18. Soobin

1.7K 177 11
                                    

Aku merasa sedikit gerah ketika terbangun dari tidurku. Belum sempat membuka mata, hembusan nafas hangat menerpa leherku pelan. Senyumku mengembang begitu saja mengingat siapa yang sekarang ada di ranjangku, bersamaku. Mengingat bagaimana malam ku kemarin. Yeonjun yang manja benar-benar diluar dugaanku. Ia bertingkah imut. Meminta ini itu. Padahal biasanya, gengsi yang paling utama di kehidupan Yeonjun. 

Aku meraih tangannya yang melingkar diatas leherku. Kugenggam lalu kukecup perlahan. Bau cairan kental sehabis kegiatan kami semalam menguar seketika. Aku lupa jika belum membersihkan sisa kegiatan kami, bahkan baju-baju kami pun tergeletak begitu saja. Senyumku terus mengembang ketika Yeonjun semakin mendekatkan kepalanya pada perpotongan leherku. Ah, rasanya aku ingin mengabadikan moment ini. 

Beberapa detik setelah menikmati terpaan nafas Yeonjun pada leherku, aku pun menggeser tubuhku sedikit, lalu tidur menghadap padanya. Ku tatap wajahnya lagi. Yeonjunku yang manis. Aku tidak pernah bosan memandang wajahnya. Kuraih tengkuknya, lalu ku kecup bibirnya perlahan. Sontak ia mengerang pelan. Merasa tidurnya terganggu. Lalu aku mengganggunya sekali lagi. Kukecup pucuk hidung mancungnya. Aku terkekeh ketika mendapati keningnya berkerut. 

Lalu, saat aku melihat tanda-tanda ia akan membuka matanya. Aku pura-pura menutup mataku kembali. Kupikir ia akan kembali tertidur. Namun kurasakan beban di sebelahku berkurang. Aku membuka mataku perlahan, Kudapati Yeonjun sedang duduk membelakangiku. Ia melihat ponselnya sekilas. Lalu mengedarkan pandangan. Aku tersenyum ketika mendapati Yeonjun yang meringis serta memegang pinggulnya. Aku mendengarnya berdecih. 

"Apa sakit?"

Kulihat gerakan Yeonjun yang tiba-tiba menjadi kaku. Pasti ia sedang menahan malu sekarang. Yeonjunku memang imut. 

"Masih sakit ya? Ingin kugendong ke kamar mandi?"

Aku mendekatkan tubuhku. Menciumi punggung telanjangnya. Terkekeh saat melihat bulu halus nya berdiri meremang. 

"Kenapa diam? Semalam bukannya Yeonjunku berisik?"

Aku sengaja menggodanya. Aku pikir aku akan mendapat bogeman mentah dari yeonjun. Tapi justru ia menunduk menutup wajahnya yang memerah. Oh astaga menggemaskan sekali. Aku melingkarkan tanganku ke perut datarnya. Membungkus tubuhnya dengan tubuhku yang sedikit lebih besar. 

"sshh, Soobin, jangan banyak bergerak."

"Kenapa?"

"Aku berusaha menyesuaikan sakit di bokongku sialan!"

"Sakit tapi enak kan?"

Sejujurnya, aku lagi-lagi ingin menggodanya. Tapi, yang kudapati bukan umpatan sial atau bogeman mentah. Melainkan anggukan kecil yang diberikan kepada Yeonjun, yang membuat tubuhku menegang tiba-tiba. 

"Morning sex foxy?" tanyaku, dan berakhir dengan desahan liar Kim Yeonjun dan erangan tertahan Choi mesum Soobin -aku mengakuinya omong omong. Ya meskipun sebelumnya Yeonjun menolak ketika aku ingin menggempur lubangnya lagi. Tapi Choi soobin benar-benar membuat Kim Yeonjun patuh kan?

.

.

.

Aku menyiapkan sarapan setelah kegiatan panas kami berlalu beberapa jam yang lalu. Morning sex benar-benar membuatku segar. Aku tersenyum lagi saat mengingat bagaimana kegiatan sex kami berlangsung. Oh Tuhan rasanya seperti surga. Aku tidak menyangka berhubungan dengan seseorang yang spesial di hidupmu sebegini surgawinya. Sampai-sampai aku tidak puas hanya mencapai satu klimaks saja. 

Aku tersadar dari lamunan ku ketika mendengar suara benda terjatuh dengan sangat keras. Oh bagus sekarang aku bahkan melupakan eksistensi seseorang yang sangat penting gara-gara aku memikirkan hal yang bagus -untuk diriku sendiri. Aku berlari menuju lantai dua dimana kamarku berada, pintu kamar ku buka paksa dan menemukan Yeonjun yang tengah menungging dengan hoodi besar milikku, tanpa pakaian dalam. 

Eternity (Soojun)Where stories live. Discover now