Hari demi hari telah berlalu, ujian akhir semester semakin dekat. Seperti biasa, Andrian yang tidak menyentuh buku sama sekali, malah asyik bermain game bersama Miko. Sedangkan Mila sedang belajar di kamarnya. Sudah berapa buku bertumpuk. Tidak semuanya dibaca, hanya beberapa saja yang menurutnya penting.
Dari kamar, terdengar jelas suara Miko dan Andrian sedang berdebat mengenai game nya.
"Lo curang kak! jangan-jangan nih stick dah lo setting ya!" Protes Andrian yang entah sudah ke berapa kalinya.
"Gak ada hubungannya, dodol. Lo mah kalo udah kalah, kalah aja napa, kagak usah pake alesan." Miko lantaran tertawa penuh kemenangan. Bahagia diatas penderitaan orang lain ternyata begini rasanya. Walaupun berdosa, namum terasa nikmat.
Mila geram karena suara tersebut tak kunjung reda, malah semakin menjadi-jadi. Dengan langkah gusar, Mila menuju ruang tengah hendak protes. "Lo-lo pada bisa diem gak sih, gue lagi belajar! Lo juga Yan! Bukannya belajar malah maen, sinting lo ya!!"
Bukannya takut, atau malah menurut, Andrian langsung menganga takjub, lantas tepuk tangan seperti baru saja Mila memenangkan piala citra. "Baru kali ini Mil, gue denger lo ngomel."
Gimana gak ngomel, ini sudah jam 11 malam, besok hari senin dan ada ujian semester sementara Andrian tidak peduli sama sekali. Yang benar saja?
"Sini deh duduk dulu biar gue kasih tau." Andrian menepuk-nepuk celah sofa diantara jarak Miko dan dirinya, memberinya isyarat agar duduk.
Bukannya duduk, malah Mila balik badan dan langsung ke kamar. Membuat kedua orang diruang tengah geleng-geleng dan saling menatap. "Pms kali." Ucap Miko.
.
.Di sekolah.
Mila berjalan menuju ruang ujiannya. Mila melihat absen dipintu kelas, dan ternyata Mila duduk sebangku dengan anak kelas 10 IPA 3.
"Buset! Gue duduk sama cewek euy!" Celetuk Gibran yang sudah tiba-tiba berdiri di sampingnya bersama Devan dan Gustav. Mila lalu menutup sebelah telinganya karena pening. "Mil, bagi-bagi dong!" Gibran mencolek Mila.
"Yee ogah, emang lo ga bikin cerpean?" Tanya Mila.
"Bikin beb, ya kalo aja kan ada yang ga keluar di ujian, kan gue bisa nanya ama elo." Jawab Gibran sembari mengedipkan matanya membuat Mila geli melihatnya.
Mila duduk sambil mengutak-atik hpnya, membuka instagram. Andrian_sn09 batin Mila. Mila membukanya dan ternyata tidak di private. Fotonya hanya ada 3, likers nya banyak dan hm followersnya banyak. Tapi mengapa followingnya sedikit sekali?
Mila mencoba mem-follownya, barangkali di follow back. Beberapa detik kemudian. Di follow back!! Batin Mila bersorak senang. Segitu cepatnya. Tak lama kemudian Mila mendapat watsapp dari Andrian.
Andrian
Cie follow gueMila hanya tekekeh mendapat chat dari Andrian. Tidak membalasnya. Tak lama bel berbunyi menandakan ujian akan segera dimulai.
"Cerpean gue manaaa" Suara Gustav menggema satu ruangan. Dua detik berikutnya teman-temannya tertawa karena kelakuannya yang sudah kelewat polos. Murid kelas 10 hanya terkekeh, tidak bisa tertawa lepas seperti apa yang dilakukan teman-teman Mila khawatir akan di semprot oleh kakak kelasnya.
Tepat jam 12, setelah ujian mata pelajaran yang kedua telah Mila selesaikan, lantas Mila keluar kelas lebih dulu. Mila berniat mendatangi ruangan Vira dan Ririn, karena nomor absen Mila yang sedikit jauh dengan Vira dan Ririn, maka mau tidak mau Mila harus berbeda ruangan dengan mereka. Mila berjalan menuju ruang 11 yang berada dikelas 11 IPA 1.
Saat Mila berjalan di koridor, Mila melihat seorang cowok yang tiba-tiba lari menuju lantai tiga dengan terburu-buru. Mila sempat melihat sekilas bahwa cowok tersebut menangis. Tunggu! Menangis!?
Mila mengurungkan niatnya lalu menyusul cowok terebut. Mila berlari mengejarnya hingga berhenti ke atap sekolah yang berada di lantai 4. Benar-benar diatap. Dengan pelan, Mila membuka pintu menuju atap, lalu ia mendapati cowok tadi sedang merentangkan tangannya di sisi atap.
"LO MAU APA!!!" Dengan langkah terpontang-panting, Mila dengan sigap menarik cowok tersebut hingga terjerembab menimpanya. "LO MAU NGAPAIN!" Mila lalu menarik kerah cowok tersebut.
"Pergi sana!" Cowok tersebut lalu mendorong Mila hingga terjerembab dan membuat sikut nya lecet. Mila bangun tidak memedulikan rasa perihnya, dan langsung kembali menarik kerah cowok itu.
Tidak ada jawaban darinya, cowok itu hanya menunduk. Masih ada sisa air mata di pipinya. Mila mengurungkan niatnya untuk bertanya karena Mila tau, ia pasti belum siap untuk menceritakannya.
"Gausah ikut campur!" Cowok tersebut berusaha melepaskan cengkraman Mila di kerahnya.
"kek gak ada cara lain aja! Sadar tong! Sadar! Lo tenangi diri lo dulu, gak semua masalah bisa di selesaikan lewat bunuh diri!" Mila tetap saja mengguncang-guncagkan tangannya di kerah baju cowok itu.
Cowok tersebut mengatupkan rahangnya lalu menatap Mila heran. "kenapa lo nolong gue?"
Mila tidak menjawabnya, Mila melepaskan cengkramannya lalu membatu cowok itu berdiri. "panggil aja gue Mila. Lo anak IPA 2 kan? Siapa nama lo!?" Tanya Mila tanpa ada nada persahabatan.
"Arthur" Jawabnya singkat.
"Thur! lo tuh gila, gendeng, sinting ato apa sih! Lo masih muda udah mau nyoba mati aja. Nenek gue yang udah tua aja malah pengen balik lagi jadi bocah!"
Drrrrttt....drrttt...
Handphone Mila bergetar, menandakan sebuah telfon masuk.
Andrian is calling...
"Iya Yan"
"Lo dimana? Gue udah kelar nih"
"Ok, bentar! Tunggu di parkiran"
Mila memutuskan telfon lalu menaruh hpnya di saku. "Gue cabut. Inget! Jangan bunuh diri! Sampe lo ngelakuin itu, gue sumpahin arwah lo gak tenang!"
Mila berbalik badan dan meninggalkan Arthur yang masih duduk di atap sambil menatap punggung Mila yang menjauh lalu membuka pintu, dan turun.
Lalu Mila berlari menuju parkiran mencari Andrian yang sudah menunggunya. "Woy!" Mila menepuk bahu Andrian.
"Gue kangen ama lo, kemana aja." Celetuknya. Mila menganga mendengarnya "Gausah ngefly gitu napa. Yuk pulang, gue ngantuk."
Mila terkekeh pelan lalu naik ke atas motor. Dalam hati ia meruntuki Andrian karena motornya yang tinggi. Ngapa gak ganti motor aja sih!
KAMU SEDANG MEMBACA
DECEMBER
Teen FictionMila Nerissa Wahyudi. Gadis cantik SMA yang cuek, seadanya, dan nyaris tidak tertarik pada laki-laki. Suatu hari ada seorang laki-laki yang tertarik padanya dan tak lelah juga untuk terus berusaha agar mendapatkan hatinya. Apakah Mila tertarik? Apak...