10. Cemburu

947 99 16
                                    

Kali pertamanya Fattah melangkahkan kaki di ruang Rohis Putra SMA Sabilul Huda, semua mata tertuju padanya. Pemuda itu masih berpenampilam urakan seperti anak nakal pada umumnya. Dari caranya berpakaian sangat tidak menggambarkan bahwa Fattah murid yang pandai.

Anak pemilik yayasan Za-Za Sodiiqun Hamiimun ini datang bersama Sahid yang juga ikut eskul Rohis.

"Tah, bajunya masukin!" bisik Sahid.

"Hah? Emang harus, yah?" tanya Fattah.

"Ini Rohis bukan PAS atau komunitas geng motor!" ungkap Sahid.

"Hari ini pertama dan terkakhir gue nurut apa kata lu!" ujar Fattah masih berbisik.

Kedua teman baik itu duduk di barisan paling belakang. Kosim selaku wakil ketua Rohis pun berbicara di depan.

"Assalamu'alaikum teman-teman. Mumpung kak Alvin belum datang. Sebaiknya kita duduk melingkar saja, membuat halaqoh," ajaknya.

Anggota Rohis putra dari kelas sepuluh hingga dua belas pun mengikuti intruksi Kosim.

"Baik, selanjutnya, saya serahkan halaqoh ini pada ketua kita," ungkap Kosim.

"Emang siapa ketua Rohis putranya, Hid?" tanya Fattah berbisik.

Sahid hanya tersenyum mendengar pertanyaan Fattah.

"Kepada Kang Sahid. Silakan ke sini, Kang," pinta Kosim.

Sahid pun setengah berdiri untuk berpindah tempat. Sedangkan Fattah tercengang merasa tak percaya dengan berita yang baru saja ia dengar.

"Baik, terima kasih, Kang Kosim. Bismillah, Assalamu'alaikum teman-teman," ucap Sahid.

"Wa'alaikumussalam Warohkamtullahi Wabarokaatu." Seluruh anggota menjawab salam Sahid, kecuali Fattah yang masih tetap terdiam dengan rasa tidak percaya.

"Alhamdulillah teman-teman, hari ini kita kedatangan anggota baru. Teman baik saya, Muhammad Fattah mau gabung ke organisasi Rohis ini. Mohon kiranya teman-teman untuk mau berbagi pengalaman dengan Fattah dan bersikap terbuka, agar teman kita ini nyaman di Rohis," tutur Sahid.

"Baik teman-teman, mari kita doakan teman kita agar selalu istiqomah untuk tetap belajar taat di jalan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Lillahi ta'ala Al-Fathihah...." Sahid memimpin doa untuk Fattah.

Selesai berdoa, Alvin datang. "Assalamu'alaikum adik-adik," ucap Alvin.

Sahid dan teman-teman pun menjawab salam pembina Rohis tersebut.

"Sebelum mulai kajian, kita kerja bakti dulu, yuk. Kakak udah konfirmasi sama Jamilah dan teman-teman lainnya. Yuk, Sahid, Kosim, ajak anggotanya untuk bersih-bersih," ujar Alvin

"Iya, Kak!" sahut Sahid.

Alvin tak sengaja melihat Fattah. "Fattah? Kok, ada di sini?" tanya Alvin.

Ketika Fattah akan menjawab pertanyaan Alvin, Sahid menyela terlebihdahulu. "Maaf, Kak. Sahid lupa ngasih tahu Kakak. Insya Allah mulai sekarang Fattah akan jadi bagian dari kita. Fattah gabung jadi anggota Rohis."

"Ma syaa Allah. Alhamdulillah, semoga istiqomah, ya, Fattah. Kalau gitu, silakan gabung dengan yang lain untuk bersih-bersih. Sahid, tolong bagi lokasi yang benar, yah," ujar Alvin.
***

Di saat anggota Rohis Putra lainnya membersihkan halaman masjid bagian kanan dan ruang Putra. Fattah memilih untuk mendekati anggota Rohis Putri karena ternyata ada Jamilah yang sedang menyapu halaman.

Fattah melangkah secara perlahan ke arah Jamilah. "Hai Jamilah," ujar Fattah.

Ketua Rohis Putri pun membalikkan badannya. Ia terkejut karena di hadapannya ada pemuda yang telah berani mengatakan suka pada dirinya.

Sekolah SMA Za-Za [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang