7

1.4K 72 0
                                    

Setelah pulang dari sekolah, Dara malah menjadi demam. Rifky yang sudah pulang kerumahnya terpaksa kembali lagi ke rumah Dara, untuk membawa Dara ke rumah sakit. Karena di rumah Dara tidak ada orang tuanya, hanya ada pembantu dan penjaga rumah.

Bi imah memberi tahu Rifky bila Dara demam tinggi. Dengan cekatan Rifky membawa Dara ke rumah sakit, ditemani bunda Rifky. Sedangkan orang tua Dara sedang berada dirumah neneknya.

"Kok bisa demam sih bi?" tanya Rifky pada bi Imah.

"Gak tau den, tadi waktu saya bawa makan siang buat non Dara, tiba tiba non Dara megang tangan saya sambil manggilin nama aden." terang Bi Imah.

"Bunda Andin udah tau kalo Dara di rumah sakit bi?" tanya Rifky.

"Udah den, katanya lagi perjalanan kesini." jawab bi Imah.

Rifky menunggu dokter yang menangani Dara belum juga keluar.

"Rifky gimana keadaan Dara?" tanya bunda Dara yang baru saja sampai.

"Belum tahu bun, dokternya belum keluar." jawab Rifky.

Semuanya menunggu diruang tunggu, Rifky sangat khawatir dengan keadaan Dara saat ini. Dokter yang menangani Dara keluar, dan diserbu pertanyaan oleh Rifky.

"Bagaimana dok, keadaan pacar saya? Gak kenapa napa kan dok? Cuma demam biasa kan dok?" tanya Rifky tak sabaran.

"Tenang saja pasien hanya terkena demam biasa, dan satu lagi mohon pola makannya untuk dijaga." ucap sang dokter.

"Alhamdulillah." ucap Rifky.

"Boleh saya masuk dok?" tanya Rifky sekali lagi.

"Iya silahkan, dan saya permisi dulu." dokter tersebut pergi.

Rifky dan keluarga masuk melihat keadaan Dara. Rifky duduk disamping Dara sambil menggenggam tangan Dara, sesekali menciumnya. Kedua orang tua Dara dan Rifky hanya tersenyum melihat Rifky yang begitu menyayangi Dara.

Mungkin setelah lulus mereka berdua akan segera dinikahkan. Toh Rifky sudah sedikit sedikit membantu ayahnya mengurus perusahaan.jadi tak perlu khawatir jika mereka dinikahkan. Tapi kedua orang tua tak bisa memaksakan kehendak.

***

Kini Dara merasa kesepian tidak ada Rifky, tadi ada bundanya tapi bunda ijin ke kantin rumah sakit untuk membeli makan. Rasanya Dara ingin cepat cepat pulang, memeluk momo boneka kesayangannya.

"Bunda...pengen pulang, bosen, gak ada Rifky." rengek Dara pada bundanya yang baru kembali dari kantin rumah sakit.

"Belom boleh sayang, besok baru boleh pulang." ucap bundanya.

"Kan bisa vidiocall, lagian hp Rifky kan kamu bawa." bujuk bunda.

Dara hanya mengangguk paham, kemudian membuka aplikasi untuk vidiocall menghubungi Rifky.

"Hai sayang, gimana udah mendingan?" tanya Rifky di sebrang sana.

"Hmm...lumayan, pengen pulang ih...." rengek Dara sambip memasang tampang melasnya.

"Belum boleh sayang, oh ya dapet salam dari anak anak. Nanti pulang sekolah pada mau jengukin kamu." ucap Rifky mengalihkan pembicaraan.

"Iya, bilang juga suruh bawa makanan yang banyak, makanan disini gak enak gak ada rasanya." ucap Dara.

"Eh udah dulu ya, udah bel nih takut kena marah. Daaa...sayang cepet sembuh ya." ucap Rifky, mematikan sambungan vidiocall nya.

"Ihhh...baru juga bentar, udah dimatiin." gumam Dara.

Dara mulai bosan ingin jalan jalan ke luar ruangannya. Ditemani bundanya Dara didorong dengan kursi roda. Sebenarnya Dara ingin jalan kaki saja, namun bundanya melarang.

Dara dan bundanya berhenti di taman rumah sakit, banyak pasien yang juga ada disana. Mulai dari anak anak sampai lansia.

***

Diruangan Dara, Rifky bingung karena tak menemukan sosok sang kekasih, teman temannya juga ikut khawatir.

"Dokterrr...suster...." teriak Rifky heboh berlari mencari dokter atau suster yang menangani Dara.

"Iya mas, ada apa?" tanya suster.

"Sus pasien ruang melati 6 kemana? Kok gak ada?" tanya Rifky.

"Ada kok mas." jawab suster itu.

"Gak ada sus." kekeh Rifky.

"Ada mas." ucap suster.

"Gak ada sus!" Rifky geram dengan suster didepannya ini.

Di ujung koridor Dara dan bundanya baru kembali dari taman, bingung kenapa ramai ramai. Dara mengenal betul sosok yang sedang berdebat dengan suster. Kemudian Dara menghampiri Rifky.

"Loh sayang ngapain kamu debat sama suster?" tanya Dara bingung.

"Lah itu ada." tunjuk suster pada Dara.

"Yaampun sayang...kamu kemana aja sih, aku cariin juga." Rifky mensejajarkan tubuhnya didepan Dara.

"Aku dari taman sama bunda." ucap Dara polos.

Rifky menghela nafasnya kasar, dia kira Dara hilang dibawa penghuni rumah sakit, atau dicuri pocica. Mereka kembali ke ruangan Dara, teman temannya membawa banyak sekali makanan. Bundanya pamit pulang sebentar, untuk mengambil baju ganti.

***

Tbc....
Jangan lupa vote & comment gais, sorry masih banyak typo^_^

Te Mea!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang