11. Soobin

1.9K 210 19
                                    

"Sebelum pulang sekolah kita akan kembali mengadakan rapat untuk orientasi ujian dan acara akhir tahun, aku harap kalian semua hadir."

Aku pun langsung memberikan tanda kepada sekretaris agar mengakhiri rapat dadakan yang kami adakan barusan. Sekretaris ku pun memberikan kepadaku hasil dari rapat, kemudian langsung pamit bersama an dengan anggota lainnya.

Sudah seminggu aku sibuk dengan kegiatan Osis. Sudah seminggu pula aku hanya bertemu beberapa kali dengan Yeonjun. Aku rindu luar biasa padanya. Berpas-pas an saja rasanya ingin memeluknya begitu erat. Bagaimana jika aku bertemu dengannya berduaan? Tentang kabar Yeonjun. Tentu saja aku menanyakan nya terus pada Beomgyu. Ia sedang apa, dimana, makan apa. Bahkan aku tidak malu untuk sekedar melakukan video call dengan Beomgyu demi melihat Yeonjun. Tentu saja saat istirahat berlangsung. 

Dua minggu lagi sekolah akan mengadakan acara akhir tahun setelah ujian selesai diadakan. Makanya akhir-akhir ini aku sangat sibuk. Karena sekolah memberikan kepercayaannya kepada anggota osis untuk memegang acara akhir tahun. 

Aku bersandar pada punggung kursi di belakangku. Memutar kembali memori-memori membahagiakan ku dengan yeonjun. Dan satu kata yang muncul begitu saja di otakku. Aku merindukannya. 

Saat tersenyum memikirkan momen-momen kami. Pintu ruangan ku berderit. Menampilkan sosok surai biru dengan memegang sekantong plastik yang entah isinya apa. Yeonjun menutup pintu, melihatku yang tengah menatapnya terkejut. Oh pastinya ekspresi ku kentara sekali antara senang bingung dan terkejut karena aku takut ini hanya mimpi di siang bolong. 

Yeonjun mulai mendekat. Menaruh kantong plastik itu di mejaku. Ia terdiam menatapku. Sesekali menggigit bibir bawahnya. Aku tersenyum. Rasanya sangat senang saat tahu ia membawakan sesuatu untukku. 

"Untukku?"

Yeonjun mengangguk. 

"Bagaimana kamu tahu aku ada di ruangan ini?"

"Aku bertanya pada wakil Osismu." Yeonjun menyangga tubuhnya di meja. 

Aku berdiri, menuju ke arah pintu dan mengunci nya. Menutup tirai jendela rapat. Setelahnya aku berdiri di hadapan Yeonjun yang menunduk. Lagi. Imut sekali. Aku tertawa mendapati telinga nya memerah. 

"Suapi aku," ucapku sambil sedikit mendekatkan tubuhku padanya. 

"Ck, kamu kan bisa sendiri! Manja." Yeonjun mendorongku sedikit kasar. Aku malah semakin mendekatkan tubuhku. Kaki ku berada di sela-sela kaki nya sekarang. Aku tersenyum kala tangan Yeonjun menahan agar aku tidak mendekat lagi. Dia menatapku dengan tatapan kesal. 

"Kemarin kamu mau saja tuh, tapi karena ketahuan oleh sekretarisku jadinya kamu malu dan langsung pergi begitu saja, aku kan jadi sedih."

Kulihat Yeonjun menelan ludahnya. 

"Sekarang kan sudah kukunci, jadi aman. Suapi aku Yeonjun."

Yeonjun yang semula diam kini tengah mengambil sebuah roti selai dan membukanya secara perlahan. Semua itu tak luput dari perhatianku. Aku mendekatkan kembali tubuhku. Kini posisi ku tengah mengungkung tubuhnya. Satu tangan ku berada di meja menyangga tubuh ku. Satu lagi mengambil kertas-kertas yang tergeletak hasil rapat tadi. Dan ia yang semula berdiri kini sudah duduk di atas mejaku.

Saat ia hendak menyuapi ku dengan tangan nya. Aku menjauhkan kepalaku.

"Kata siapa aku meminta disuapi pakai tangan?"

Aku menyatukan alisku. Tertawa ketika umpatan kata sial kembali kudengarkan hari ini.

"Aku tidak bisa," ucap Yeonjun masih menunduk.

Eternity (Soojun)Where stories live. Discover now