Bogor, Parung!
Bulan berganti bulan, hari berganti hari dan waktu terus berputar. Tidak terasa waktu begitu cepat berputar. Tidak terasa juga kandungan Stella sudah menginjak lima bulan, sudah terlihat membuncit. Keluarga Bapak Ruslan dan Ibu bosnya sudah tau tentang kehamilan Stella. Mereka semua sangat terkejut setelah mendengar cerita dari Stella sendiri, apa lagi Bapak Ruslan dan Ibu Darmi. Mereka bertanya siapa laki-laki yang menhamilinya? Kenapa Stella menutupinya? Tidak mau cerita tentang kehamilannya.
Bang Dana dan Kak Ririn bertanya pun Stella tidak mau mengaku. Jadi mereka mengalah saja, biar terserah Stella saja, yang penting ia sehat dan janinnya juga sehat.
Malam ini Stella sedang berada di Balkon kamarnya, menikmati malam hari di kota Bogor. Kebetulan cuacanya terang tidak hujan. Biasanya hujan tiap hari, 'bisa di bilang Bogor kota hujan.' Stella sedang melihat bintang-bintang di atas langit, sembari mengelus perutnya yang sudah membuncit. Stella berniat nanti akan memberi nama anaknya 'Bintang' bagus mungkin gumam Stella. Karena Bintang artinya adalah terang dan anaknya nanti yang akan menerangi hatinya jika ia bersedih.
Stella merindukan mendiang kedua orang tuanya. Rindu pelukan mendiang Ibunya, rindu senyuman mendiang Ibunya, rindu belaian mendiang Ayahnya. Dulu, di saat ia tidur, mendiang Ayahnya selalu mengusap ke palanya. Sekarang ia sudah akan menjadi seorang Ibu. Empat bulan lagi akan merasakan gimana rasanya jadi seorang Ibu kelak. Ibu tanpa ikatan pernikahan. Mata Stella memanas, berkaca-kaca seperti mau menangis. Stella selalu sedih jika mengingat ke hamilannya, mengingat kedua mendiang orang tuanya.
Sedang asik menikmati Bintang di langit, tiba-tiba Stella di panggil Koh Herman. Stella langsung masuk ke dalam menghampiri Koh Herman yang ada di bawah. Ya Stella tinggal di rumah Koh Herman dan istrinya yang bernama Pina. Ibu Lingling-lah yang nyuruh, karena dalam keadaan hamil muda, tidak boleh tinggal sendiri di kontrakan. Apa lagi kota Bogor masih asing bagi Stella. Ia sangat beruntung memiliki bos yang sangat baik. Stella berucap syukur kepada Tuhan, karena masih ada orang yang baik dan peduli padanya. Tidak seperti saudaranya yang entah ada di mana saat ini?
"Stella ini ada susu Ibu hamil buat kamu, tadi Koh Herman sama Nona Pin membelinya untuk mu, di minum ya pagi sama malam?"
"Iya Koh terima kasih."
"Ya sudah sekarang istirahatlah, hari sudah malam."
Kemudian Stella pamit ke atas setelah menyimpan susu hamilnya kedalam lemari yang berada di dapur. Stella merebahkan tubuhnya di atas kasurnya. Berhubung ia belum mengantuk, belum bisa tidur, ia melakukan panggilan video call sahabat-nya Wiki. Stella sangat merindukan sahabatnya. Sahabat rasa Kakak. Seperti biasa Stella tiap video call selalu becanda. Wiki bercerita tentang hubungannya sama Yoga. Katanya mereka lagi berantem gara-gara cemburu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HE'S MY SON ✓ SELESAI [ END ] // SUDAH DI TERBITKAN
Romance🔞Warning🔞 Reyneis Bastian Digantara pria remaja berusia 20 tahun, dia seorang Playboy. Suka gonta ganti pasangan, dia hobby pembalap mobil, pembalap motor, memiliki Club, dan juga Caffe. Kadang juga dia suka photographer jika ada orang yang mau...