AKHIRNYA apa yang mereka tunggu-tunggu terlaksana juga. Penghitungan suara baru saja dilakukan. Seluruh anggota OSIS maupun calon OSIS sibuk mengatur segala keperluan. Para kandidat OSIS duduk manis di bangku auditorium. Begitu pula Lukas dan Hana yang sedang duduk manis di kursi dengan balutan seragam rapi juga almamater kebanggaan mereka. Di dada mereka terdapat kertas bertuliskan angka 1 yang menyatakan bahwa mereka adalah Paslon kandidat 1.
Senyum ramah Hana selalu ia tebarkan walaupun hatinya dag dig dug tak karuan. Tangannya yang dingin menandakan bahwa dirinya gugup. Matanya mengerjap beberapa kali sembari menggelengkan kepala mencoba meredam pusing yang menyerang kepalanya.
Di samping Hana, Lukas duduk dengan tenang seolah-olah tidak merasa gugup sama sekali. Wajahnya terlihat tenang namun juga terlihat tegas. Tubuh tegapnya duduk di kursi penuh wibawa yang mencerminkan bahwa dirinya pantas menjadi sosok pemimpin. 'Jodoh' Hana itu memang pantas menjadi seorang pemimpin. Tegas, bijaksana dalam menanggapi masalah, selalu punya solusi untuk segala keresahan, pintar, tidak pernah membeda-bedakan satu sama lain, sopan terhadap guru. Namun, satu yang disayangkan, sifatnya yang galak dan mulutnya yang pedas juga tatapan matanya yang tajam membuat dirinya terlihat mengerikan di mata semua orang.
Lukas tidak akan berkata pedas kalau sesorang itu tidak mengganggunya. Kata mamanya, sifat galaknya itu turunan dari papanya.
Hati Lukas pun tertutup. Tak pernah mau membukanya kepada seorang perempuan. Segala ketakutan selalu hadir di dalam hati Lukas. Takut jika ia menyakiti perempuan. Takut jika dirinya tidak bisa memberikan kasih sayang seperti yang perempuan harapkan.
Lukas sedikit mengerutkan keningnya saat Hana tak henti-hentinya menggelengkan kepala. "Kenapa?" Tanyanya.
Hana menatap Lukas lalu tersenyum tipis, "Enggak papa."
"Beneran nggak papa?"
"Ih, Lukas kok jadi peduli sama Hana? Mulai jatuh cinta, ya?" Tanya Hana menggoda.
Lukas berdecak malas tidak menanggapi ucapan Hana.
Hana terkikik lalu kembali memandang papan suara yang menunjukkan perolehan suara dari masing-masing kandidat. Untuk saat ini, pasangan Lukas dan Hana masih berada di posisi teratas. Selisih dengan kedua kandidat lainnya begitu jauh. Sepertinya, ucapan Rahel kemarin benar, kalau Hana dan Lukas sama-sama punya banyak fans.
Selain itu pasangan Lukas dan Hana memang lebih menonjol di antara yang lainnya. Selain visi misi yang menarik, keduanya juga sama-sama berjuang keras. Dilihat dari kebiasaan, keduanya memang sama-sama mempunyai jiwa kepemimpinan tinggi. Sama-sama ketua kelas, sama-sama pandai, sama-sama bijaksana. Tak heran jika keduanya mempunyai banyak fans di sekolah. Jika Lukas kebanyakan mempunyai fans dari kaum hawa, lain halnya Hana yang sebagian besar dari kaum adam. Sehingga keduanya terlihat seimbang.
"Satu suara lagi." Gumam Lukas.
Hana mengangguk mengiyakan, walaupun sudah dapat dipastikan kalau mereka-lah yang akan menang. Mengingat betapa jauhnya selisih suara mereka dengan kandidat lain.
"Suara terbanyak diperoleh PASLON SATU!"
Riuh tepuk tangan terdengar, Hana dan Lukas refleks berdiri lalu bertos ria. Berbagai ucapan selamat mereka dapatkan. Hana yang kelewat senang bahkan lupa dengan pusing yang menyerang kepalanya. Wajahnya berbinar bahagia tidak menyangka kalau dirinya dan Lukas yang menang.
Lalu tiba saatnya acara serah terima jabat dilakukan.
◎◎◎◎◎◎
Rahel mengurai pelukannya. Mengucapkan kata 'selamat' berkali-kali kepada sahabatnya yang sudah ia anggap sebagai kembarannya.
"Makasih Hel." Ucap Hana tersenyum. Namun tiba-tiba pusing di kepalanya menyerang secara tiba-tiba membuatnya limbung ke samping kalau saja Rahel tidak menyangganya mungkin Hana akan terjatuh. Maklum, acara serah terima jabatan memang langsung dilakukan.
"Na? Lo nggak papa?" Tanya Rahel khawatir saat melihat wajah Hana tampak pucat. "Ini pasti kecapekan, gue anter ke UKS, ya?"
Hana hanya pasrah mengangguk, tubuhnya terasa lemas sejak kemarin. Apalagi saat Maminya tidak jadi pulang yang semakin membuatnya tidak enak badan akibat banyak pikiran.
Rahel memuntun Hana sampai ke ruang UKS. Lalu membatunya berbaring di atas brankar.
"Udah sarapan belum?" Tanya Rahel.
"Belum."
"Astaga! Pantesan lo lemes kayak gini. Ini udah jam dua siang Na. Dan lo tadi pagi belum sarapan?" Omel Rahel kesal.
Hana nyengir lalu mengacungkan dua jari. Membuat Rahel tidak henti-hentinya mengomel. Inilah yang disukai Hana, sahabatnya itu selalu berlebihan kepadanya. Apalagi kalau Hana sampai sakit, Rahel tak akan berhenti mengoceh seperti emak-emak.
"Makanya kalau sering gue nasehatin itu didengerin. Gini kan jadinya kalau lo bandel."
Hana tertawa lalu memegang keningnya, "Hel, bisa nggak kalau mulut lo berhenti ngoceh mulu, pusing banget gue."
Rahel berdecak, "Yayayaya. Gue beliin makan dulu di kantin abis itu minum obat langsung tidur."
Hana menggeleng, "Gue mau tidur dulu. Ngantuk."
Rahel melotot tak terima, "Tapi lo harus makan Na." Ucao Rahel menolak. Namun saat melihat Hana yang sudah memejamkan mata, akhirnya dia memilih keluar saja untuk menemui Lukas.
◎○○○○◎
Hana mengerjapkan matanya mencoba menyesuaikan pupilnya dengan cahaya. Keningnya mengernyit kala melihat langit-langit kamarnya.
"Udah bangun Non?" Ujar Bi Sarmi lalu masuk ke dalam kamar Hana. Tangannya menggenggam nampan berisi bubur dan air juga kotak merah panjang yang Hana tidak tahu apa isinya.
Hana mengangguk sebagai jawaban. "Kok Hana bisa ada di sini?"
"Ohh tadi dianterin sama temennya Non Hana. Ini ada titipan dari dia." Ujar Bi Sarmi seraya menyerahkan kotak berwarna merah dengan hiasan pita berwarna kuning.
Hana membukanya. Matanya melebar saat mendapati sebatang coklat mahal yang ada di dalamnya. Belum sempat rasa kagetnya sirna, ada sebuah note kecil yang berada di balik sebatang coklat tersebut.
Besok malem gue jemput jam 7. Cepet sembuh.
~Lukas
Hana memekik kegirangan lalu melompat-lompat tinggi di atas kasur. Kalau saja Hana bisa terbang, mungkin sekarang Hana sudah berada di langit ke tujuh.
"LUKAS KOK BISA ROMANTIS GINI BELAJAR DARI MANAA??" Pekiknya heboh.
◎◎◎◎◎
Cieeee Hana.
Jangan lupa tinggalin jejak, ya. Belajar buat ngehargain tulisan orang ya guys.
Salam,
Ia💟
KAMU SEDANG MEMBACA
HALU(Completed)
Teen FictionIni menceritakan tentang kisah percintaan seorang gadis yang memiliki tingkat halusinasi tinggi. Dirinya percaya kalau halu yang tercipta akan berubah menjadi nyata. Perjuangan yang dirinya lakukan menjadi awal sebuah hubungan. Hana percaya kepada T...