Two People

1.9K 156 5
                                    

a/n: this was kind of an epilogue. bet y'all going to love this. and i'm sorry, i took two stories down, babysitter and whoever he. i'll edit both books and will republish it when i'm ready.










Sifra Lee

Aku tidak percaya ini.

Aku mencoba untuk bersikap biasa-biasa saja, tidak boleh tegang. Mama bilang bahwa seorang wanita yang akan menikah itu harus terlihat santai dan tidak boleh overreact. Tapi aku tidak bisa! Semua wanita juga pasti akan bersikap seperti diriku.

Panas dingin mulai menjalar ke seluruh tubuhku. Astaga. Aku benar-benar gugup. Hari ini adalah hari di mana aku dan Jungkook akan mengucapkan janji suci untuk satu dan selamanya. Gaun pernikahanku sungguh berat dan seluruh tamu undangan yang akan menyaksikan pernikahan kami bahkan tidak bisa di hitung. Ribuan. Papa ingin aku untuk ikut mengundang seluruh raja dan ratu serta pangeran atau putri dari negara lain.

Sewaktu kecil, aku tidak pernah disekolahkan seperti anak-anak lainnya pada umumnya. Papa membuatku harus belajar di rumah—di istana. Yep, homeschooling. Jadi, teman-temanku tidak terlalu banyak. Namun, saat memasuki dunia perkuliahan, aku pergi ke Spanyol dan kuliah di UAM hingga aku lulus. Bisa di bilang, banyak temanku dari sana, dan aku mengundang semuanya. Termasuk mantan kekasihku, Itzan.

Oke, Sifra, tenangkan dirimu. Jangan panik. Jangan panik. Aku meyakinkan diri sendiri.

Aku tahu bahwa saat aku membuka pintu nanti, aku akan melihat Jungkook yang sedang menungguku di altar pernikahan. Lalu kami akan mengucapkan janji suci, sehidup semati.

"Mama sudah bilang, jangan panik." Mama mengusap bahuku. "Kau sudah siap sekarang?"

Aku menggeleng, "a-aku tidak tahu. Rasanya, jantungku seperti ingin keluar dari tempatnya. Aku gugup. Aku takut aku akan mengecewakan semuanya, termasuk Jungkook."

Mama tersenyum padaku. "Sifra, memang itu yang dirasakan oleh para calon pengantin. Itu namanya demam pernikahan. Kau gugup, itu masalah biasa. Mama sempat merasakan hal itu juga, kau tahu. Tapi mau tidak mau, kau harus melakukannya. Jungkook sudah menunggumu di altar."

"Ma—"

"Wow, cantik sekali dirimu, tuan putri," Komandan Im Hyera memasuki ruangan. "Apakah Anda sudah siap? Saya yakin, pasti Tuan Jungkook akan semakin jatuh cinta saat melihat Anda begitu cantik seperti ini."

Aku tersenyum. Tapi hal itu tidak membantu mengurangi kegugupanku.

"My gosh, Princess Sifra, you're shaking," ujar Komandan Im Hyera lagi saat melihat tubuhku gemetar.

"I know. I can't help it." Aku menggigit bibirku.

Mama menghampiri kami berdua. "Yang Mulia—"

"Im Hyera, tolong Anda buat Sifra lebih tenang, ya."

Hari ini, Komandan Im Hyera yang akan menjadi bridesmaid untukku. Hanya dia dan satu-satunya. Bersama dengannya dan juga Mama telah membuatku sedikit lebih tenang. Karena aku tahu, keduanya telah melewati hal ini sebelumnya.

Komandan Im Hyera berbisik, "jangan khawatir, tuan putri. Tuan Jungkook tidak akan melarikan diri, kok." Godanya.

"Aku tidak khawatir jika dia berubah pikiran. Yang aku khawatirkan adalah aku takut jika aku terjatuh atau salah mengucapkan namanya atau apapun itu. Kau tahu bahwa aku sering mengacaukan segalanya, bukan?"

NOTRE DAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang