Stella pingsan . . .Ya, Stella pingsan akibat tidak tahan rasa yang begitu panas di wajahnya. Rasanya seperti di kuliti, perih, nyeri, panas semua ada. Saking panasnya ia tidak bisa menahan rasa nyeri atau rasa perih di wajahnya. Wajahnya sudah terlihat sangat merah dan melepuh seperti tersiram air panas. Tapi itu bukan air panas, melainkan obat keras. Rey yang melihat istrinya tak sadarkan diri di pelukannya, ia syok. Kedua matanya sangat tajam apa yang menyebabkan istrinya pingsan. Rahangnya mengeras sampai otot-ototnya terlihat semua, giginya bergemeletuk, dan kedua tangannya terkepal erat. Rey berjanji akan membalasnya dengan tangannya sendiri. Jika ia sudah menemukan si tersangka.
Brenggsekk! Umpat Rey dalam hati.
"PIIIOOOOOO!!" Teriaknya memanggil sang asisten. Pio yang sudah berdiri di belakangnya berjingkat kaget.
"Iya bos!!"
"CEPAAT SIAPKAN MOBIL! SEKARANG JUGA KERUMAH SAKIT SKIN CARE TERDEKAT CEPATTT!!!"
"Siap bos!" Ucap Pio yang langsung lari menuju parkiran.
Rey langsung membopong istrinya ala bridal style. Gregi juga syok melihat Stella pingsan. Di tambah lihat wajahnya merah pucat dan melepuh seperti mau mengelupas kulitnya. Gregi langsung berteriak meminta anak buahnya untuk mengecek CCTV.
"Cepat kalian check CCTV, dan cari tanda jejak si pelaku!"
Anak buahnya pun dengan gesit lari ke ruang CCTV. Yang lain mencari tanda jejak tersangka yang mencelakai Stella. Rey memasuki mobil yang sudah ada Pio di depan gedung pemotretan. Dia duduk di kursi penumpang sembari memangku Stella yang masih tak sadarkan diri. Rahangnya masih mengeras, dadanya bergemuruh menahan amarahnya. Saat ini Rey hanya ingin membawa istrinya ke rumah sakit dulu. Agar segera di tangani oleh dokter.
"Sabar ya baby! Sebentar lagi sampai. Pio cepat sedikit nyetirnya bini gue kesakitan."
"Iya bos sabar, di depan sedikit macet!"
"CARI JALAN LAIN, CARI AKAL SUPAYA CEPAT SAMPAI RUMAH SAKIT." Teriak Rey frustasi dia sangat murka. Lalu dia menelphone Gregi.
"Gregi gue tidak mau tau, lo harus cari siapa yang sudah berani melukai bini gue." Ujarnya, kemudian menghubungi Nancy.
"Halo Mama-Papa kerumah sakit sekarang juga. Stella masuk rumah sakit."
Di sebrang Nancy di buat bingung, belum sempat ngomong, putranya sudah nyerocos dan langsung main mematikan panggilannya. Nancy sedikit mendengar nama menantunya di sebut tadi. Ya Nancy seperti mendengar 'Stella masuk rumah sakit'. Nancy mencoba menghubungi Rey untuk memastikan. Setelah mendapat jawaban dari Rey, dengan segera Nancy, Roni, Sari, dan Bayu segera menuju rumah sakit ke alamat yang Rey kirim lewat pesan. Meski penasaran ada apa dengan Stella sang menantu? Yang terpenting sampai rumah sakit dulu. Soal itu belakangan nanti jika sudah sampai rumah sakit bisa minta penjelasan dari putranya.
Mobil Pio pun sudah sampai di depan rumah sakit. Pio buru-buru keluar untuk membukakan pintu untuk Rey. Di luar paramedics sudah siap siaga dengan brangkar untuk Stella. Lalu paramedics segera mendorong brangkar yang membawa Stella ke ruang UGD.
Rey juga ikut mendorong brangkarnya sembari menggenggam erat tangan istrinya. Kelima jarinya ia satuin dengan kelima jari Stella. Sampai di depan ruang UGD, salah satu perawat melarang Rey masuk kedalam. Dengan terpaksa Rey melepaskan tautan jemarinya dan menunggu di luar.Rey tidak bisa duduk dengan tenang, berdiri mondar-mandir dengan meremas rambutnya frustasi. Wajahnya semakin mengeras dan terkepal erat kedua tangannya. Giginya bergemeletuk, ia belum bisa tenang jika belum dapat kabar tentang si tersangka.
![](https://img.wattpad.com/cover/177332265-288-k779552.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HE'S MY SON ✓ SELESAI [ END ] // SUDAH DI TERBITKAN
Romance🔞Warning🔞 Reyneis Bastian Digantara pria remaja berusia 20 tahun, dia seorang Playboy. Suka gonta ganti pasangan, dia hobby pembalap mobil, pembalap motor, memiliki Club, dan juga Caffe. Kadang juga dia suka photographer jika ada orang yang mau...