Setelah dari ruang karate Dara memilih pulang lebih dulu. Bukan dengan menggunakan angkutan umum ataupun dengan ojek online, Dara memilih berjalan menyusuri jalan. Sepanjang jalan Dara mencoba menghapus ingatannya tentang kejadian beberapa menit yang lalu.
Dara duduk di pinggir jalan, melihat mobil, motor yang melintas. Dari arah berlawanan Dara melihat mobil Rifky, Dara bergegas bersembunyi dibalik pohon. Ia masih kesal dengan Rifky, sudah tau mereka sedang perang dingin, Rifky malah enak enakan sama cewe lain.
Setelah mobil Rifky melewatinya Dara keluar dari persembunyiannya, dan melanjutkan perjalanannya. Padahal jarak antara rumah Dara dan sekolah lumayan jauh. Biarlah hitung hitung olahraga.
***
Ditempat lain, Rifky sangat menghawatirkan Dara. Hari sudah hampir petang tapi Dara belum pulang juga. Rifky bertanya pada teman temannya, juga tidak ada yang tau. Terakhir bersama Dara saat disekolah tadi.
Rifky juga sudah mencari ke rumah Arin dan Mella, tapi Dara juga tidak ada. Sudah puluhan kali ia mencoba menelpon Dara, namun tidak diangkat.
Untung saja orang tua Rifky sedang ada pertemuan dengan kliennya. Sampai orang tua Rifky tau Dara hilang, pasti Rifky dimarahin abis abisan. Apalagi jika orang tua Dara tau, bisa bisa dipecat ia jadi menantu keluarga Dara.
Rifky semakin frustasi, dari tadi Dara belum ketemu juga. Teman temannya juga ikut membantu. Mereka berpencar mencari Dara.
Sedangkan yang dicari sedang asyik makan mie ayam dipinggir jalan. Warung yang menjadi langganannya saat kecil. Sudah puluhan kali hpnya bergetar menampilkan nama Rifky dan teman-temannya, namun tak ada yang dijawabnya. Dara ingin sendiri dulu, menenangkan hatinya mengembalikan moodnya yang hancur.
Biar saja orang orang mencarinya, yang penting ia bisa mengembalikan moodnya. Dara tidak menangis, hanya ia memerlukan pelampiasan untuk menyalurkan apa yang ia rasakan. Dara bukan tipe yang seperti itu, tapi memang Dara akui rasa cemburunya sangat dominan saat melihat Rifky dengan cewe lain.
Satu mangkuk mie ayam dan segelas es teh menjadi temannya mengembalikan moodnya. Hingga si penjual menghampirinya.
"Neng Dara belum pulang ke rumah ya?" tanya si penjual, yang bernama Mang Tio.
"Kok tau mang? Jangan jangan Mang Tio berubah jadi tukang ramal ya?"
"Eh enggak atuh neng, itu buktinya neng Dara masih pake baju seragam,"
"Oh iya ya,"
"Gak dicariin sama mas Rifky emangnya neng?"
"Lagi males sama dia mang,"
"Tumben nih neng Dara gak mau sama mas Rifky, lagi marahan ya?"
"Marah sih enggak, cuma kesel aja mang sama dia. Kita tuh lagi diem dieman, eh malah dia berduaan sama cewe lain mana pake peluk pelukan ya kan kesel aku mang," curhat Dara.
"Ya mungkin aja mas Rifky ada alasan tertentu, sampe bisa pelukan sama cewe itu,"
"Mamang pernah baca itu kata kata di wasap, apa yang kita lihat belum tentu sesuai fakta sesungguhnya,"
"Wih keren mang Tio mainannya whatsapp,"
"Hehe iya neng, saya baru dibeliin hp baru sama anak saya, terus yang lama saya simpen di rumah,"
"Oh ya mang, jangan bilang bilang sama Rifky kalo saya disini ya,"
"Emm tapi mamang udah terlanjur bilang neng,"
"Yah mang Tio mah, ya udah deh gak papa, Dara juga capek pengen pulang, ini semua berapa mang?"
"Kaya biasa neng,"
Dara menyerahkan uang duapuluh ribu pada mang Tio.
"Es tehnya boleh nambah lagi gak mang,"
"Boleh atuh neng, ini juga uang neng Dara masih ada kembaliannya, yaudah bentar mamang bikinin dulu,"
Sambil menunggu minumannya datang, Dara asyik bermain game offline yang baru didownloadnya tadi. Tiba tiba Rifky datang dan teman-temannya.
"Kamu tuh kemana aja sih, aku tuh bingung nyariin kamu sama yang lain!" bentak Rifky.
***
Tbc....
KAMU SEDANG MEMBACA
Te Mea!
Teen Fiction"Ketika Kamu Menjadi Milikku, dan tetap menjadi milikku!" Rifky