"Aku pergi, ada hal yang harus kuurus"
Hah? Kenapa tiba-tiba dia pergi tanpa menoleh? Apa ada yang salah? Aku melihat Beomgyu yang menepuk jidatnya sendiri.
"Ah gawat," ucapnya.
"Kenapa memangnya? Ada yang salah?" ucapku spontan.
"Ah pokoknya Kak, jangan memperlakukanku seperti tadi, oke? Nanti Kak Soobin akan salah paham." Beomgyu melipat bibirnya kedalam. Aku semakin bingung.
Memang sih ekspresi Soobin tadi sedikit membuat hatiku merasa tak enak, padahal aku kan tidak berbuat apa-apa. Tapi kenapa hatiku aneh begini ya? Lebih aneh lagi, Beomgyu yang tahu-tahu sudah memanggil Soobin dengan embel-embel 'kak'.
"Hei, sejak kapan kamu akrab dengan Soobin? Bukannya Kakak kelas yang akrab denganmu hanya aku?" tanyaku dengan berpura-pura ketus.
"Aku sendiri yang ...sudah lama akrab dengannya begitu saja, hehe. Ya sudah Kak! Aku harus kembali ke kelas! Baik-baik dengan Kak Soobin ya?" Beomgyu melambaikan tangannya sambil berlari meninggalkanku yang terlarut oleh pikiranku sendiri. Sudah lama? Sejak kapan?
Aku menggelengkan kepalaku pelan menghilangkan rasa penasaranku. Saat ingin kembali ke kelas aku terkejut begitu orang-orang seperti asik memerhatikan sesuatu. Dan aku mencari sesuatu yang bikin mereka berhenti untuk dibicarakan. Kulihat di depan pintu ruang Osis, Soobin dan Lia? Aku melihat mereka seperti berpegangan tangan. Uh drama sekali. Tapi tunggu, kulihat wajah Soobin seperti tidak bersahabat. Ada apa dengannya? Apa ada sesuatu yang mengganggunya? Hingga kudengar Soobin seperti berbicara ketus pada Lia, dan selanjutnya Lia seperti mematung kaget mendengar penuturan Soobin. Aku mendengar pintu dibanting dan itu sudah pasti kelakuan Soobin.
Hari ini dia aneh. Aku kembali melangkahkan kakiku ke kelas dan berusaha untuk tidak memikirkan apa yang barusan kulihat.
.
.
.
Aku melambaikan tanganku setelah Beomgyu pamit. Aku tidak ingin pulang. Aku ingin menghabiskan sebatang rokok dahulu saat pulang. Agar tak diketahui oleh kakakku tentu saja. Jika kakakku tahu, pasti ia akan memarahiku habis-habisan. Kakak memang sedikit posesif. Hanya sedikit kok. Semenjak ibu dan ayah bercerai, kakak menjagaku dengan baik. Makanya ia sering bersikap seperti itu.
Aku berjalan menuju gerbang belakang sekolah. Dan langkahku berhenti saat mendengar seseorang tengah berbicara dengan penuh tekanan.
"Sudah kukatakan bukan jangan menyentuhnya dengan tanganmu?"
Tunggu, aku seperti mengenal suara ini. Aku sedikit berjinjit dan menempelkan punggungku pada tembok, ingin mengetahui sedang apa dan bersama siapa Soobin disitu.
"Oh, apa ini? Ingin berlagak menjadi super hero lagi? Aku dengan Yeonjun itu bukan urusanmu."
Ah sialan, si biang kerok yang sering menggangguku selalu bikin keributan dengan teman yang dekat denganku. Apa dia tidak puas hanya dengan menggangguku. Membuat teman-teman yang dekat denganku akan celaka pun tetap dia lakukan. Aku ingin keluar dan membuat perhitungan, tetapi kata-kata Soobin setelahnya membuat ku tertegun.
"Urusan Yeonjun juga urusanku."
Seketika aku merasa diriku terlalu berlebih saat merespon kata-kata Soobin. Yang benar saja kenapa jantungku seperti ini saat mendengar nya mengatakan seperti itu?. Bahkan diriku sedikit merinding mendengar penuturannya. Kudengar si biang kerok sialan itu terkekeh.
"Kalau begitu gantikan Yeonjun, biasanya aku akan memukul Yeonjun jika sedang kesal, sekarang gantikan Yeonjun, urusannya urusanmu juga bukan?"
Aku membelalakkan mata tak percaya begitu mendengar penuturannya. Astaga aku akan benar-benar membunuh bajingan itu. Dia hanya berani jika disekililingnya ada temannya, bagaimana kalau dia sendirian? Cih.
YOU ARE READING
Eternity (Soojun)
RomanceLucunya, Yeonjun yang pengen banget deket sama Soobin tapi gengsi, secara dia preman sekolah (juga karena masalah lain). Dan Soobin si ketua Osis yang bucin banget sama Yeonjun. BXB, Mature content!