Wajahku memanas ketika melihat Changbin tersenyum miring menatapku. Prasangkaku memburuk, segala yang kudengar dari Yuna pun enggan masuk ke kepala. Kulihat Yeonjun muncul di balik tembok, dan ia membulatkan matanya ketika maniknya bertatapan denganku. Mataku bergerak cepat mencari sesuatu. Lebih tepatnya mencari sebuah luka yang mungkin saja menghiasi tubuh Yeonjun lagi. Aku menatapnya sekali lagi, namun ia langsung mundur selangkah. Aku bingung, Yeonjun kenapa?"Yeonjun? Kamu tidak apa-apa?" Aku refleks menaruh kertas-kertas yang semula kupegang pada Yuna, tergesa melangkah pada Yeonjun.
Yeonjun terlihat bingung. Aku tahu karena ia mengerutkan dahinya.
Aku meraba tubuhnya, lengannya, lalu mengapit dagunya dan memiringkan kepalanya ke kiri dan ke kanan.
"Yeonjun kenapa diam saja? Ada yang sakit? Si brengsek itu masih saja menyentuhmu?"
Saat aku hendak melangkah menjauh untuk menyusul Changbin, Yeonjun menarik ujung bajuku.
"Mau kemana?"
Tanya nya lembut.
"Aku akan menyusul Changbin."
"Aku baik, Soobin."
"Apa?"
"Ck! Aku baik. Kamu tidak lihat? Aku baik-baik saja, tidak apa-apa. Changbin menemuiku hanya untuk meminta maaf, itu saja."
"Lalu kenapa kamu terlihat ingin menghindar?"
Aku melihat Yeonjun yang menyebikkan bibirnya. Tangannya jatuh terkulai dan ia membuang pandangannya kesamping.
"Aku takut? Mungkin saja kamu cemburu, aku kan tidak melakukan apa-apa."
Oh, jadi itu alasannya?
Aku tersenyum, bersyukur kala Yeonjun memang benar tidak terluka dan baik-baik saja. Merajuk begini kan aku ingin menggodanya.
"Tadi pagi kenapa meninggalkanku sendirian?"
Yeonjun melotot ketika aku mengajukan pertanyaan itu. Dan setelahnya wajah hingga telinganya memerah. Ia melirik Yuna yang berada di belakangku. Lalu memukul bahuku dan berlari begitu saja masih dengan menggerutu.
"Soobin bangsat, sialan! Tidak tahu malu! Frontal!"
Yah, kira-kira seperti itulah umpatan-umpatan Yeonjunku ketika berlari jauh meninggalkanku.
Aku tersenyum lebar saat bertatapan dengan Yuna yang mencibir.
"Rahasia-rahasiaan, kamu pikir aku tidak tahu," ucapnya.
"Huening Kai memang bermulut ember ya?"
Yuna tertawa. Ya bagaimana, aku tidak terkejut saat Yuna berkata seperti itu, Huening Kai kan sepupu Yuna.
"Aku melihatnya sendiri saat Kai bertukar pesan denganmu bodoh, suruh saja Kai mengganti password hp nya. Bahkan aku tahu apa yang ia lakukan dengan Taehyun terhadap Beomgyu."
Yuna melangkah mendahuluiku. Sekarang aku yang bingung, tiba-tiba Yuna berkata seperti itu. Setelah ini apa ada kontroversi selain kisahku dengan Yeonjun?
***
Aku berjalan bersama Yeonjun sepulang sekolah. Katanya ia ingin mampir ke minimarket untuk membeli beberapa peralatan mandinya -kalau naik bis tidak bisa mampir ke minimarket. Sebenarnya sih aku tidak diperbolehkan untuk menemani, karena aku pasti akan mengantarnya sampai rumah. Tapi namanya juga Choi bebal Soobin. Yeonjun pun tetap mengiyakan meski harus debat dulu denganku.
"Apa aku benar-benar tidak diizinkan untuk belajar denganmu lagi?" tanyaku dan dibalas tatapan sinis Yeonjun.
"Ck, tidak usah! besok pelajaran olahraga, aku kan jago. Kalau pelajaran ekonomi saja baru kamu bisa datang ke rumah lagi," balasnya masih dengan memberikan tatapan sinis.
YOU ARE READING
Eternity (Soojun)
RomanceLucunya, Yeonjun yang pengen banget deket sama Soobin tapi gengsi, secara dia preman sekolah (juga karena masalah lain). Dan Soobin si ketua Osis yang bucin banget sama Yeonjun. BXB, Mature content!