28

551 22 0
                                    

"Kamu tuh kemana aja sih, aku tuh bingung nyariin kamu sama yang lain!" bentak Rifky.

Untung saja warung sedang sepi. Kalau tidak pasti mereka sudah menjadi bahan tontonan.

"Yang nyuruh nyari aku siapa? Gak ada kan?" ucap Dara acuh, dan tetap melanjutkan gamenya.

"Enak banget kamu ngomong, kita dari tadi kita cariin kita capek muter muter dan tanggepan kamu cuma gitu?" Rifky mulai tersulut emosi.

"Rif udah, jangan pake emosi," ingat Yoga. Yang lain hanya bisa diam melihat interaksi Dara dan Rifky.

"Yaudah sih kalo emang gue jadi beban buat kalian, gak usah temenan sama gue. Gue cuma beban kan buat kalian? Jadi lo semua gak usah capek capek nyari gue,"

"Mang esnya gak jadi ya, kembaliannya ambil aja," sambung Dara. Kemudian pergi menunggalkan Rifky dan teman-temannya.

Belum terlalu jauh melangkah Dara, menoleh kebelakang.

"Dan satu lagi kalo gue cuma beban buat kalian, jangan cariin gue ataupun ikutin gue!" Dara kembali melanjutkan jalannya.

Rifky menendang kursi didepannya. Ia salah sudah melampiaskan amarahnya dengan Dara. Ia begitu juga karena khawatir dengan keadaan Dara.

Mang Tio datang menghampiri Rifky dan teman-temannya. Mang Tio mengantarkan es teh pesanan Dara tadi.

"Loh neng Dara nya kemana mas Rifky?" tanya mang Tio.

"Udah pergi mang," jawab lesu Rifky. Teman-temannya mengajak Rifky duduk dulu, untuk meredam amarah Rifky.

"Loh kok gak sama mas Rifky dan ini temen-temennya neng Dara ya?" bingung mang Tio.

"Lagi biasa mang, marahan," jawab Dino.

"Oh gitu, tadi sih neng Dara cerita sama saya katanya neng Dara liat mas Rifky pelukan sama cewe lain, makanya tadi neng Dara kesel," cerita mang Tio.

Rifky terkejut mendengar cerita mang Tio, Dino dan Yoga juga ikut terkejut.

"Serius lo pelukan sama cewe lain? Gila kurang apalagi sih Dara buat lo?" celetuk Yoga, yang langsung mendapat jitakan dari Dino.

"Oh gue inget, tadi waktu mau pulang Dara nyariin lo, terus gue bilang kalo lo lagi di ruang karate," ingat Dino.

Tanpa sepatah kata Rifky mengejar Dara, mungkin saja belum jauh dari sini. Diikuti dengan Dino dan Yoga.

***

Dara bingung ingin kemana, kalupun pulang ke rumah Rifky pasti tidak mungkin. Ia ingin menyendiri dulu, 'tak ingin bertemu dengan Rifky. Pulang ke rumahnya, orang tuanya juga belum pulang dari luar kota.

Saat didepan supermarket, Dara melihat sosok Risti dan Farhan yang hendak masuk ke supermarket. Dara menuju ke supermarket tersebut dan menunggu Risti dan Farhan keluar. 'Tak lama kemudian, Risti dan Farhan keluar dari supermarket.

"Kak?" panggil Dara.

"Loh Dara ngapain disini malem malem?" tanya Farhan.

"Cuma jalan jalan," jawab Dara.

"Kok gue liatnya kaya orang baru kabur dari rumah ya?" ucap Risti sambil menlihat penampilan Dara.

"Hehehe...aku ikut pulang kalian ya? Nanti aku ceritain dan aku boleh nginep kan di rumah kakak?" pinta Dara.

"Iya boleh kok," jawab Risti.

"Emangnya kenapa lo gak pulang ke rumah lo sendiri?" tanya heran Farhan.

"Ah bang Farhan mah gitu, tau deh yang pengen berduan mah gak mau ganggu," ucap Dara.

"Bukan gitu maksud gue Dar," ucap Farhan.

"Yaudah ayo, untung aja kita tadi bawa mobil bisa nampung lo Dar," ajak Risti. Akhirnya Dara ikut pulang dengan Risti dan Farhan.

***
Tbc.....

Te Mea!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang