Possessive Owner 2

1.5K 118 5
                                    

His Calming Hand

Boun POV

Shiaaaa... Tenanglah Boun... Kau sudah berlatih! Ini hanya sebuah scene pendek... Kita sudah berulang-ulang berlatih adegan ini... Kau bisa!! Kau harus bisa!!

Tanpa kusadari tanganku sedikit bergetar dan aku menyatukan keduanya di atas pangkuanku seolah aku sedang berdoa.

Aku sudah bersiap dalam celana renangku dan jaket club. Cuacanya cukup hangat tapi aku bisa merasakan badanku menggigil. Bukan karena dingin tapi lebih karena kegugupan yang menguasai diriku.

"P'Boun... Khun sbay di mai?"

"Aw... Prem!"

Kulihat dia berjalan mendekatiku yang duduk sendiri di tribun, memandang ke bawah ke arah kolam renang yang memanjang. Permukaannya yang tenang justru membuatku semakin panik.

"Apa kau gugup?" tanyanya sambil duduk di sampingku,

"Sedikit..." kataku mengakui.

Bisa kurasakan matanya menatapku intens, mungkin sedikit terkejut karena aku berani mengakui kegugupanku.

Kenapa aku harus takut mengakuinya? Ini Prem... Ini hanya Prem. Dia mungkin akan mentertawakanku tapi dia takkan menggunakan fakta ini untuk merendahkanku.

"Kau sudah banyak berlatih Phi... Cai yen yen khon!" katanya sambil merangkul pundakku dan sedikit meremas lengan atasku untuk meyakinkanku,

"Aku sedang berusaha..." sahutku sambil tersenyum lemah ke arahnya,

"Boun... Kau sudah siap? Sebentar lagi giliranmu dan Dean! Mereka masih menyiapkan kamera..." P'Moun berteriak dari bawah,

"Kh... Khrap Phi!"

"P'Boun..." entah kenapa dia menyebut namaku dengan suara lembut itu. Mungkin karena dia mendengar aku tergagap. Mungkin karena dia merasakan gemetar tubuhku meningkat menyadari waktuku tinggal sedikit.

Kurasakan dia menyelipkan lengannya di bawah lenganku. Prem menarik tanganku yang bersatu dan memisahkannya. Dengan perlahan menyelipkan tangannya di antara kedua telapak tanganku yang terkatup dan menggenggam tanganku dengan erat.

Kedua lengannya seolah sedang memeluk lenganku. Dan aku bisa merasakan panas tubuhnya menguar di antara tubuh kami yang kini menempel satu sama lain. Dengan ajaibnya, gemetaranku berkurang dan jantungku yang berdetak kencang kini sedikit melambat.

"Lihat Phi... Tanganmu tak lagi bergetar dan sudah tidak dingin seperti es... Apa ini berhasil?" tanyanya sambil tersenyum dan menatapku dalam jarak pendek,

"Uhn... Khob khun na..." sahutku pelan, terlalu terkejut untuk berpaling,

"Di maaak le ya..." senyumannya seolah membuatku lupa akan segala hal.

Bibir tebal yang kini sedang tersenyum padaku. Pipinya sedikit terangkat membuatnya terlihat lebih chubby. Matanya lurus menatapku.

"Meng pei nai?" tanyaku saat kurasakan dia hendak berdiri dan melepas tangannya,

"Aku akan bersiap di posisiku Phi..." sahutnya,

"Nanti... Aku masih membutuhkannya sebentar lagi!" sahutku, menariknya untuk kembali duduk,

"Urrr..." dia nampak berpikir sebentar, menatapku dan tangan kami yang terjalin, kemudian akhirnya menganggukkan kepala padaku, "Uhn... Ke dai! Kau boleh menyerap semua tenaga positif dariku Phi!"

"Bagaimana jika tenaga positifmu habis untukku semua?" tanyaku sambil tersenyum,

"Maka aku akan makan siang lebih awal..." sahutnya sambil tertawa, "Sepertinya aku mengingat sesuatu yang lucu..."

CAST STORY of Until We Meet Again Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang