13 ||PERHATIAN LUKAS

11.9K 2.2K 53
                                    

AKHIR-AKHIR ini Hana dan Lukas dibuat sibuk. Persiapan pencalonan Ketua dan Wakil OSIS bukanlah hal yang mudah. Bersama tim sukses, mereka menyiapkan segala yang dibutuhkan. Visi misi, laporan, materi debat, kampanye, semua harus dipersiapkan.

Karena kesibukan ini, Hana dan Lukas menjadi semakin dekat. Karena, dimana ada Lukas disitulah ada Hana. Seperti sekarang ini, mereka sedang membuat materi yang akan digunakan pada acara Debat Antar Paslon.

Tak jarang mereka berdua berbeda pendapat, namun anggota tim suksesnya senantiasa ikut membantu pendapat mana yang layak digunakan melalui kesepakatan bersama. Seluruh tenaga, mereka kerahkan demi kemenangan tim. Berusaha sekuat tenaga agar tidak mengecewakan semua. Semua ini dilakukan untuk kemajuan SMA Cakrawala yang dikenal dengan kedisiplinannya yang tinggi juga beragam prestasi yang dijuarai.

Hal ini tentu tidak mudah bagi mereka. Para OSIS harus membimbing seluruh siswa serta mengayomi semuanya. Citra SMA Cakrawala harus dipertahankan atau paling bagus ditingkatkan. Berat memang. Namun ini kewajiban.

"Makan dulu, Na. Ntar lanjut lagi." Ujar Lukas saat Hana masih berkutat dengan laptopnya.

"Nanggung, Jodohku." Ujar Hana tanpa mengalihkan pandangan dari laptop. Kesepuluh jarinya bergerak lincah diatas keyboard.

Lukas menghela napas lalu menarik tangan Hana paksa hingga membuat Hana tertarik berdiri. Hana mendengus menatap Lukas kesal.

"Gue nggak mau lo sakit gara-gara ini. Biar Rani yang lanjutin." Ujar Lukas lalu menatap Rani yang mengangguk.

Hana luluh seketika. Pandangannya yang tadi kesal kini berangsur bersinar. Mengedipkan matanya lucu menatap wajah Lukas yang datar-datar saja.

"Ciee perhatian."

Lukas memutar bola matanya, "Gue hanya bersikap profesional sama wakil gue."

Hana tersenyum, "Pede banget. Udah yakin menang?"

Lukas tidak merespon. Memilih menggandeng tangan Hana menuju kantin.

Setibanya di kantin, Lukas langsung menyuruh Hana duduk, sedangkan dirinya pergi ke stand penjual batagor.

Setelah beberapa saat, akhirnya Lukas datang dengan dua piring berisi batagor dan dua gelas es teh yang dibawa menggunakan nampan.

"Makan."

Hana mengangguk lalu mulai memakan batagornya lahap. Entah mengapa, melihat Lukas perhatian padanya membuatnya merasa menjadi orang paling bahagia di dunia karena mampu mencuri perhatian si tampan Lukas.

~ HALU ~

Sepulang sekolah, Hana dan Lukas tidak langsung pulang melainkan pergi ke mall untuk membeli beberapa perlengkapan yang dibutuhkan. Aksesoris apa saja yang akan tim mereka kenakan saat sosialisasi diadakan.

Hana mendengus, "Capek."

Dirinya tidak berbohong. Badannya memang sudah terasa pegal sejak masih di sekolah. Mungkin karena kecapekan mengingat akhir-akhir ini ia sering begadang.

"Sabar. Setelah pemilos selesai, gue ajak lo ngedate." Ujar Lukas tenang dengan mata memandang ke depan fokus ke arah jalanan. Namun, ucapan santai Lukas itu berhasil membuat jantung Hana hampir lompat dari sarangnya. Pipinya memanas karena blushing.

"Apa?" Tanya Hana memastikan.

"Budeg?" Bukannya menjawab, Lukas malah kembali bertanya.

Raut Hana berubah seketika. Wajahnya memberengut kesal menatap Lukas yang memasang wajah tanpa dosa.

HALU(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang