[021]

1.7K 198 9
                                    

Berjalan memasuki istana telah membuatku teringat pada pertama kali aku datang kemari. Semuanya terasa familiar bagiku.

Seorang penjaga memberhentikan langkahku. "Tuan Jeon Jungkook?"

"Ya?"

"Anda sudah di tunggu di Guest Room."

"Oleh siapa?"

Si penjaga tidak memberikan jawaban. Aku menghela napas dan segera berlari menuju Guest Room. Padahal niatku pertama kali sampai disini, aku ingin menemui Sifra dan meminta maaf padanya karena telah mengingkari janjiku.

Aku membuka pintu dan melihat—oh wow, ada apa ini? Seluruh peserta ada disini? Termasuk Jo Kyungseok juga? Dua puluh enam peserta berkumpul disini, di Guest Room. Tapi ada apa?

Jung Jaehyun yang pertama kali menarik tanganku. Ia mencubit pipiku dan merangkul bahuku, "ah, aku tahu bahwa selama ini memang kau."

"Huh? Apa?"

"Putri Sifra akan mengumumkan pertunangannya esok hari. Salah satu dari kita. Maka dari itu, dia mengundang seluruh peserta untuk hadir dan menyaksikan pertunangannya."

"Kau serius?"

Jo Kyungseok bergantian merangkulku. "Jungkook-ah, maafkan aku telah menyebarkan berita yang tidak benar mengenai dirimu. Aku menyesal. Maaf, ya."

"Tidak apa-apa. Itu wajar. Kita saling bersaing disini untuk mendapatkan hati Putri Sifra, jadi wajar sekali jika kau berusaha menjatuhkan namaku."

Jadi, Sifra telah mengumumkan bahwa sayembaranya selesai? Dia melakukannya ketika aku tidak ada di istana? Apakah itu artinya dia tidak peduli dengan kehadiranku disini? Dia telah menentukan pilihannya, bukan?

Dan orang itu . . . bukan aku.

"Mari rayakan ini dengan bergembira bersama. Mari meminum soju sebanyak-banyaknya!" Usul Park Jimin.

Aku melihat Kim Taehyung di ujung sana. Ia tampak biasa-biasa saja. Seperti ia sudah tahu bahwa ia yang akan memenangkan sayembara ini di akhir. Mungkin memang benar apa yang diucapkannya bahwa dirinya pantas bersandingan dengan Sifra. Mereka sama-sama berasal dari kasta atas, dan aku tidak ada apa-apanya untuk dibandingkan dengannya.

Selama setengah jam aku berpesta dengan seluruh peserta, kini aku pergi menuju ruanganku. Kamarku. Ah, aku merindukannya. Aku rindu ranjangnya yang empuk dan nyaman.

Ketika aku masuk, aku menatap seluruh sudut ruangan. Masih sama seperti yang kutinggali seminggu yang lalu.

Kemudian, aku melihat ada beberapa kertas di atas mejaku. Surat dari siapa ini?

November 11th. 04:32 p.m.

Jungkook,

Sudah tujuh jam lamanya semenjak kau pergi. Dan sudah kali aku mulai pergi ke kamarmu untuk bertanya bagaimana harimu, apakah kau tidur dengan nyenyak—tapi kemudian aku mengingat bahwa kau tidak ada di sini. Aku sudah terbiasa denganmu, dengan kehadiranmu dalam hidupku. Aneh sekali ketika aku berada di Guest Room dan kau tidak ada di sana. Aku hampir saja menelepon beberapa kali, tetapi aku tidak ingin tampak posesif. Aku tidak ingin membuatmu merasa terkekang. Kupikir, seiring waktu, kau dapat merasa lebih bebas, dan aku tidak ingin merusak kebebasan itu. Ah, aku harus mengalihkan perhatianku sampai sampai kau kembali.

NOTRE DAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang