A-apa? Bagaimana ini!? Aku tak tahu harus bagaimana! Aku merasa Soobin tengah menatapku lekat-lekat. Aku harus melihat kemana!?
"Yeonjun, aku pernah bilang kalau meminta maaf harus menatap lawan bicara kan?"
Aduh mampus kamu Yeonjun! Aih minta maaf saja sebegini susahnya sih!
Oke oke, sekali saja aku menatap nya, meminta maaf dan setelahnya aku akan pergi! Aku tidak kuat!
"Ehm, aku minta maaf Soobin."
Saat aku sedikit mendongak dan menatapnya, kulihat ia tersenyum. Ah, sangat tampan. Ada manusia setampan dia ya? Matanya bahkan menyipit saat tersenyum padaku.
"Kalau begitu, satu ciuman dan aku memaafkanmu?" Aku menatap nya tidak percaya. Memutar bola mataku malas dan berdecih setelahnya.
"Karena aku meminta maaf bukan berarti aku juga memaafkanmu untuk ciuman semalam! Kamu gila apa!?"
Aku menatap Soobin yang terkekeh. Memang nadaku naik beberapa oktaf sih. Soobin menjengkelkan! Bayangkan kamu habis dihantui oleh bayang-bayang rasa bersalah sekarang dia ingin menciumku lagi!? Apa hormonnya itu tidak apa-apa!?
"Makanya aku ingin menciummu sekali lagi, kali ini aku meminta izin, bagaimana?"
Soobin mendekatkan wajahnya sedikit pada wajahku. Aku yang diperlakukan seperti itu pun merasa wajahku memanas. Langsung memalingkan wajahku dan tidak berusaha untuk kembali menatapnya.
"K-kamu."
"Hm?"
Oh tuhan suaranya dekat sekali sampai-sampai aku bisa mendengar hela nafasnya!
"Kamu begini pada semua orang ya."
Entah kenapa malah pertanyaan itu yang keluar, padahal aku hanya ingin pergi tanpa berkata apapun. Memang mulut sialan ini tidak bisa disaring!
"Tergantung."
Aku menyerngit heran. Menyatukan alisku dan refleks menatapnya.
"Kalau aku suka, aku akan melakukannya. Kalau aku nyaman, aku akan terus melakukannya."
Kulihat Soobin menggeser duduknya dan sedikit memposisikan dirinya untuk berhadapan denganku.
"Berarti ada kemungkinan jika kamu akan menjadi tidak suka nantinya, dan tidak nyaman?"
Aku harus berani menanyakan apa yang ada di pikiranku.
"Tidak akan jika itu kamu," ucap Soobin tersenyum. Aku bisa merasakan ucapannya sangat lembut. Bahkan jika aku adalah es batu, mungkin aku meleleh karena suhu badanku yang menjadi panas tiba-tiba.
"Kamu juga suka menggoda, penggoda ulung."
Yeonjun bodoh. Aku menunduk untuk menyembunyikan wajahku yang tiba-tiba pias karena godaannya.
Namun tiba-tiba saja aku mengingat sekelebat masa lalu yang tak ingin ku ingat walau aku bisa merasakan cinta sekali lagi. Aku ingin beranjak meninggalkan Soobin. Aku ingin mematahkan perasaannya jika suatu saat ia mengatakan mencintai ku. Aku ingin meninggalkan sebelum ditinggalkan. Aku tidak ingin sakit hati lagi. Aku tidak ingin dicampakkan lagi. Aku tidak ingin ditinggalkan.
Kuharap apa yang kupikirkan barusan adalah kenyataan. Tapi nyatanya, Soobin bahkan sudah menautkan tangan kami berdua, aku malah semakin tidak ingin pergi. Atensi keberadaannya entah sejak kapan membuatku merasa nyaman. Membuatku ingin bersamanya terus menerus. Raganya hilang saja aku mencari nya. Bagaimana jika hatinya yang nanti bisa suatu saat berlabuh di hati lain? Setelahnya, apa yang harus kulakukan?
YOU ARE READING
Eternity (Soojun)
RomanceLucunya, Yeonjun yang pengen banget deket sama Soobin tapi gengsi, secara dia preman sekolah (juga karena masalah lain). Dan Soobin si ketua Osis yang bucin banget sama Yeonjun. BXB, Mature content!