Saat sampai di gerbang sekolah, aku berlari sekencang mungkin. Ingin segera sampai dan menemui Yeonjun, aku bahkan melupakan nyeri yang ada di bagian dada dan perutku. Aku merasa orang-orang disekitarku menatapku aneh, mungkin karena aku tidak bisa berhenti tersenyum. Kemarin, aku beralasan lagi pada orang tua jika aku menolong temanku, dan orang tua ku percaya begitu saja. Mereka memang terlihat sedikit kesal karena tanganku yang terluka, tetapi sepertinya mereka memaklumi. Mungkin karena mereka tidak melihat lukaku yang berada di balik bajuku.
Aku berlari dan mengabaikan siswa yang meneriakiku dan menyapaku. Hingga saat aku sampai di depan kelas Yeonjun. Aku melihatnya sedang menggunakan earphone dan dia bersenandung riang sambil menatap jendela luar. Semua siswa yang berada dikelas Yeonjun menatapku dan mulai berbisik. Salah satu teman perempuannya pun mendekati ku, dan berbicara dengan logat yang aneh, seolah aku akan terpana begitu melihatnya.
"Apa yang kamu cari Soobin?"
Aku melihatnya tersenyum dengan lebar, dan itu membuatku sedikit risih entah kenapa. Aku hanya tersenyum dan berjalan melewatinya begitu saja, aku pergi menuju meja Yeonjun berada.
Kudengar tawa cekikikan teman-teman di kelas, mungkin karena aku tidak menghiraukan si perempuan tadi. Aku tidak tertarik dengan hal semacam itu.
Aku mengetuk meja Yeonjun, tetapi Yeonjun tak memperdulikanku, aku kemudian melepas kabel earphone nya yang terhubung dengan ponselnya. Aku melihat Yeonjun seperti ingin mengumpat, dan saat ia melihatku, ia benar-benar terkejut. Bibirnya yang seperti bebek itu sedikit maju dan ia mulai menampakkan kekesalan diwajahnya.
"Hash, Soobin! Ada apa denganmu!?" ucap Yeonjun sedikit berteriak.
"Aku hanya ingin memastikan bahwa kamu baik-baik saja, dan kamu memang baik-baik saja." Aku tersenyum ketika berbicara seperti itu dan mungkin itu menarik perhatian teman-teman sekelasnya. Karena jika tadi hanya keheningan yang ada, sekarang berubah menjadi bisikan-bisikan yang mungkin sedikit keras -karena aku mendengar mereka. Aku melihat Yeonjun yang salah tingkah. Ia kemudian berdecih dan itu membuatnya semakin imut. Ia lalu menarik tanganku untuk keluar kelas.
"Jangan pernah datang lagi ke kelasku, dan jangan berbicara seperti tadi, itu akan membuat orang-orang salah paham, mengerti Soobin?"
Aku melengkungkan bibir ku ke bawah, menatap nya sedih. Mungkin ini akan membuat ia luluh. Dan ternyata harapanku terkabul. Ia menggigit bibir dalamnya dan mengusak rambutnya sendiri.
"Oke kalau begitu, kamu bisa ke kelasku tapi jangan mengatakan hal-hal yang membuat mereka salah paham. Sekarang kembali ke kelasmu."
Aku mengangguk senang dan mengusak pucuk kepalanya, lalu meninggalkan nya dan kembali kekelas ku.
.
.
.
Aku berdiri di sudut lapangan dengan memegang absen untuk siswa yang mengikuti basket. Huening menemaniku di sebelahku dengan meminum susu pisang. Kami sama-sama memakai seragam basket. Memantau setiap gerakan yang mereka lakukan.
"Huening!"
Sebuah teriakan nyaring dari seberang lapangan membuat semua orang-orang sekitar menoleh, dan aku mendapati Beomgyu, teman sebelah kelas Huening tengah berlari dengan memegang eskrim ditangan kanannya.
"Perhatikan langkahmu, Gyu!" ucap Huening sedikit berteriak.
Beomgyu tetap sedikit berlari meninggalkan seseorang yang tengah berjalan malas mengikutinya. Aku langsung tersenyum begitu mendapati Yeonjun tengah mengekori Beomgyu.
Sekarang pun Yeonjun terlihat sangat imut. Dengan wajahnya yang ia sengaja buat datar ketika menatapku. Aku ingin mencubit pipinya. Boemgyu dan Huening sudah larut dalam obrolan mereka, dan aku hanya menatap Yeonjun antusias. Sepertinya ia sadar bahwa aku melihatnya terus-terusan dan ia mengerutkan keningnya begitu maniknya bertemu dengan manikku.
YOU ARE READING
Eternity (Soojun)
RomanceLucunya, Yeonjun yang pengen banget deket sama Soobin tapi gengsi, secara dia preman sekolah (juga karena masalah lain). Dan Soobin si ketua Osis yang bucin banget sama Yeonjun. BXB, Mature content!