21

562 20 0
                                    

"Yang kok kamu bisa tau kalo bang Farhan suka sama kak Risti?" tanya Dara.

"Dia bilang sendiri, ya lagipula bang Farhan lumayan deket sama aku daripada sama anak karate yang lain,"

"Tapi kok aku gak pernah liat kamu ngobrol sama bang Farhan?"

"Ngobrol kalo pas latihan karate, oh ya bulan depan aku dipilih ngewakilin Sekolah kita buat turnamen antar sekolah,"

"Wihh hebatnya, itu dimana acaranya?"

"Disekolah kita,"

Kini Rifky dan Dara sedang berada dihalaman belakang rumah Dara. Sedangkan Risti sedang keluar bersama Farhan, yang menjemputnya tadi.

Sejak kejadian di rooftop kemarin, Farhan dan Risti menjadi dekat. Risti tau jika Farhan menyukainya, namun Risti masih ingin tahu seberapa besar rasa cinta Farhan kepadanya. Hanya sebatas mengagumi atau memang benar benar mencintainya.

Sedangkan rasa sukanya dengan Rifky dulu, hanya sebatas obsesi semata. Risti juga mengerti betapa besar cinta diantara Dara dan Rifky begitu besar. Tak ada yang mampu menggoyahkan cinta mereka berdua.

***

Malam ini di rumah Dara ada pesta kecil kecilan, hanya untuk senang senang. Tamu yang datang hanya teman-teman Dara dan Rifky dan ada juga teman dari orangtua Dara maupun Rifky.

Semua berkumpul di halaman belakang. Rifky menuyuruh Dara menghubungi Farhan, agar Farhan dapat melaksanakan pdkt nya dengan Risti.

Acara akan segera dimulai, Farhan pun sudah datang. Namun bunda Dara masih menunggu teman masa kuliahnya yang belum datang.

"Udah semuakan? Ayo kita mulai," seru ayah Dara.

"Belum sayang, kurang satu lagi,"

Tak selang beberapa lama, teman bunda Dara datang.

"Selamat malam semua, maaf aku terlambat," ucap teman bunda Dara.

Risti yang tak jauh dari bunda Dara, lantas menoleh setelah mendengar suara yang sepertinya tak asing baginya. Risti terkejut ternyata itu mamanya.

"Mama?" panggil Risti.

"Yaampun Risti, kamu kemana saja nak. Mama nyariin kamu kemana mana, mama tanya sama temen temen kamu, gak ada yang tau," mama Risti memeluk Risti, menyalurkan rasa rindu kepada anaknya.

"Loh Risti anak kamu Sil?" tanya bunda Dara.

"Iya Risti ini anak aku, yang kemarin aku ceritain ke kamu," jawab mama Risti.

"Kok kamu bisa disini sayang?" tanya mama Risti pada Risti.

"Beberapa hari ini tinggal disini ma, alasan aku gak pulang karena aku gak mau liat papa sama mama pisah," tangis Risti pecah.

"Maafkan mama nak, nanti kita pulang ya?" ajak mama Risti. Ristipun mengiyakan permintaan mamanya.

Dan acara pesta kecil kecilan dimulai, setelah adegan yang mengharukan tadi.

***

Setelah acara selesai, Risti pamit akan pulang bersama mama dan juga Farhan. Dara merasa berat hati, Risti harus kembali pulang. Karena Dara sudah menganggap Risti seperti kakaknya sendiri.

Dara dan keluarganya mengantar Risti sampai depan pintu. Dara memeluk erat Risti, tanpa disadari air matanya telah membasahi pipinya.

"Kita masih jadi temenkan?" tanya ngawur Dara.

"Iyalah kita masih temen, ya elah gue mau pulang sama mama gue sampe lo tangisin kek gini sih," canda Risti.

"Mana ada gue nangis, air hujan ini," elak Dara.

"Perasaan langit cerah cerah aja, bintangnya juga banyak. Hujan darimananya?"  ucap Risti tertawa geli.

"Iyain biar pada seneng," Dara kembali memeluk Risti.

Setelah acara menangis ala Dara, Risti, mamanya dan Farhan pamit pulang.

**
Tbc...

Makin kesini kenapa jadi makin gak jelas ya? Wkwkwk.

Moga aja kalian gak bosen ya, wkwk.

Jujur aja ya aku nulis cerita ini tuh, tergantung mood banget. Jadi ya update nya pun tergantung mood.:)

Te Mea!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang