32

494 16 0
                                    

Di tempat turnamen Rifky sebal menunggu Dara yang tak kunjung kembali. Ingin ditelpon hp Dara ditinggal disebelah Rifky. Ingin mencari Dara, tapi mana mungkin ia meninggalkan turnamen ini, sedangkan sekolahnya yang tengah bertanding. Ia pun sebal dengan Farhan, sebagai sesama senior bukannya mendukung juniornya malah hilang entah kemana.

"Huu...huuu...huuu capek, air mana air," ucap Dara.

"Dari mana sih, sampe lari lari gitu? Ganti baju lama banget," tanya Rifky, menyerahkan sebotol air mineral dan tisu pada Dara.

"Oh...itu tadi aku abis gangguin bang Farhan sama kak Risti. Capek panas,"

"Terus mana bang Farhannya?"

"Masih disana lah, sama kak Risti. Pacaran mereka tuh,"

"Dasar senior gak ada solidaritasnya, juniornya tanding malah asyik pacaran,"

***

"Darimana bang?" tanya Rifky dengan nada sinis pada Farhan yang baru datang dengan Risti.

"Biasalah," jawab Farhan.

"Gimana masuk semifinal?" tanya Farhan.

"Alhamdulillah sih masuk,"

"Itu Dara kenapa?" tanya Risti.

"Lagi tidur, kecapekan mungkin," jawab Rifky.

"Dih dasar tukang tidur," ejek Farhan.

Dara yang belum sepenuhnya pergi ke alam mimpi, masih bisa mendengar ucapan Farhan barusan lantas menabok lengan Farhan yang duduk disampingnya.

"Sakit woy, ni orang lagi tidur masih aja bisa nabok mana sakit bener taboknya," gumam Farhan, sambil mengelus lengannya.

"Aku belum tidur ya," ucap Dara, namun dengan mata yang masih terpejam.

"Lah ngelindur ni bocah,"

Risti dan Rifky menahan tawanya melihat interaksi Dara dan Farhan. Selalu bertengkar setiap bertemu.

"Kak Ris putusin aja tuh bang Farhan, nyebelin orangnya," adu Dara pada Risti.

"Mana bisa gitu," ucap Farhan.

"Bisalah, abang nyebelin," Dara membenarkan duduknya.

"Udahlah kalian ini kalo ketemu pasti debat mulu, mending liat tuh, tinggal nunggu hasil yang masuk final siapa aja," ucap Risti.

***

Pertandingan selesai, dengan pemenang sekolah Rifky. Seluruh murid bersorak gembir, termasuk Dara dan Risti.

Yola menuju ke arah Rifky dkk berada. Yola berterimakasih pada Rifky, karena sudah memberinya kesempatan.

"Kak makasih ya buat kesempatannya, akhirnya aku bisa buktiin sama orang tua ku," ucap Yola.

"Buat kakak-kakak aku juga makasih banget buat doa dan dukungan kalian, aku bisa menang," sambung Yola.

"Iya sama-sama, lagian ini juga berkat kerja keras kamu selama latihan, dan kini membuahkan hasil," kata Rifky.

"Gimana sebagai rasa terimakasih, kita makan-makan aku yang bayar," ucap Yola.

"Boleh, setuju banget," pekik Farhan.

"Ye denger gratisan semangat bener," gumam Dara yang masih bisa didengar Farhan.

"Ye apaan sih, sirik bae tong," timpal Farhan.

Mereka menuju ke kantin, memesan makanan sepuasnya. Saat mengantri makanan Risti dan Dara berpapasan dengan Rika. Dengan sengaja rika menyenggol lengan Risti yang sedang membawa nampan berisi empat mangkok bakso.

Risti yang terkejut, melepaskan genggamannya pada nampan. Bakso-bakso tersebut tumpah untung saja tidak mengenai Risti ataupun Dara yang berada didepan Risti.

"Kalo jalan pake kaki, kalo liat pake mata," gumam Dara kesal.

Yola dan Farhan melihat Dara yang mulai terpancing emosi ingin menghampiri Dara dan Risti, namun dicegah oleh Rifky.

"Eh enak aja, tuh temen lo yang salah menuhin jalan," batah Rika tak mau kalah.

"Mata situ rabun, jalan masih lebar noh," ucap Dara emosi.

"Kurang ajar lo," Rika ingin menampar Dara, namun Dara dapat menepis tangan Rika.

"Gak semudah itu tangan kotor lo bisa nyentuh pipi gue yang mulus ferguso," Dara lansung memelintir tangan Rika hingga kesakitan.

"Udah Dar udah, nanti kalo ketahuan guru bk berabe masalahnya," lerai Risti.

Dara melepaskan tangan Rika, Rika memengangi tangannya yang sakit akibat Dara kemudian berlalu pergi.

"Mang maaf ini mangkoknya jadi pecah semua," sesal Dara.

"Iya mang, maaf. Ini sebagai ganti ruginya, sama pesen lagi empat ya mang," Risti menyerahkan uang tiga lembar seratus ribuan.

"Aduh neng, makasih banget loh. Tapi ini kebanyakan neng," ucap mang Toni, penjual bakso.

"Udah gak papa kok mang, kita ikhlas kok," ucap Risti.

"Makasih ya, nanti pesanannya biar saya antar aja neng,"

"Yaudah iya mang,"

Dara dan Risti kembali ke mejanya. Sambil menunggu bakso pesanannya diantar.

***
-Tbc-

Te Mea!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang