Part 36

12.2K 474 12
                                    

Perum. Andara Jakarta

Permasalahan hidup selalu datang silih berganti. Dengan ketabahan, ketegaran, dan kesabaran Stella yang selama ini hadapi, kini terbayar sudah. Di hari lahirnya, di hari specialnya, ia mendapatkan banyak kejutan dan hadiah dari suaminya. Hadiah yang begitu besar dan mewah. Semalaman ia tidak bisa tidur setelah usai bercinta. Ia hanya memandangi wajah putranya yang terlelap. Karena kehadiran putranya, membawa kebahagian dan membawa rezky untuknya. Stella mengelus kepala putranya dengan lembut, kedua matanya berkaca-kaca. Di dekapnya dengan erat putranya dan di ciumi wajahnya.

Setelah puas memandangi wajah putranya, kini ia giliran memandangi wajah suaminya yang terlelap dengan damai dan terlihat puas. Puas sudah membuat syukuran besar untuk istrinya. Dan puas sudah mendapatkan jatah dari istrinya. Ya, puas karena setelah acara syukuran dia langsung mengajak istrinya istirahat. Tentu saja dengan rayuan gombalnya untuk memuaskan Rey juniornya. Stella juga tidak bisa menolak, jika suaminya sudah merayu dan menggodanya. Ia meraba wajah Rey dengan pelan, takut Rey terbangun.

Terima kasih untuk semuanya Rey! Aku sangat menyukai kejutannya. Gumamnya dalam hati. Stella menggigit bibirnya menahan isakannya.

Rey terjaga, seperti ada yang mengelus-ngelus wajah tampannya. Rey membuka kedua matanya, dia melihat Stella sudah menangis. Rey masih terdiam, memandangi wajah istrinya yang entah sejak kapan ia terisak. Rey menghapus air matanya dengan ibu jarinya.

"Kenapa menangis! Apa masih sakit! Apa nggak bisa tidur di rumah baru kita, hum!?"

Stella menggelengkan kepalanya, ia malahan semakin terisak. Rey di buat bingung, lalu mempererat pelukannya dan mengusap kepala Stella untuk menenangkan-nya. Rey tau perasaan istrinya seperti apa? Campur aduk, sedih, bahagia, terharu, semua ada. Stella tertidur, setelah Rey menenangkan-nya, di ciumnya kening istrinya. Lalu Rey melihat putranya, membenarkan selimutnya yang menyingkap. Rey kembali memejamkan kedua matanya, sembari memeluk Stella.

Sinar matahari menyelinap masuk lewat celah kaca jendela. Stella mengerjabkan kedua matanya. Rey masih terlelap, begitupun Reyent masih tidur dengan nyenyak. Ternyata putranya betah menempati rumah barunya. Tidurnya nyenyak, tidak rewel, padahal ini baru pertama kalinya tidur di rumah baru. Semoga saja rumah barunya nyaman untuk putranya dan membawa berkah.

Stella mengambil ponselnya, membuka pesan dari Wiki. Ia semalam ikut menginap juga, tapi pagi sekali tadi buru-buru pamit pulang. Karena Wiki harus bekerja. Berhubung Stella masih tidur, jadi Wiki pamit lewat pesan saja. Stella melepas tangan Rey dari atas perutnya. Lalu ia bersender di kepala ranjang. Stella meringis, merasakan nyeri di bagian selangkangannya. Atau di bagian sensitive-nya merasa ngilu. Semalam Rey sangat brutal saat melakukan-nya. Rey begitu semangat saat menerjang Stella. Sampai Stella sangat kelelahan, tenaganya terkuras. Apa lagi Rey abis minum, jadi semakin panas dan sangat bergairah.

Stella masih asik memainkan ponselnya, ia masih malas mau beranjak bangun. Padahal jam sudah menunjukan pukul sebelas lebih. Tapi Reyent maupun Reyneis masih pada betah tidurnya. Apa Reyent tidak lapar? Tumben sudah siang belum bangun. Stella mencoba membangunkan putranya. Empengnya Stella lepas dengan pelan. Lima menit kemudian Reyent terjaga, dan membuka kedua matanya.

"Meng Mi meng!!!"

"Minum susu dulu ok!"

Stella memberinya susu botol, dan di minum Reyent sampai habis. Lalu Stella membawanya ke kamar mandi. Ia mau mandi sekalian memandikan Reyent. Di letakkan-nya di baby tub, dan di beri mainan bola sama fish. Mainan yang Stella beli waktu di Korea. Reyent berceloteh sembari melempar-lempar bolanya. "Ihs ihs!!!" Stella terkekeh, lalu dengan cepat ia mandi sembari mengawasin Reyent. Stella bernyanyi untuk menghibur putranya. Reyent tertawa dan tepuk-tepuk tangan.

HE'S MY SON ✓ SELESAI [ END ] // SUDAH DI TERBITKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang