[001]

4.3K 306 19
                                    

This story will be in Jungkook's Point of View.

-

Seluruh berita di televisi mengabarkan bahwa Raja dan Ratu tercinta kami mengumumkan tentang adanya perencanaan sayembara menemukan suami untuk Putri semata wayang mereka. Hal ini langsung menjadi topik pembahasan di seluruh penjuru Korea, bahkan dunia. Pasalnya, sayembara ini dilakukan pertama kali dalam sejarah kerajaan Korea.

Aku, yang baru saja kembali setelah bekerja seharian di studio musik, langsung dikejutkan oleh Ibu yang berteriak histeris, serta Kakakku dan Ayahku yang menggelengkan kepalanya penuh keheranan.

"Jungkook-ah, ini kesempatan emas untukmu."

"Ne?" Aku masih tidak mengerti dengan apa maksud Ibu. "Kesempatan emas?"

Ibu mengangguk. "Raja dan Ratu menggelar acara sayembara untuk menemukan lelaki yang tepat untuk Putri mereka. Bayangkan jika kau yang terpilih, kau akan menjadi bagian dari keluarga kerajaan. Kau akan menaikkan derajat keluarga kita, Jeon Jungkook!"

Aku menghela napas. "Ibu, aku lelah."

"Jungkook, pendaftaran sayembara ini akan di tutup dalam 24 jam."

"Lantas? Mengapa Ibu ingin aku untuk ikut sayembara itu? Mengapa tidak Junghyun Hyung saja, sih?"

Junghyun Hyung membalas kalimatku, "aku cukup tua untuk sang Putri. Tidak pantas. Lagipula, dalam pendaftaran sayembara itu terdapat ketentuan khusus, yaitu berusia 17 tahun hingga 25 tahun. Usiaku sekarang sudah menginjak 29 tahun."

Aku kembali menghela napas. "Aku sepertinya tidak berminat untuk mengikuti acara pemilihan suami seperti itu, Bu. Lagipula, aku punya apa untuk menikahi seorang Putri kerajaan? Di luar sana, ada banyak Pangeran yang ingin menikahinya, atau mungkin, dia sudah memiliki kekasih atau calon suami pilihannya sendiri."

"Jika demikian, acara sayembara ini tidak akan di gelar, Jungkook-ah." Ibu memutar bola matanya. "Seluruh laki-laki seusiamu di daerah rumah kita telah mendaftarkan diri mereka, Jungkook-ah."

"Dan kesempatan untukku menang sangatlah kecil."

"Setidaknya kau mencoba,"

Aku menutup mata. "Aku ingin membersihkan diriku terlebih dahulu, Bu. Mari bicarakan ini nanti saja jika suasana hatiku baik."

Aku meninggalkan Ibu di ruang tamu, dan aku memilih untuk pergi kekamarku. Kukunci pintunya, kemudian aku berbaring diranjangku. Aku menutup mata dan menghela napas berkali-kali. Berita tentang sayembara itu memang sudah tersebar luas. Siapapun pasti tertarik untuk mencoba mendaftarkan diri.

Namun aku tidak tertarik sama sekali. Ibu bilang, jika aku ikut dan aku menang, ini adalah kesempatan emas untukku menaikkan derajat keluargaku, derajat marga Jeon. Tentu saja hal itu menarik, untuk Ibu—tapi tidak untukku.

Keluargaku itu, jika dilihat menurut kasta, aku berada pada kasta ke-lima dari tujuh kasta yang ada di Korea. Nomor dua dari bawah. Sudah terbukti betapa kekurangannya keluargaku. Namun, karena aku sudah besar, usiaku sekarang sudah menginjak 22 tahun, aku membantu Ibu dengan bernyanyi di kafe, mengambil pekerjaan paruh waktu setiap harinya, dan Junghyun Hyung menjual buah bersama dengan Ayah.

NOTRE DAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang