal telinganya menggunakan earphone kesayangannya. Lagu rock kesukaanya mulai memasuki gendang telinganya. Ia berjalan kembali ke arah bangkunya mengabaikan Hana yang mencak-mencak tidak jelas.

"Setan!"

Teriakan Hana yang super cempreng itu berhasil menusuk telinga Abel. Padahal gadis tomboy itu sudah menyetel lagu dengan volume keras. Ia menggelengkan kepalanya melihat Hana dan Rahel yang merupakan satu kesatuan yang sama.

                           ***

Lukas mengelus dadanya sabar. Telinganya terasa panas akibat mendengar ocehan tidak jelas Hana sedari tadi. Gadis itu bercerita tentang dirinya yang jatuh dari pohon saat mencuri mangga milik tetangganya saat masih kecil, lalu bercerita tentang dirinya yang ngiler di punggung temannya waktu SD, lalu bercerita tentang ketakutannya kepada kodok yang bermula saat dirinya tengah  berada di sawah tiba-tiba ada seekor kodok yang dengan tidak sopannya nemplok di wajah Hana.

"Terus gue juga pernah makan tai ayam waktu umur 3 tahun."

"Astaga. Ternyata lo udah bego dari bayi."

Hana melotot, ditatapnya Lukas jengkel. Lelaki itu sering membuatnya kesal. Tetapi yang membuat Hana heran, dirinya masih saja menyukai lelaki bermulut cabai itu.

"Setelah gue pikir-pik-"

"Sejak kapan lo mulai mikir?" Sela Lukas memotong pembicaraan Hana.

"Ih Lukas, udah deh bercandanya."

"Siapa yang bercanda, dodol?"

"Tuh kan sekarang malah ngatain pacarnya dodol."

"Lalu apaan? Monyet?"

"Tau ah, kesel!" Hana memalingkan wajahnya. Pipinya menggembung lucu tanda ia sedang kesal. Hidungnya kembang kempis menahan emosi.

Lukas terkekeh pelan lalu mencubit pipi Hana keras hingga membuat gadis itu memekik kesakitan.

"LUKAS GOBLOK!"

Refleks Hana mengatakan itu, ia menutup mulutnya saat sadar apa yang dia ucapkan. Matanya melirik takut kepada Lukas yang kini tengah menatapnya tajam.

HALU(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang