Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Keheningan masih menyelimuti keduanya mereka sama-sama ingin memulai pembicaraan tapi tidak tau harus memulai dari mana.Fany yang sibuk dengan makanan nya dan Brandon yang sibuk dengan ponsel miliknya karna Brandon sudah selesai makan lebih dulu.
Tidak tahan dengan suasana canggung seperti ini akhirnya Fany membuka suara yang menurutnya terdengar konyol tapi benar adanya.
"Kak kok sekarang udah ga dingin lagi sih?"tanya Fany
Brandon menaruh ponsel nya ke atas meja,kemudian ia menatap Fany dengan bingung."Apanya yang udah nggak dingin?"
"Kakak kok sekarang nggak jadi orang yang dingin lagi judes lagi datar lagi"cerocos Fany.
Fany menghela nafasnya ternyata orang ganteng seperti brandon suka telmi ya untung aja dan untung dia ganteng wkwk.
"Owh pngen nyoba dunia baru aja"
Brandon mengulum senyum nya gemas melihat Fany yang berbicara dengan pipi yang menggembung.Berada di dekat Fany membuat ia ingin sekali terus tersenyum.
"Fan maaf kalo awal kita ketemu gue udah jadi dampak buruk buat lo,sekarang boleh ga gue janji?"ucap Brandon membuat Fany menghentikan aktivitas makan nya.
Untuk yang kedua kalinya Fany dibuat salting dengan ucapan Brandon yang manis.Apa ini sisi lain seorang Brandon Alinski?
Fany menanggapi nya dengan senyuman ia tidak pernah percaya dengan sebuah janji."Janji buat apa?"
"Janji buat jagain lo"ujar Brandon dengan tulus.
Fany diam tidak tau harus merespon apa.
Brandon tersenyum saat melihat wajah Fany yang menampilkan raut ragu dan ia maklum akan hal itu.
"Lo boleh ragu tapi gue bakal buktiin kalo gua akan sering ada di dekat lo"kata Brandon sambil mengusap pipi Fany.
"Lo tau nggak cewek baru yang berani sama Jeni?gue kagum sama dia"
Fany kembali mematung.Yang dimaksud Brandon itu jelas adalah kakak nya dan Brandon kagum.Wah beruntung sekali Eliza di kagumi cowok tampan seperti Brandon.
Fany mencoba mengembalikan ekspresi nya."Cantik ya suka nggak?"tanya Fany tersenyum ke arah Brandon.
"Nggak"jawab Brandon dengan cepat.
Singkat padat dan jelas cukup lega bagi Fany jadi ia masih bisa melanjutkan rasa penasarannya pada Brandon.Fany yakin beberapa hari kedepan mereka akan dekat seperti di film film.
Brandon melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.Jam 9 malam ia harus segera mengantarkan Fany pulang,meskipun orang tua Fany tidak ada namun Brandon tidak mau menggunakan kesempatan itu.
