[017]

1.6K 189 12
                                    

Pukul 11:11 p.m. aku mengirimkan sebuah surat pada Notre Dame. Aku ingin bertemu dengannya sekarang juga, karena ini begitu penting. Aku tidak ingin bertanya pada Jaehyun, karena aku ingin tahu langsung dari Notre Dame alasan yang sebenarnya mengapa dia memulangkan 11 peserta secara tiba-tiba seperti ini.

Tepat pukul 11:30 p.m., Notre Dame bertemu denganku di Guest Room. Ia tersenyum pertama kali, dan aku menyambutnya dengan sebuah pelukan hangat. Astaga, sudah lama sekali aku tidak bertemu dengannya.

"Ada apa, Jungkook?"

"Kau memulangkan 11 peserta?" Notre Dame bungkam. Bisa kupastikan bahwa ia memang memulangkan mereka. "Tapi kenapa? Ini begitu mendadak, Notre Dame."

Notre Dame menggenggam tanganku. Ia menatapku lurus. "Jungkook, aku tidak tahu pasti apa yang kulakukan ini benar atau salah, tapi aku melakukan ini karena aku ingin menyelesaikan semuanya secepat mungkin." Ujarnya. "Ini terlalu tiba-tiba dan begitu mengejutkan. Bahkan aku juga terkejut mengapa aku tiba-tiba melakukan itu."

Aku menunduk. Notre Dame lanjut berbicara, "tapi selama aku melakukan perjalanan bisnis bersama dengan Papaku, aku baru sadar bahwa sebenarnya aku tidak bisa tanpa dirimu. Aku membayangkan jika seandainya kau pergi dan kita tidak akan pernah bertemu lagi—aku akan kacau, Jungkook. Aku tidak ingin hidup tanpamu."

"Notre Dame—"

"Kim Taehyung begitu manis sekali. Hampir setiap hari dia mengirimkan surat berisikan puisi untukku. Dia begitu perhatian juga. Dia selalu mengunjungiku diruanganku, hampir setiap hari," oh, aku tidak tahu mengenai hal itu. "Kim Taehyung punya caranya sendiri untuk membuatku senang. Namun, aku tidak butuh itu, Jungkook. Aku ingin seseorang yang mampu mengerti diriku dan keadaanku."

"Semenjak kau mengatakan apakah ada kemungkinan kita akan bersama—aku memikirkan itu. Aku membayangkan masa depan bersamamu, Jungkook."

Aku mengangguk. "Then why did you do that, Notre Dame? Kau memulangkan 11 peserta secara langsung. Hanya tersisa aku, Park Jimin, Jung Jaehyun dan Kim Taehyung sekarang."

"I like you, I thought you could tell."

Apa? Notre Dame menyukaiku?

"Tell me you love me, Jungkook. Please. Tell me that you want to be mine alone,"

Aku membasahi bibirku. "I can’t be yours alone with all the other boys here." Ujarku.

"And I can’t send them home until I’m sure of your feelings."

"Kau begitu dekat dengan Kim Taehyung. Kau membuatnya berharap lebih darimu, Notre Dame. Aku berpikir bahwa kalian berdua itu cocok, sebenarnya. Namun aku menepis pemikiran itu."

Notre Dame mengangguk, "ya, aku tahu itu. Tapi, aku ingin mengatakan satu hal padamu. "I can’t tell you he means nothing. I can tell you that you mean more, Jungkook. Sejak pertama kali aku bertemu denganmu, aku tahu bahwa kita memiliki chemistry yang bagus." Katanya. Lalu, Notre Dame menaruh lengannya pada leherku. Bibirnya menyapu bibirku dengan lembut. "Aku ingin dirimu, Jungkook."

"I want you too."

"Tell me you love me."

"Notre Dame—" kalimatku terpotong ketika ada suara tembakan yang begitu nyaring bunyinya. Aku terkejut. Terlebih lagi ketika suara tembakan itu semakin dekat. Aku segera membawa Notre Dame berlari pergi meninggalkan Guest Room.

Para penjaga dan seluruh peserta, bahkan raja dan ratu keluar dari ruangan mereka untuk melindungi diri.

"Sifra!" Aku mendengar nama Notre Dame di panggil oleh sang raja. "Amankan dirimu, masuk ke dalam tempat persembunyian. Sekarang!"

NOTRE DAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang