19

607 25 0
                                    

"Bun kenalin ini temen Dara, mau nginep disini bolehkan?" tanya Dara pada bundanya.

Setelah pulang dari kafe tadi Dara pulang ke rumahnya.

"Iya sayang, boleh kok. Tapi kamar tamu masih kotor belum dibersihin," ucap bunda Dara.

"Gak papa kok tante, nanti biar aku yang bersihin sendiri,"

"Ehh jangan dong, kamu kan tamu masa bersih bersih sendiri. Dan panggil aja bunda gak usah panggil tante," ucap bunda Dara.

"Gak papa kok tan...eh maksudnya bunda. Aku udah makasih banget dibolehin nginep disini,"

"Yaudah nanti kamu biar dibantu Dara sama bibi, bunda mau pergi arisan dulu,"

Setelah kepergian bunda, Dara membawa Risti ke kamar tamu. Kemudian Dara membantu membersihkan kamar. Tiba tiba Rifky datang dengan membawa makanan.

"Hai...nih aku bawain makanan buat kalian," ucap Rifky.

"Tau aja aku lagi pengen makan ini," Dara membuka tempat makan yang dibawa Rifky. Diikuti Risti yang duduk disampingnya.

"Tadi bunda yang nyuruh bawain, katanya kamu yang minta," ucap Rifky.

"Iya, tadi aku yang minta sama bunda," Dara pergi ke dapur untuk mengambil piring serta nasi untuk makan bertiga.

Keheningan terjadi antara Rifky dan Risti. Hingga Dara datang membawa nasi dan piring. Merekapun makan siang bersama.

***

Dara sudah menceritakan pada bunda dan ayahnya tentang keluarga Risti yang sedang kacau. Bundanya turut prihatin dengan Risti. Saat makan malam, semua berkumpul di meja makan, Rifky pun ikut makan malam di rumah Dara.

"Risti, Dara sudah menceritakan semuanya sama bunda. Kamu boleh kok tinggal disini, biar Dara ada temennya," ucap bunda.

Risti semakin tidak enak dengan Dara, meski Dara sudah memaafkannya namun rasa bersalah itu masih ada. Risti menatap semua orang yang ada di meja makan, mereka tersenyum berharap Risti mau.

"Iya bun, makasih udah mau nerima Risti disini,"

"Oke kalo begitu, ayo kita mulai makan malamnya," ucap ayah Dara.

Selesai makan malam, Risti ke kamar Dara. Melihat Dara sedang di balkon duduk ditemani beberapa boneka.

"Dar?" panggil Risti.

"Eh iya, ada apa? Masuk sini," suruh Dara.

"Gue mau ngomong sesuatu sama lo,"

"Mau ngomong apanih?" tanya Dara penasaran.

"Maksih banget ya, lo sama keluarga lo udah mau nerima gue disini, padahal gue sering banget jahat sama lo,"

"Apa sih, kita kan harus saling tolong menolong, gue juga udah maafin lo kok,"

"Tapi gue masih ngerasa bersalah aja sama lo, disaat gue kesusahan kaya gini temen temen gue gak ada yang mau bantuin gue," air mata Risti entah kapan sudah membasahi pipinya.

"Udahlah gak papa, gue sama keluarga gue ikhlas ngebantu lo, dan gue malah seneng gue ada temennya,"

"Makasih banget Dar gue gak tau lagi gimana jadinya gue kalo gak ada lo sama keluarga lo," Risti memeluk Dara, Darapun membalas pelukan Risti.

***

"Hari ini lo berangkat bareng kita aja," ucap Dara.

"Iya, lagian ini udah setengah tujuh, bareng aja," timpal Rifky.

"Yaudah deh, gue ikut kalian," ucap Risti.

Mereka bertiga memasuki mobil Rifky, dengan Dara dan Risti duduk dibelang, sedangkan Rifky didepan.

"Berasa kaya supir taxi deh," gumam Rifky, yang masih bisa didengar Dara dan Risti.

"Udah ayo cepet berangkat, nanti telat," Dara memukuk pundak Rifky.

Sampai di sekolah banyak yang berbisik bisik tentang Risti, Dara pikir semua sudah tau tentang keadaan Risti. Dara mencoba menenangkan Risti.

"Gak usah didengerin, mereka gak pernah tau gimana lo," ucap Dara.

Mereka bertiga menuju ke kelas. Saat di kelas Dara dan Rifky diberondong dengan pertanyaan teman temannya.

"Lo berdua kenapa bisa bareng sama Risti?"

"Lo gak takut Rifky bakal diembat sama Risti?"

"Kok lo berdua baikan sama Risti?"

"Kok lo bisa deket sama Risti?"

Dara dan Rifky bingung dengan teman-temannya ini, bertanya tapi tanpa mau mendengarkan penjelasan.

"Lo semua bisa diem dulu gak? Gimana gue bisa jawab semua pertanyaan dari lo pada kalo gak mau diem," pekik Dara, untung saja belum ada guru yang masuk.

Darapun menceritakan semuanya pada teman-temannya. Teman-temannya juga ikut sedih setelah mendengar cerita Dara tentang Risti.

***
Tbc...

Te Mea!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang