Fall For His Trap 1 (KaoxEarth)

1.5K 125 16
                                    

I THOUGHT I HATE IT BUT...

Kao POV

Akhirnya... Kedamaian...

Aku merebahkan tubuhku di atas karpet tebal dan mendesah nikmat karena akhirnya aku bisa beristirahat.

Workshop ini akan membunuhku jika Earth belum membunuhku dengan omelannya.

Kepalaku berdenyut menyakitkan dan aku mengangkat tanganku untuk menutupi wajahku agar aku bisa tidur sejenak.

Seharian ini aku sangat lelah. Workshop 8 jam setiap hari menyita semua energiku dan sudah hampir seminggu ini aku tidak enak badan. Menghadapi perilaku antik Earth saat badanku tidak fit, semakin cepat menguras cadangan tenagaku.

Dalam gelap aku memikirkan couple on screen-ku itu dan kelakuan hyperactive-nya. Aku punya adik yang masih kecil dan menangani Earth hampir sebanding atau bisa dibilang lebih melelahkan.

Earth selalu memiliki hal untuk dibicarakan. Saat jeda shooting, dia akan menggoda Boun, Fluke atau Prem. Dia akan menjahili para kru dan berjalan kesana kemari.

Di awal pertemuan aku kira dia adalah orang yang sombong dan menjaga jarak. Maklum saja, Earth sudah lebih dahulu terkenal. Dan aku hanya aktor yang baru menginjakkan kaki di dunia ini.

Namun begitu mengenalnya, saking cerewetnya Earth menyedot semua energiku seperti vampire.

Ya... Vampire.

Lagipula warna kulitnya yang begitu putih hampir seperti transparan itu terlalu indah untuk seorang pria bukan?! Dan karena warna kulitnya itu, bibir merah mudanya itu nampak begitu menggoda setiap kali kami harus berakting dengan wajah berdekatan.

Aku benar-benar kewalahan menghadapinya yang seolah tak pernah kehabisan energi.

Earth POV

"P'Moun... Apa kau lihat P'Kao?" tanyanya pada pria chubby yang melewatinya,

"Kao? Mai a~ Apa dia tak ada di studio? Sudah coba coffee shop? Atau mungkin dia ada di ruang istirahat..."

"Aku sudah melihatnya disana. Dan tak menemukannya... Aku sedikit khawatir..."

"Alai na Nong? Aku yakin Kao pasti ada di suatu tempat... Mungkin dia keluar untuk makan siang di luar..."

P'Moun menepuk pundakku pelan sebelum akhirnya meninggalkanku berdiri di tengah lorong.

Aku begitu yakin dia nampak berbeda dari biasanya pagi ini. Belum lagi, dia terus melakukan kesalahan saat proses reading. Aku sempat menyentuh tangannya saat kami harus akting berdua tadi dan aku merasa badannya sedikit lebih hangat.

Dengan penuh tekad aku memulai kembali penjelajahanku untuk mencari keberadaannya. Tas plastik di tangan kananku berayun pelan saat aku melangkah pergi.

***

Setelah berkeliling di 2 lantai kantor Wabisabi barulah aku menemukannya. Rasanya kakiku sudah sangat lelah karena berkeliling mencarinya. Tapi jika aku sudah berniat melakukan sesuatu, aku harus melakukannya sampai selesai.

P'Kao bersembunyi di salah satu ruang meeting yang tak terpakai. Semua lampunya mati dan hampir saja aku tak melihatnya saat membuka ruangan itu. Namun saat aku hendak menutup pintu aku melihat sepasang sepatu di bawah meja yang membuatku curiga.

Dan benarlah... Saat aku berjalan mengitari meja rapat aku bisa melihat dirinya yang berbaring di atas karpet tebal ruangan itu.

Walau AC menyala tapi keningnya nampak berkeringat.

CAST STORY of Until We Meet Again Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang