Pagi ini Dara dan Rifky berniat jogging, tiba-tiba di tengah perjalanan Nina datang. Seketika mood Dara berubah. Jika ada Nina pasti menempel pada Rifky, seperti saat ini Nina menggelayut manja di lengan Rifky. Sedangkan Dara menahan emosinya yang bisa saja meledak dan mencakar cakar wajah Nina, bahkan lebih.
Dara berlari meninggalkan Rifky dan Nina, dengan perasaan dongkol Dara berbelok ke rumah Arin yang tak jauh dari kompleknya.
"Assalamualaikum, Arin...." panggil Dara.
"Waalaikumsalam, eh lo pagi pagi ke rumah gue ada apa nih? Jangan bilang lo mau numpang sarapan di rumah gue?" tanya Arin.
"Boleh juga ide lo, gue mau numpang sarapan," ucap Dara lalu nyelonong masuk ke rumah Arin. Dara tahu bahwa Arin sedang sendiri di rumah orang tuanya sedang ada di luar kota.
"Yee...abis dari mana lo?"
"Abis jogging sama Rifky,"
"Lah Rifkynya mana?"
"Tau...palingan lagi di tempelin anak katak."
"Hah maksud lo?"
"Sepupu gue kesini, ngrecokin gue sama Rifky jogging makanya gue ke rumah lo, daripada kaya kambing congek," Dara kesal sekali. Biarlah Rifky bingung mencarinya.
Rifky bingung mencari keberadaan Dara, apalagi ada Nina yang dari tadi menggelayut pada lengannya. Tiba tiba Rifky teringat jika rumah Arin berada di sekitar komplek ini. Mungkin Dara ada di rumah Arin, pikir Rifky.
"Lo bisa lepasin tangan gue gak sih?" ucap Rifky sambil menyingkirkan tangan Nina.
"Gak mau."
"Lo tuh kenapa sih suka banget gangguin gue sama Dara, lo tau kan kalo gue sama Dara udah tunangan?"
"Apa salahnya sih kalo gue suka sama lo?"
"Salahlah, lo suka sama oranv yang salah, gue ini tunangan sepupu lo sendiri dan lo mau ngerebut gue dari Dara, gak mungkin dan gak akan pernah terjadi." Rifky pergi meninggalkan Nina, lebih baik mencari Dara.
Sampainya di rumah Arin, Rifky tanya apakah Dara mampit kesini namun kata Arin Dara baru saja pulang. Rifky menghela nafasnya, kemudian pamit pulang. Apa mungkin Dara lewat gang lainnya? Entahlah.
Rifky pulang ke rumah, siapa tahu Dara sudah pulang. Saat diperjalanan pulang Rifky bertemu dengan Dino. Dino yang kebetulan ingin ke rumah Rifky, mengajak Rifky bareng sekalian naik motornya. Rifky mengiyakan ajakan Dino, sayang kalo ditolak.
Sampai di rumah Rifky, Rifky melihat Dara yang duduk di depan teras rumah sendirian. Rifky tebak, Dara malas masuk ke dalam rumah. Rifky menghampiri Dara.
"Kamu dari mana sih aku cariin udah disini aja," ucap Rifky.
"Tadi dari rumah Arin, abis males ketemu sama kunti."
"Terus kenapa gak masuk?"
"Mager, males, gak mau masuk mending di sini aja."
"Mau ke rumah aku, ada Dino juga tuh." Rifky menunjuk ke arah Dino.
"Nanti aja, aku belom mandi. Tumbenan tuh anak kesini?"
"Gak tahu, yaudah sana buruan masuk, mandi terus ke rumah aku,"
"Yaudah iya."
Dengan berat hati Dara memasuki rumah, dan menuju kekamarnya.
***
Rifky kembali ke rumahnya, menghampiri Dino yang duduk di teras rumahnya.
"Tumbenan lo kesini sendiri Yoga gak ikut?" tanya Rifky.
"Lagi keluar sama Mella," jawab Dino.
"Lah terus tujuan lo kesini mau ngapain?"
"Gue mau minta tolong sama lo sama Dara, gue ada niatan mau ngelamar Arin."
"Serius, kapan ... kapan?
"Nah itu, makanya gue mau minta bantuan lo sama Dara."
"Kalo gitu sih nunggu Dara kesini sekalian aja, paling bentar lagi datang."
Benar ucapan Rifky, tak lama kemudian Dara datang dengan membawa sekresek cemilan. Dara meletakkan camilannya di meja dekat Rifky. Rifky sedang asik bermain PS dengan Dino sambil membahas kejutan tunangan Dino dan Mella. Dara senang medengar ucapan Dino jika ingin melamar Mella.
"Beneran lo mau ngelamar Arin?" tanya Dara.
"Beneranlah, mana ada tampang boongnya sih gue," jawab Dino.
"Tapi gue bingung, enaknya kapan ya gue ngelamar Mella Dar?"
"Gimana kalo pas pentas seni aja, lo kan juga ikutan,"
"Boleh juga,"
Setelah itu mereka berencana mencari cincin untuk Mella, karena acara pensi tinggal dua hari lagi.
Sampainya di toko perhiasan Dino memilih cincin yang cocok untuk Mella. Sedangkan Dara melihat-lihat kalung, Dara melihat kalung yang elegan namun simpel.
"Kamu mau itu yang?" tanya Rifky.
"Eh enggak kok, aku cuma liat liat doang. Dino udah nemu cincnnya?"
"Masih milih mana yang cocok,"
"Oh gitu."
Tanpa sepengetahuan Dara, Rifky membelikan kalun itu untuknya.
Dara menghampiri Dino yang bingung memilih cincin.
"Dar ini sama ini bagusan mana?" tanya Dino.
"Ini bagus, lebih simpel."
"Yaudah gue ambil ini aja."
Setelah membeli cincin, mereka berkeliling mumpung dapat gratisan dari Dino jarang-jarangkan. Dara berhenti di salahsatu toko baju, ia ingin membeli hoodie.
"Gila lo Dar, bisa bangkrut gue beliin lo segitu harganya," ucap Dino terkejut dengan harga hoodie tersebut.
"Ye bambang yang minta dibeliin sama lo siapa, gue juga mikir-mikir," jawab Dara.
"Ya siapa tau pas lo denger gratisan dari gue langsung minta dibeliin tuh hoodie,"
"Sorry ye cuma segini gue juga bisa beli sendiri, gratisannya nanti cukup starbuck sama makan, cemilan udah cukup kok,"
Rifky yang mendengar perdebatan Dara dan Dino hanya terkekeh. Ia tahu Dara jika di beri gratisan masih punya batasan. Setelah selessi berkeliling mereka pulang.
***
Tbc....
Jangan lupa vote & comment gais, sorry masih banyak typo^_^
Update lagi nihh....
Ada yang nungguin gak?
Salam kenal gaisss
KAMU SEDANG MEMBACA
Te Mea!
Teen Fiction"Ketika Kamu Menjadi Milikku, dan tetap menjadi milikku!" Rifky