Part 10

28.6K 987 54
                                    


'Cafe J Holic' tempat bekerjanya Stella sekarang. Stella sudah satu tahun bekerja di Caffe ini. Stella pun sudah mulai nyaman dan betah, di karenakan bosnya baik karyawan lainnya pun pada ramah. Apa lagi Managernya yang bernama Wia sangat baik sama Stella. Kadang jika pulang malam Stella selalu di ajak pulang bareng dengan menaiki mobilnya. Meski Stella sudah menolak berkali-kali merasa merepotkan, tapi tetap saja Wia memaksa untuk pulang bareng. Stella jadi tidak enak menolak ajakannya dan akhirnya ia mau. Stella tidak tau jika Caffe ini milik orang tua Reyneis, andai ia tau Stella pasti ingin ngundurin diri.

Saat ini Stella sedang sibuk melayani Costomer yang baru saja datang. Tiba-tiba Salma sahabat barunya memanggilnya, karena ponselnya berbunyi terus tanda ada panggilan masuk. Mungkin sangat penting. Stella langsung lari dan menerima panggilan telponnya. Salma menggantikan melayani Costomer yang di layani Stella tadi.

"Hallo ibu! Apa terjadi sesuatu sama Reyent?" Tanya Stella dengan perasaan gelisah. Memang sejak pagi masuk kerja hati dia gelisah terus tidak tenang.

"Stella maaf nak jika Ibu mengganggu kamu, tapi ini tentang Reyent. Mendadak demam tinggi nak. Nangis terus sedari tadi. Kamu bisa ijin pulang dulu nak kasihan Reyent?"

"Astaga Reyent demam!"

"Ya nak cepat pulang ya! Ibu tunggu!"

"Ya ibu aku akan segera pulang sekarang!" Lirih Stella dengan mata yang berkaca-kaca.

Setelah mengakhiri panggilannya, Stella buru-buru cuci tangan ganti baju dan masuk keruangan Manager ingin ijin pulang, karena anaknya sakit. Wia pun menginjinkanya. Setelah dapat ijin Stella buru-buru keluar dan memasukan barang-barangnya ke dalam tas. Stella buru-buru berjalan menuju pintu Exit sambil menunduk tidak tau jika di depannya ada orang.

Disisi lain Reyneis sedang berkumpul dengan sahabatnya ingin memberi kejutan pada Adi di hari ulang tahunnya. Merasa jenuh Rey ijin ingin pergi ke ruangan Wia sekedar berbincang sebentar sembari menunggu Dicky menjemput Adi. Sebelum ke Ruangan Wia Rey pergi ke toilet untuk buang air kecil. Berjalan sembari menunduk memainkan phonselnya hingga Rey menabrak seorang wanita, yang di tabrak pun sama-sama tidak meliahat sekeliling fokus dengan isi tasnya. Dan akhirnya kedua manusia itu saling bertabrakan. Rey langsung menangkap wanita itu yang hampir terjatuh. Mengabaikan benda pipih yang berada di genggamannya yang jatuh.

"Maaf! Maaf! Maafkan saya, saya tidak sengaja soalnya lagi buru-buru," ucap Stella masih menundukkan kepalanya.

Kedua netra Rey terbelalak, tubuhnya menegang mendengar suara dan wajah wanita tersebut.

"Stella." Gumam Rey,  namun masih di dengarnya. Kemudian wanita yang di sebut Stella itu mendongak melihat wajah Rey. Stella langsung membeku karena syok.

Deg

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Deg. . .

Reyneis . . . Gumamnya

Stella langsung syok, tubuhnya menegang. Mereka saling menatap wajahnya masing-masing. Rey mengamati mata Stella, begitupun Stella. Wanita itu Stella apa tidak? Dan lelaki ini Reyneis apa bukan. Sahabatnya Rey yang berada di meja belakangnya ikut menyaksikan mereka berdua.

HE'S MY SON ✓ SELESAI [ END ] // SUDAH DI TERBITKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang