5 ||LUKAS YANG MANIS

15.3K 2.7K 73
                                    

"LUKAS?"

Mata bulat itu melebar sempurna, bibir mungilnya terbuka lebar. Menatap tak percaya laki-laki yang membuatnya jatuh hati berkali-kali ada di depannya.

"Mingkem." Lukas merapatkan bibir Hana dengan tangannya.

Hana tersenyum malu-malu, "Tangan lo wangi banget."

Lukas hanya menatapnya datar tanpa ekspresi.

"Jadi, Adel adek lo?" Tanya Hana.

Lukas mengangguk, "Kenapa bisa sama lo?"

"Dia tadi jatuh dari sepeda, terus gue tolongin dan anterin pulang."

"Bener gitu Adel?" Tanya Lukas pada Adel.

Adel mengangguk, "Iya kak. Kakak ini baik benget, kaki aku udah diobatin. Pokoknya aku suka sama kakak ini." Ucap Adel disertai senyum sumringahnya, "Adel masuk dulu ya Kak, makasih kakak cantik." Lanjutnya

Hana mengangguk.

"Dia emang gitu, kalau udah suka sama orang, bakalan terus disayang." Ujar Lukas.

"Kalau kakaknya sama nggak?"

"Sama."

Hana tersenyum jahil, "Berarti, kalau Lukas udah suka sama Hana, bakalan terus disayang, dong?"

"Gue nggak ada niatan buat suka sama lo." Ucap Lukas.

Hana mengerucutkan bibirnya lucu.

"Jangan kayak gitu. Kalau gue khilaf, nggak bakal tanggung jawab."

Setelah mengatakan itu, Lukas berbalik, menutup pintu rumahnya tanpa ucapan rasa terima kasih kepada dirinya.

Namun, mau diperlakukan seperti apapun, Hana tetap baper dengan Lukas.

"Ih, jodohku manis banget."

◎◎◎◎

Hana tidak bisa tidur.

Sudah dua jam dirinya sibuk berguling ke kanan dan ke kiri, tapi tidak mampu membuatnya tertidur juga. Dirinya masih teringat kejadian tadi di rumah Lukas.

"Cuma digituin aja gue udah baper, gimana kalau dicium beneran coba?"

Hana menangkup kedua pipinya yang memerah. Ia memutuskan untuk beranjak dari tempat tidurnya, memilih berjalan ke meja belajar lalu mengambil buku diary di dalam lacinya.

Hana mulai menuliskan sesuatu, mencurahkan semua isi hatinya. Berbagi cerita dengan buku tersebut.

Dear diary

Hari ini, dia membuatku jatuh hati 'lagi'

Pesonanya yang tak tertandingi mampu melemahkan hati ini

Setahun sudah aku berjuang

Belum juga rasa ini terbalaskan

Ku harap...

Suatu saat nanti, haluku ini terganti

Hana terkikik geli, melihat tulisan absurd miliknya, dia tidak pandai membuat kata-kata.

Selama ini Hana tidak pernah mempermasalahkan, toh buku diary ini tak akan dibaca orang lain juga, kan?

Hana berjalan menuju balkon kamar. Menatap bintang bertaburan di atas sana. Hana memejamkan matanya, menikmati semilir angin yang menerpa lembut wajahnya.

"Ayah, Nana rindu."

◎◎◎◎◎

Lukas berjalan dengan tangan yang selalu dimasukkan ke dalam saku. Pakaiannya terbiasa rapi, namun lain halnya dengan rambutnya yang terbiasa acak-acakan. Itulah yang menjadi daya tarik dari dirinya.

Tersenyum miring saat mendengar para perempuan yang jatuh cinta karena ketampanannya. Semua perempuan sama saja. Ujarnya dalam hati.

Saat Lukas hampir melangkahkan kakinya memasuki kelas, suara cempreng yang dapat merusak gendang telinga siapa saja mampu menghentikan langkahnya.

Pasti orang gila -batinnya

"Selamat pagi-"

"Jodohku." Potong Lukas.

Hana nyengir, pita kecil warna kuningnya yang berganti-ganti model itu selalu bertengger manis di sisi kepalanya. Kenapa cewek itu selalu memakai pita warna kuning? Terkadang Lukas heran, Hana yang sudah SMA masih suka dengan pita kecil itu.

"Lukas tau aja deh." Ujar Hana malu-malu. Sebenarnya suara Hana itu tidak cempreng, hanya saja saat berteriak seperti tadi mungkin pita suaranya mendadak jebol. Buktinya jika berbicara pelan seperti ini suaranya malah terkesan lembut.

"Udah sering denger."

Lagi-lagi Hana tersenyum, "Hari ini lo udah suka sama gue belum?"

Lukas mendelik, mendorong kening Hana menggunakan telunjuknya dengan sadis, "Ngarep."

Hana mengerucut, "Kan emang ngarep. Ngarep lo jadi milik gue selama-lama lama lama lamanya."

Lukas bergidik ngeri, membayangkan hidup selamanya bersama Hana saja sudah membuatnya ngeri bagaimana jika dirinya menjalani sungguhan.

"Gue kan nggak bakal mau." Ujar Lukas.

"Mending Lukas tarik deh ucapannya dari pada nanti nyesel."

Lukas menggeleng, "Nggak akan."

Hana mengerucutkan bibirnya.

"Udah gue bilang jangan kayak gitu, ntar kalau gue khilaf nggak bakal mau tanggung jawab."

"Lukas galak banget."

Lukas meliriknya sinis, "Udah tahu guenya galak. Ngapain masih deket-deket?"

"Nggak pernah senyum lagi." Lanjut Hana.

"Terus ngapain lo naksir gue?"

Hana mengedikkan bahunya, "Gue juga nggak tahu kenapa bisa suka sama lo. Padahal, diluar sana banyak banget yang suka sama gue. Tapi, gue cintanya sama lo. Gimana lagi?"

"Terus sekarang ngapain gue malah ladenin cewek nggak jelas kayak lo?" Setelah mengatakan hal itu, Lukas kembali melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda. Meninggalkan Hana yang semakin tersenyum lebar.

"Jodohku lucu banget, sih. Lambat laun, gue pasti bakal dapetin Lukas. Amin ya Allah."

◎◎◎◎◎

Follow instagram @iiiitaaaa_12

Salam,

Ia💟

HALU(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang