Saat pagi hari, Notre Dame bangun lebih dulu dari pada aku. Kemudian, ia membelai rambutku dan berbisik, "Jungkook, bangun. Kita harus segera keluar dari sini."
"Huh?"
"Pintu ini otomatis. Jika kita tidak keluar sekarang, maka pintunya akan terkunci selama 48 jam."
"Oh, begitu?" Aku langsung berdiri dan ingin mencari pakaianku. Tapi kemudian, aku merasakan sakit yang amat sangat mulai mendera bagian punggungku. Astaga, menyusahkan saja.
Notre Dame bertanya, "kau tidak apa-apa?"
"Punggungku."
"Pakaianmu sudah kering. Walau dipenuhi noda darah, tapi setidaknya kau bisa memakainya terlebih dahulu. Sangat tidak mungkin sekali untukmu keluar tanpa memakai baju seperti ini."
Aku mengangguk. "Iya,"
"Kau bisa berjalan?"
"Aku laki-laki, Notre Dame. Meski aku terkena luka tembak seperti ini, aku masih sanggup untuk menggendongmu."
"Tidak. Jalan cepat!"
Aku terkekeh. "Baiklah, Princess."
"Don't call me princess."
"Lantas aku harus memanggilmu apa, dong?" Tanyaku frustrasi. "Kau tidak mau di panggil princess atau Tuan Putri."
"Aku ingin di panggil Notre Dame."
"Tapi kau bukan Notre Dame."
"Aku adalah Notre Dame. Untukmu." Mendengar itu, aku mengecup bibirnya tanpa seizinnya. Notre Dame terkejut dan ia berdiri ditempatnya. Tubuhnya kaku dan ia melempar pandangannya—menghindariku.
Aku bertanya, "kau tidak apa-apa? Ah, aku sudah lancang menciummu, Notre Dame. Maaf."
"Why didn't you kiss me last night? I was waiting for it."
Tunggu—Notre Dame menungguku untuk menciumnya tadi malam? Astaga, jika aku tahu, aku akan menghujaninya dengan beribu-ribu ciuman tanpa henti.
Ah, bodohnya kau, Jeon Jungkook.
Aku menggenggam tangan Notre Dame, "I'll kiss you later. I'll kiss you when we're finally alone, in my room." Ujarku. "Maaf, ya. Aku tidak tahu jika kau menantikan ciuman dariku."
"Aku akan meminta Kim Taehyung menciumku saja."
"NO! Your lips are mine."
Notre Dame tertawa. "Oh, begitukah? Sekarang kau sudah berani ya, ternyata. Saat awal kita bertemu, kau terlihat sangat malu-malu padaku. Tapi apa sekarang?"
"Itu karena di awal aku masih belum yakin apakah aku menginginkan untuk terus mengikuti ajang sayembara ini atau tidak."
"Sekarang, kau sudah yakin?"
"Ya. Sangat. Aku akan memenangkan hatimu, percayalah."
Ketika kami sudah keluar dari ruangan bawah tanah, banyak sekali penjaga yang berhamburan memenuhi kami. Mereka bertanya mengenai keadaan Notre Dame. Notre Dame menjelaskan bahwa ia baik-baik saja dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Sementara, Notre Dame menyuruh salah satu penjaga untuk membantuku berjalan hingga ke Guest Room. Para penjaga merasa bersalah karena tidak bisa menghindari adanya perlawanan musuh yang datang secara tiba-tiba ini.
Untungnya, tidak ada satupun peserta yang terluka. Hanya aku saja yang terkena tembak, tapi tidak apa-apa. Setidaknya aku berkesempatan untuk bersama dengan Notre Dame. Hanya kami berdua.
![](https://img.wattpad.com/cover/204383244-288-k144067.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NOTRE DAME
FanfictionDari 52 peserta yang ada, Putri Sifra harus menentukan dan memilih satu orang saja yang pantas untuk bersamanya dan menjadi suaminya. Akankah dia berhasil menemukan cinta sejatinya? STARTED: November 26th, 2019. FINISHED: January 6th, 2020. © 2019, ...