Aku tidak mungkin hamil . . . Tidak mungkin . . . . . Hikż ibu . . . .
♧♧
Stella sudah di perbolehkan pulang oleh dokter. Wiki membantu bangun dari tidurnya. Ia akan membawa Stella ke kontrakannya untuk beristirahat dulu. Stella melamun, apa yang akan ia lakukan? Apa ia akan memberi tau kehamilannya kepada keluarga Bapak Ruslan yang sangat baik? Tidak, sepertinya akan ia tutupi tentang kehamilannya ini. Hanya dia dan Wiki sahabatnya yang tau. Tapi perutnya akan semakin membesar, dan keluarga Bapak Ruslan pasti akan tau. Apa ia harus pindah! ngontrak sendiri? Terus apa alasannya nanti? Stella benar-benar di liputi dengan kebingunan.
"Stella ayo kita pulang, lo bisa jalan kan, sudah tidak pusing lagi?" Ujar Wiki membuyarkan lamunan Stella.
"Wiki apa kamu mau membantuku?" Pinta Stella pada Wiki.
"Tentu saja gue akan bantu lo dengan senang hati, tapi lo harus cerita siapa pria brengsek yang sudah menghamili lo di usia muda ini!" Ucap Wiki dengan murka.
Stella memang masih sangat muda, umurnya masih 19 tahun. Lebih muda setahun dari Wiki.
"Ya, aku akan cerita semua nanti asal kamu bisa menutupinya dari keluarga Bapak Ruslan dan Ibu Darmi. Mereka semua sangat baik sama aku, jadi aku nggak mau nambah beban lagi sama mereka. Jadi aku mohon sama kamu, aku butuh bantuanmu." Ungkap Stella sambil menangis.
Wiki pun tak tega melihat kesedihan Stella, lalu ia memeluknya dan ikut menangis juga.
"Gue akan bantu lo Stella, dengan senang hati gue akan membantu lo. Jadi jangan sedih lagi ya, jangan nangis lagi, sekarang kita pulang." Ujar Wiki seraya mengusap air mata Stella.
Kini Wiki dan Stella berada dalam taxi menuju tempat kerjanya.
Sesampai di Restaurant Wiki dan Stella dipanggil Ibu Lingling."Stella bagai mana keadanmu? Apa kata dokter?"
"Saya tidak apa-apa Ibu, cuma masuk angin saja, dan kata dokter maag saya kambuh." Dusta Stella.
Maaf Ibu saya sudah bohongi Ibu, saya hanya nggak mau Ibu memecatku dari kerjaan ini karna saya hamil, Ungkap Stella dalam hati.
"Oh, ya sudah kamu istirahat dulu saja ya! makan bubur ini yang di beli Ratna tadi, terus minum obatnya." Titah ibu Lingling.
"Terima kasih Ibu, saya akan memakannya, dan saya minta maaf tidak bisa bekerja hari ini Ibu." Ungkap Stella dengan sesal.
"Tidak apa-apa Stella, itu bukan kemauanmu sekarang cepat makan buburnya keburu dingin nggak enak nanti, Wiki kamu temani Stella pulang ya? kamu Ibu kasih ijin hari ini."
"Ya Ibu terima kasih banyak, kalo begitu saya dan Stella pamit dulu Ibu." Ucap Wiki undur diri.
Kemudian mereka berdua berpamitan dan mencium tangan punggung bosnya. Stella sangat beruntung memilik bos dan sahabat yang sangat baik. Padahal Stella baru dua bulan bekerja, tapi sudah seperti teman akrab dan seperti karyawan lama. Ia sangat berterima kasih kepada Tuhan karna mendengar doa-doanya. Mereka berdua sedang menunggu Taksi, Wiki memilih naik Taksi biar cepat sampai ke kontrakannya. Stella tidak mungkin pulang kerumah Bapak Ruslan, karena takut ditanya 'kenapa pulang sebelum waktunya pulang?'
Sesampainya di kosan, Wiki menyiapkan bubur yang di kasih ibu Lingling tadi untuk Stella. Stella menerimanya dan memakannya pelan-pelan. Setelah menghabiskan buburnya, lalu ia meminum obat vitamin yang di beri dokter tadi. Obat untuk menghilangkan rasa mualnya. Wiki menyuruhnya terbaring dan meminta Stella untuk bercerita tentang siapa cowok yang tega menghamilinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HE'S MY SON ✓ SELESAI [ END ] // SUDAH DI TERBITKAN
Romance🔞Warning🔞 Reyneis Bastian Digantara pria remaja berusia 20 tahun, dia seorang Playboy. Suka gonta ganti pasangan, dia hobby pembalap mobil, pembalap motor, memiliki Club, dan juga Caffe. Kadang juga dia suka photographer jika ada orang yang mau...