Part 14

27.4K 1K 62
                                    

Rumah Sakit, DUA INDAH HOSPITAL

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rumah Sakit, DUA INDAH HOSPITAL. JAKARTA BARAT.

>><<

Di rumah sakit Dua Indah Hospital, Vito sahabat dekat Rey terlihat frustasi. Vito sangat kacau melihat sahabatnya kecelakaan yang kedua kalinya. Vito tidak mau Rey koma lagi seperti kejadian dua tahun yang lalu. Saat ini Vito sedang menunggu di depan ruang darurat, di mana tempat Rey di tangani oleh Dokter. Vito menghubungi kedua orang tuanya Rey. Vito takut jika Mamanya marah sama dirinya nanti. Karena dirinya Rey mengenal pembalap. Setelah memberi tau orang tuanya Rey, kini Vito menghubungi Wia untuk memberi tau sama Stella.

Pintu ruang UGD terbuka, seorang Dokter laki-laki keluar dengan di ikuti dua perawat. Vito langsung menghampirinya. Ingin menanyakan keadaan Rey.

"Bagai mana keadaan sahabat saya Dokter?" Tanya Vito kawatir.

Dokter yang bernama Kabul memberikan senyuman supaya Vito tenang tidak terlalu kawatir. Lalu Dokter Kabul menghembuskan nafasnya.

"Pasien mengalami luka yang cukup parah, memang tadi sempat kritis akibat benturan di kepalanya. Dan luka patah tulang di bagian lututnya. Tapi Alhammdulillah kami semua bisa mengatasinya dengan baik. Sekarang pasien masih belum sadarkan diri akibat obat penenang. Pasien akan di pindahkan keruang perawatan." Ujar Dokter Kabul panjang lebar, menjelaskan pada Vito.

"Syukurlah, terima kasih Dokter atas penjelasannya!" Ucap Vito tersenyum ramah.

"Apakah pasien pernah mengalami kecelakaan sebelumnya?" Tanya Dokter Kabul.

"Ya pernah, tapi sudah lama dok kejadiannya." Jawab Vito. Dokter Kabul cuma mengangguk.

"Apakah lukanya bagian lutut sebelah kiri yang terluka dan patah tulang?" Tanya Dokter Kabul lagi.

"Iya Dok, ada apa dengan lututnya?"

"Ini luka yang sama, sepertinya tulang yang bagian lututnya harus di operasi, demi kebaikan tulangnya. Saya takut terjadi sesuatu. Masalahnya tulangnya sedikit retak," jelas Dokter.

"Lakukan Dok, lakukan saja yang penting sahabat saya bisa sembuh kembali. Saya sudah menhubungi kedua orang tuanya juga." Mohon Vito pada dokter.

"Baiklah akan saya usahakan, kalau begitu saya permisi dulu, masih banyak pasien lainya yang harus saya tangani." Pamit Dokter Kabul sembari menepuk bahu Vito.

"Terima kasih banyak Dokter."

Dokter dan kedua perawat pun undur diri ingin menangangi pasien lainnya. Vito berjalan ingin melihat kondisi Rey yang berada di ruang VVIP. Menunduk. Sembari mengirim pesan pada Sita kekasihnya. Vito menyuruhnya datang dan membawakan pakaian untuk dia ganti. Karena pakaian Vito penuh darah dan sangat berantakan. Belum sampai Vito masuk, Kariri, Frisca dan sahabat-sahabatnya yang lain baru datang menanyakan kondisi Rey.

HE'S MY SON ✓ SELESAI [ END ] // SUDAH DI TERBITKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang