[011]

1.8K 218 5
                                    

Setelah Notre Dame pergi, aku berniat untuk kembali ke guest room. Namun langkahku terhenti ketika ada seseorang yang menahan tubuhku. Tangannya berada didadaku. Aku menatap matanya dan bertanya, "ada urusan apa?"

"Jeon Jungkook?"

"Ya."

"Jadi kau yang diberitakan oleh Jo Kyungseok mengenai kedekatanmu dengan Putri Sifra?" Tanyanya.

Aku mengangguk. "Aku memang Jeon Jungkook. Tapi untuk permasalahan kedekatanku dengan Putri Sifra, kurasa itu bukanlah urusanmu. Siapapun yang memberitakan hal yang tidak benar mengenai diriku dan Putri Sifra, aku tidak peduli."

Ia menyilangkan tangan di dadanya. "Cukup tangguh nyalimu. Kau tahu siapa aku?"

"Kim Taehyung dari Daegu, si model Gucci dengan bayaran termahal di dunia?"

"Ternyata kau punya otak,"

"Aku tidak ada waktu untuk bicara denganmu, jadi"—aku mengisyaratkan Taehyung untuk menyingkir—"jangan menghalangi jalanku."

Taehyung berdecih, "kau tahu mengapa aku menghampirimu disini?" Aku tidak menggubris. "Itu karena aku ingin memperingatkanmu bahwa kesempatan yang kau miliki itu sangat kecil untuk memenangkan ajang sayembara ini. Mundur sebelum terlambat."

"Mengapa aku harus melakukan itu?"

"Agar kau tidak malu." Ujarnya. "Lebih baik kau kembali kerumahmu, ke kampung halamanmu, hiduplah dengan keluargamu atau kekasihmu atau siapapun itu—aku tidak peduli. Sebelum kau menanggung malu yang sangat besar di akhir nanti. Kusarankan untuk pergi."

"Kau yakin bahwa Putri Sifra akan memilihmu?"

"Aku tampan, aku kaya, uang dan hartaku berlimpah."

"Putri Sifra adalah seorang putri semata wayang Raja Lee Jumyeon. Persoalan uang atau harta, kurasa itu bukan lagi menjadi masalah baginya. Putri Sifra telah memiliki segalanya. Putri Sifra berasal dari kasta pertama—kasta tertinggi di Korea. Putri Sifra bisa menjamin kehidupan keluarganya hingga tujuh turunan berikutnya tanpa harus menikah denganmu."

Kim Taehyung mengangguk, "ya, kau ada benarnya juga. Tapi aku akan mengatakan ini satu kali dan dengarkan aku baik-baik. Leave or you will never see the sun for the rest of your life." Setelahnya, ia pergi meninggalkanku sendirian.

Sungguh, ancamannya tidak menakutkan. Justru aku semakin bertekad untuk membuktikan kepadanya bahwa aku pantas untuk memenangkan hati Notre Dame. Siapapun juga pantas. Siapapun punya kesempatan yang sama. Tapi, untuk urusan siapa yang akan menang, itu semua tergantung pada pilihan Putri Sifra.

Aku kembali keruanganku.

Aku di sambut oleh kedua asistenku, yaitu Jung Hyein dan Park Hyunhee. Keduanya bertanya padaku apa yang ingin kulakukan untuk sekarang. Aku menjawab bahwa aku hanya ingin ketenangan dan kesunyian.

Mereka berdua mengerti dan mulai meninggalkan ruanganku. Kini, aku kembali sendiri. Aku memikirkan tentang presentasi berkelompok yang akan dilaksanakan pada minggu depan. Apa yang harus kupersiapkan untuk presentasinya? Materi apa yang akan kubawakan?

Aku mengerti bahwa presentasi ini bukan untuk main-main, karena akan disiarkan langsung dari istana untuk di tonton oleh berjuta-juta manusia penduduk Korea—ataupun di luar Korea. Ajang sayembara ini telah menarik simpati masyarakat luas, sehingga mereka lebih mengantisipasi dan memilih peserta favorit mereka.

Aku mengambil ponsel yang sudah disediakan dari pihak Kerajaan. Ponsel itu bukan sembarang ponsel yang bisa kugunakan untuk kepentinganku sendiri. Tidak. Segala aktifitas yang kulakukan pada ponsel itu akan berpengaruh pada server Kerajaan, termasuk riwayat pencarian. Jadi, aku tidak bisa sembarang memakai ponsel ini.

NOTRE DAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang