Dara sudah sembuh dari sakitnya, kini mulai kembali masuk sekolah setelah 3 hari dirawat di rumah sakit. Hari ini Dara masuk sekolah dengan Rifky menggunakan mobil. Karena Rifky tak mau Dara sakit lagi.
Rifky menatap dalam Dara, sebelum turun dari mobilnya. Dara begitu terlihat cantik hari ini, bagaimana tidak kini Dara tidak lagi menggunakan atribut nerd nya.
Padahal Dara tak menggunakan make up berlebih, hanya foundation bedak padat dan juga lipbalm. Rasanya Rifky tak tega membiarkan Dara menjadi perhatian cowok cowok di sekolahnya.
"Kenapa sih ngeliatin aku gitu banget?" tanya Dara.
"Balik aja yuk, kamu kecantikan hari ini." ucap Rifky polos.
Dara terkekeh mendengar ucapan Rifky, kemudian mencium pipi Rifky.
"Kan kamu yang nyuruh aku gak usah pake atribut nerd, sekarang kok gemes ya kamu." ucap Dara gemas.
"Kalo kamu pake atribut nerd kasian kamu dibully terus." ucap Rifky melas.
"Serba salah deh, udah lah yuk turun bentar lagi bel masuk." Dara menata poni.
"Udah gak usah dibenerin, makin cantik entar." Rifky menepis tangan Dara.
Dara menghela nafasnya, susah emang jadi orang cantik mau digimanain tetep aja cantik.
Mereka berdua turun dari mobilnya, Rifky menggandeng tangan Dara samapi dikelas. Banyak yang bertanya tanya siapa yang bergandengan dengan Rifky. Pasalnya sudah bukan menjadi rahasia umum jika Rifky pacaran dengan nerd. Dan kali ini Rifky bergandengan dengan gadis cantik, beda jauh dengan nerd.
Jika saja mereka tahu bahwa Dara nerd yang dulu mereka kenal adalah sosok gadis cantik, yang menjadi primadona.
"Loh Rif, lo udah putus sama Dara?" tanya Riki, teman sekelasnya.
"Enggak." jawab Rifky enteng.
"Lah itu, lo gandengan sama cewe lain. Terus Dara mana?" tanya Riki lagi.
"Ada, nih." Rifky menunjukkan gandengan tangannya, menunjukkan bahwa yang di gandengnya adalah Dara si nerd itu.
Teman sekelasnya cengo mendengar penjelasan Rifky. Banyak yang tak menyangka. Biarlah yang penting, kini Dara tak mungkin di bully lagi.
***
Jam istirahat, Dara dan teman temannya berada dikantin. Memesan makanan sepuasnya karena ditraktir oleh Mella dan Yoga. Dalam rangka aniv satu tahun berpacaran. Kan lumayan hemat uang jajan, mumpung gratisan.
"Woy gais hari ini kalian boleh jajan apa aja sepuasnya, nanti gue yang bayarin." teriak Yoga. Seluruh penghuni kantin bersorak gembira mendengar gratisan.
"Sombong amat." ucap Rifky.
"Biasalah anak sultan." ucap Yoga enteng.
Tiba tiba Risti dan teman temannya datang menghampiri meja Dara.
"Minggir! Gue mau duduk sama pacar gue." ucap Risti garang.
Risti tak tahu bahwa yang di usirnya adalah Dara."Lo ngomong sama gue?" Dara mendongakan kepalanya menatap Risti dan teman temannya.
"Iya lo lah, siapa lagi yang duduk disamping Rifky." Risti mendorong Dara untung saja Rifky sigap menangkap Dara, kalo tidak sudah dipastikan Dara terjatuh dari kursinya.
Dara bangun dari duduknya, dan pindah disebelah Mella. Rifky ingin protes karena Dara pindah duduk, namun ia urungkan saat melihat Dara menatapnya tajam.
"Dan lo pesenin gue bakso sama es teh!" perintah Risti.
"Yang lain mau pesen apa? Biar sekalian gue pesenin?" tanya Dara pada temannya.
"Sama aja kaya tu anak." ucap Arin.
"Mel bantui gue!" ajak Dara.
"Kuy." jawab Mella.Dara dan Mella menuju penjual bakso. Selagi menunggu Dara memainkan ponselnya.
"Kok lo mau aja sih disuruh suruh sama tu anak?" tanya Mella.
"Biarin sekali kali nurutin kemauannya dia." ucap Dara acuh.
Pesanan mereka sudah siap, Dara menambahkan saus, kecap, dan sambal pada masing masing mangkok bakso. Dara menyisakan satu mangkok bakso khusus untuk Risti. Mella yang melihat Dara menambahkan cuka dan sambal terlalu banyak hanya tekikik geli, ia tahu maksud Dara mengalah dari Risti.
"Gila lo Dar, anak orang loh." gumam Mella.
"Bomat...biar tau rasa tu anak." Dara tersenyum puas.
Dara dan Mella membawa pesanan teman temannya ke mejanya.
"Hahh...hah..hah...pedessss heh bakso gue kenapa rasanya gak enak mana pedes gila, lo mau racunin gue ya?" tuduh Risti.
"Alhamdulillah kalo lo sadar." ucap Dara.
Yang lain hanya tekekeh geli melihat Risti.
"Masih untung cuma gue kasih cuka 10 tetes, sama sambal 5 sendok, dari pada gue kasih sianida metong langsung ntar lo." ucap Dara enteng.
Risti melongo mendengar ucapan Dara, 5 sendok sambal? Jangankan 5 sendok 1 sendok saja Risti sudah kepedesan. Gak tanggung tanggung Dara mengerjai Risti.
Risti pun pergi meninggalkan Dara dan teman temannya. Dara tertawa puas melihat muka Risti yang menahan pedas dan ingin marah. Suatu tontonan tersendiri bagi Dara.
***
Tbc....
Jangan lupa vote & comment gais, sorry masih banyak typo^_^
Update lagi nihh....
Ada yang nungguin gak?
Salam kenal gaisss
KAMU SEDANG MEMBACA
Te Mea!
Teen Fiction"Ketika Kamu Menjadi Milikku, dan tetap menjadi milikku!" Rifky