Beberapa hari selama di Jakarta, pemuda penyuka bubur diaduk itu menghabiskan waktu liburannya dengan baik. Ia menghafal ayat-ayat Al-Qur'an dan mempelajari buku-buku tentang islam.Maryam, kakak Fattah yang juga ada di Jakarta, sering mendapati pemandangan adiknya yang sedang menghafal ayat-ayat Allah dengan lantang.
Perempuan bernama lengkap Maryam Zakriyah itu mendekati Fattah yang sedang berbaring di atas tempat tidur dengan wajah ditutupi juz 'amma.
"Dek, udah hafal berapa ayat?" tanya Maryam.
Fattah terkejut mendengar suara Maryam yang datang tiba-tiba. Ia menyingkirkan juz 'amma dari pandangannya dan bangun.
"Kenapa nanya gitu?" tanya Fattah.
"Yah, Kakak cuma mau ngasih tahu cara menghafal yang cepat!" ungkap Maryam.
"Hem.. Mayanlah, Kak! Ngomong-ngomong, kenapa sih, lu bisa hafal sampai tiga puluh juz? Gara-gara suka sama kak Yusuf, yah?" ujar Fattah.
"Semabarangan, kamu! Kakak aja kenal dan nikah sama kak Yusuf itu udah wisudah tiga puluh juz, Dek! Kakak sadar, di dunia ini nggak bisa memberikam banyak kebahagiaam untuk ayah dan almarhumah ibu, untuk itu, Kakak mau menghafal Al-Qur'an untuk bekal kakak dan Kakak ingin memberikan hadiah mahkota untuk ayah dan ibu di akhirat nanti," tutur Maryam.
"Aduh, alasannya bikin nyali gue ciut!" ujar Fattah.
"Kemu ngehafal karena suka sama akhwat?" tanya Maryam.
"Bukan ngehafalnya yang karena cewek. Tapi, masuk rohisnya!" ungkap Fattah.
"Siapa namanya? Terus, dia juga suka sama kamu?" Maryam penasaran.
"Boro-boro suka! Bawanya cemberut mulu kalau ada gue! Namanya Jamilah, cantik, Kak. Kayak lu! Eh, masih kalah cantik lu mah, sama Jamilah. Haha!" Fattah terkekeh.
"Wanita sholihah, nggak akan menampakan senyumnya pada laki-laki ajnabi, laki-laki yang bukan mahromnya. Jadi, wajar saja kalau dia cemberut atau berekspresi datar. Kakak pesan, kalau sayang. Doakan dia, jangan pernah ajak dia untuk pacaran atau maksa supaya dia respon kamu," ujar Maryam.
"Duuuh! Iyaaaa, iyaaaa, Ustadzah! Jadi, mana tips menghafal yang cepatnya?" tanya Fattah.
"Ada syaratnya!" ujar Maryam.
"Duh, sama adik aja pakai syarat segala! Pelit bener lu, Kak," pekik Fattah.
"Yah udah, kalau nggak mau. Kakak mau ke kamar aaah," ujar Maryam yang hendak bangkit dari duduknya.
Fattah menarik tangan kakaknya, memaksa Maryam untuk tetap diam. "Ya udah! Gue mau penuhin syaratnya! Apaan?" tanya Fattah.
"Lakukan sholat lima waktu. Bila perlu, tambahkan sunnah duha, hajat dan tahajud. Baca ayat-ayat yang mau kamu hafalkan selepas sholat. Satu ayat, minimalnya harus empat puluh kali kamu baca berulang. Kalau kamu sholatnya masih bolong-bolong, nanti nggak akan nyangkut hafalan itu ke ingatan kamu. Terus, baca hasil hafalan yang sudah kita ingat dalam setiap sholat," tutur Maryam.
"Cuma itu aja syaratnya?" tanya Fattah.
"Yah, terus mau apa? Cuma itu aja, tapi kamu jarang ngelakuin! Nggak kasihan sama ayah! Punya yayasan dan lembaga-lembaga di bidang islam. Tapi, anak bungsunya nakal, kayak kamu!" ujar Maryam.
"Nggak usah curhat, Kak! Nih, gue lagi mau bebenah diri!" ungkap Fattah.
Setelah memberikan beberapa motivasi hafalan qur'an pada adiknya. Maryam keluar dari kamar Fattah dan pergi ke ruang kerja Zain.
***'Tok..Tok..Tok..' suara ketukan pintu.
"Assalamu'alaikum, Ayah," ujar Maryam.
Terdengar suara Zain dari dalam. "Masuk aja, Nak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekolah SMA Za-Za [END]
Novela Juvenil"Percayalah, Takdir Allah yang Terbaik" Gue Fattah, lahir dan besar di Jakarta. Orang bilang gue termasuk dalam kategori bad boy! Sorry, gue nggak paham tentang bad boy itu. Gue cuma nggak suka ngelihat orang sok jagoan dan nggak bisa nahan diri unt...