"MA! MILA BERANGKAT!" Mila yang baru saja keluar dari kamarnya lalu berlari karena sudah jam 7 sedangkan kelas dimulai jam 07:15. Ajaib bukan? Kebanyakan sekolah akan memulai jam pelajaran pada pukul 07.30 atau jam 08:00. Bukan SMA Pelita namanya kalau tidak terkenal kedisiplinannya yang bisa dibilang luar biasa. "Kak! Ayo!". Miko yang sedang menenggak susu coklat hangat mau tidak mau harus usai.
"Lagian lo ngapain aja sih semalem? Udah kerjaannya begadang, gue bangunin susah amat elah" Oceh Miko saat membelokkan motornya ke arah jalan raya.
"Diem lo" jawab Mila.
Mila Nerissa Wahyudi adalah anak kedua dari dua bersaudara, mempunyai kakak laki-laki bernama Seftian Miko Wahyudi. Yudi, Ayah Mila mempunyai usaha restoran sendiri, dan sudah mempunyai 2 cabang, cabang yang satunya dipimpin oleh ibunya, Zaskia.
Setelah sampai sekolah, Mila langsung berlari menuju gerbang yang tinggal terbuka setengah tanpa berpamitan dulu kepada Miko. Lantas Miko hanya geleng-geleng kepala. Tidak hanya Mila yang berlari, jadi Mila tidak perlu malu bila berlarian seperti anak kecil yang sedang dikejar-kejar emak sambil membawa sapu.
Mila berhasil masuk ke gerbang yang sudah seperempat terbuka. Baru saja Mila duduk dibangku kelasnya, tak lama kemudian bel berbunyi. "Gila! Baru juga gue duduk udah main kring kring aja!" oceh Mila.
"Lagian elo, udah tau sekolah kita ajaib, masih aja mau bangun siang-siang. Jadi lari-larian kan, kek lagi syuting film india deh" Ririn yang sejak tadi sudah dikelas sambil menunggu Mila lantas tertawa melihat tingkah Mila. Keduanya sama-sama diam, asyik dengan kesibukan masing-masing. Ririn dengan novelnya sedangkan Mila memijit-mijit betisnya yang pegal.
Kelas Mila berada dikelas 11 Bahasa 3. Biasanya karakteristik anak-anak kelas Bahasa tidak jauh dari anak-anak kelas IPA yang bisa dibilang oke dimata orang-orang. Ternyata salah. Kelas Mila terkenal dengan keributannya dan tidak sedikit siswa yang selalu melanggar peraturan sekolah terutama cowok.
"Gaesss!! Helloo!! Dengerin bentar!" Suara Dimas, ketua kelas yang sedang berada didepan. Sepertinya akan mengumumkan sesuatu, namun teriakannya tidak digubris sama sekali. "Yaelah lo-lo pada gapunya kuping ya? Gue mau ngasih tau kalo pagi ini gurunya rapat sampe jam istirahat!"
Hening.
1
2
3
"SERIUS LO DIM!!"
"DEMI APE LO!"
"MUSTAHIL!"
Ocehan demi ocehan Dimas dengarkan namun tak satupun yang ia jawab karena bingung akan menjawab yang mana duluan. "DIEM DULU! HELLOWW GUE BELUM SELESAI NGOMONG!"
Mendengan intruksi tersebut lantas sekelas langsung diam. Hening. Tanpa suara. "Jadi, Bu Anna ngasih tugas. Gak berat. Kita disuruh ngarang. Terserah elo-elo pada mau bikin karangan tentang apa. Bikin cerita karangan sebebas-bebasnya. Ntar kalo udah kelar, kumpul ke gue"
Sorakan demi sorakan bersahut-sahutan. Baru saja mereka senang karena tidak belajar selama 4 jam kedepan, eh sudah dikasih tugas saja.
Akhirnya mereka memulai menulis karangan sebebas-bebasnya. Mila membuat cerita fantasy seperti vampir dan serigala, Ririn yang membuat cerita tentang remaja masa kini, lain halnya dengan Gibran. Siswa unik dikelas 11 Bahasa 3 membuat judul yang bisa terbilang nyeleneh yaitu "Jin tomang dari goa Vira". Berkisah tentang titisan dari jendral jin tomang memberi tugas pada perempuan bernama Vira untuk mengumpulkan lelaki yang gagah untuk dijadikan pengawal oleh jendral jin. Vira tinggal di sebuah goa gelap, karena goa tersebut tidak ada yang menempati selain Vira, maka Vira menamakan goa tersebut Goa Vira.
KAMU SEDANG MEMBACA
DECEMBER
Teen FictionMila Nerissa Wahyudi. Gadis cantik SMA yang cuek, seadanya, dan nyaris tidak tertarik pada laki-laki. Suatu hari ada seorang laki-laki yang tertarik padanya dan tak lelah juga untuk terus berusaha agar mendapatkan hatinya. Apakah Mila tertarik? Apak...