🔞Warning🔞
Reyneis Bastian Digantara pria remaja berusia 20 tahun, dia seorang Playboy. Suka gonta ganti pasangan, dia hobby pembalap mobil, pembalap motor, memiliki Club, dan juga Caffe. Kadang juga dia suka photographer jika ada orang yang mau...
Stella dan Reyent saat ini sedang berada di bandara, mengantarkan Rey yang sebentar lagi take off ke Bali. Reyent bermain sama Pio, lari-larian kejar-kejaran. Kadang Reyent duduk di koper dan di dorong sama Pio. Reyent tertawa kegirangan sembari teriak-teriak. Malahan Pio di suruh dorong terus, "yong yum yong," pintanya. Pio pun mendorongnya kesana kemari.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"O'om capek, duduk dulu ya nti O'om dorong lagi!" Reyent merengek agar Pio mendorong kopernya lagi.
"Aaaaa yum yong yong!"
"Iya nanti O'om dorong lagi, Reyent minum dulu pasti haus!" Ujar Pio sembari memberi botol minum. Namun, Reyent menepisnya dan botol jatuh ke lantai.
"Reyent!! Tidak boleh gitu, tidak baik!" Ucap Stella menegur putranya. Wajah Reyent mulai gelap, bibirnya mencebik seperti mau menangis. Di kira Stella memarahinya. Lalu Rey mendekati meraih Reyent dan di gendongnya, di peluknya, diciumnya sembari berbisik.
"Pipi pergi dulu ya, Reyent dirumah sama Mimi, Oma, Tati, O'om, Kakak, dan Ate ok!" Kepalanya di senderkan di bahu Rey. Seolah Reyent sudah tau jika Ayahnya mau pergi jadi dia memasang wajah sedih.
"Pii-Piiii!" Panggilnya.
Rey mengerat-kan pelukannya, sembari menciumi wajah putranya bertubi-tubi. Walau hanya dua hari, tapi Rey berat mau ninggalin putranya. Pesawat sudah mau take off, Rey menyerahkan Reyent sama Stella. Lalu Rey memeluk Stella dan mencium puncak kepalanya.
"Aku pergi ya sayang, baik-baik dirumah ya! Jika ingin pergi ke suatu tempat suruh Dicky atau Beni untuk mengantar!" Stella mengangguk.
"Iya! kamu juga hati-hati jika sudah sampai hubungi aku ya!"
"Yupz pasti! Ya sudah ku masuk dulu ya!" Ujarnya sembari memeluk dan mencium bibir Stella, hanya satu menit. Lalu mencium pipi Reyent.
"Da da da super hero-nya Pipi!"
"Da da dulu sama Pipi!" Titah Stella, Reyent mencebik mau menangis sembari nunjuk-nunjuk memanggil-manggil Ayahnya.
"Pii-Piiii-Mi-Pi-Mi!" Lirihnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.