Aku tengah mengibarkan bajuku yang melekat pada tubuhku. Cuaca hari ini sangat panas kurasa. Kai, junior yang dekat denganku menyodorkan minuman dingin. Kuminum hingga tak ada yang tersisa. Aku kembali mengibarkan bajuku, mengurangi rasa panas dan gerah yang menjalar. Keringatku masih saja bercucuran setelah sparing basket dengan beberapa teman serta adik kelas. Mataku menyapu seluruh lapangan. Dan salah seorang menyita perhatianku. Aku tersenyum kecil.
Yeonjun, seorang lelaki yang tengah menyita perhatian ku akhir-akhir ini sedang memainkan dahan rumput pada kucing berbulu putih. Kucing yang aku temukan beberapa hari lalu di halaman belakang sekolah. Aku dengar Yeonjun suka kucing. Laporan itu kudapat tentu saja dari teman Heuning Kai, Beomgyu. Satu-satunya adik kelas yang dapat berteman dengan Yeonjun tentu saja karena Yeonjun terkenal punya reputasi buruk di sekolah. Padahal sifatnya saja yang seperti menolak, tetapi dia menginginkan. Ah, rasanya aku ingin bertukar kelas dengan seseorang yang sekelas dengannya dan aku akan sekelas dengan Yeonjun hingga tahun akhir ajaran.
Aku lagi-lagi terkekeh melihat ia menaik-naikkan dahan yang dipegang dan sesekali mengelus kepala si kucing. Kucing nya imut tapi yeonjun lebih imut kurasa. Aku terus memerhatikannya hingga kurasa waktu istirahat hampir habis. Aku beranjak dan ingin mengganti bajuku.
Seorang siswa perempuan tiba-tiba menutup jalanku. Aku tahu dia siapa. Sang dewi sekolah. Cantik, mempunyai rambut panjang dan tipe ideal seluruh murid laki-laki ternasuk aku, mungkin. Tapi sekali lagi, aku suka Yeonjun. Bukan suka semua laki-laki tapi aku suka Yeonjun. Ia menyodorkan sebuah kantong plastik yang kulihat berisi roti dan botol minum. Ia tersenyum.
"Lia, sudah kukatakan berkali-kali tak usah bersikap seperti ini." Aku mendengus sedikit kesal agar ia berhenti namun ia semakin gencar mendekatiku.
"Tak bisakah kamu menerimanya sekali ini saja?" Ia melengkungkan bibirnya kebawah dan kudapati orang disekitarku terpekik gemas melihat tingkahnya. Tapi aku tetap bertingkah biasa. Oh astaga apa aku perlu memberitahu aku menyukai seseorang?.
Aku menyapu pandanganku, dan seketika aku terkejut melihat seseorang tengah menatapku dari ujung lapangan. Itu Yeonjun! Oh astaga Yeonjun memerhatikanku?. Dan selang beberapa detik Yeonjun menghilang dibalik tembok.
"Maaf aku harus pergi", ucapku langsung beranjak meninggalkan lia yang masih sibuk meneriaki namaku.
***
"Soobin."
"Soobin."
"Soobin!"
Aku tersentak saat ada seseorang yang menyikut lenganku, aku menoleh padanya.
"Apa?"
"Perhatikan Pak Kim! Kamu mau kena marah atau bahkan dikeluarkan dari kelasnya?", kata Jin Young -teman sebelah kursiku.
"Maaf," kataku meringis sembari mengecilkan suaraku.
Aku kembali memerhatikan papan tulis di depan, tetapi pikiran ku tak bisa fokus kesana. Aku memikirkan Yeonjun. Kenapa ia menatapku seperti itu? Aku senang tentu saja. Bahkan rasanya seperti terbang diatas kebun bunga. Haha aku berlebihan.
.
.
.
Sudah saatnya pulang sekolah. Aku berjalan perlahan, sangat perlahan tentu saja untuk menunggu orang yang kusuka melewatiku. Aku hanya ingin tahu apa ia langsung pulang atau ia sedang piket? Hingga saat aku memutar kepalaku dan melihat ujung koridor, aku menemukannya sedang berlari menuju halaman belakang sekolah. Kenapa sih dia suka sekali kesana?
Aku pun diam-diam mengikutinya. Hingga aku terkejut melihat sebuah kelompok, sekitar 6 orang seperti tengah menunggu Yeonjun untuk muncul. Mereka memakai seragam yang sama sepertiku. Tapi aku tidak mengenal mereka, apa mereka senior?
YOU ARE READING
Eternity (Soojun)
RomanceLucunya, Yeonjun yang pengen banget deket sama Soobin tapi gengsi, secara dia preman sekolah (juga karena masalah lain). Dan Soobin si ketua Osis yang bucin banget sama Yeonjun. BXB, Mature content!