Chapter 14

32 1 0
                                    

“Ngelamun aja lo!” Mila yang sedang memainkan ponselnya dengan tatapan kosong, lantas terkejut saat Ririn tiba-tiba mengejutkannya.

“Shhh apasih Rin, masih pagi juga.” Mila lalu menelungkupkan wajahnya.

Hari pertama mereka menduduki bangku kelas 12. Yap! Seluruh kelas 11 Bahasa 3 naik kelas tak terkecuali Gibran. Hari pertama tidak langsung diisi dengan full mata pelajaran.

Lumayan 2 jam kedepan mereka dapat melakukan apapun sesuka hati didalam kelas.

“GIB! LO SEHARI AJA GA USAH GANGGU GUE KENAPA SIH!!!”

Suara cetar tersebut milik Vira. Gibran mengambil tas milik Vira lalu dibawa lari. Gibran merogoh isi tas tersebut lantas membuat emosi Vira meledak.

“Wih, ada roti tawar.” Gibran mengangkat benda putih berbentuk kotak pipih yang terbungkus plastik. Vira yang melihatnya lantas menghujani Gibran dengan berbagai barang.

"BALIKIN GAK!" Vira melemparkan penghapus papan tulis ke arahnya, dan meleset.

Ririn yang melihatnya tidak terima, sebagai perempuan, ia merasa dilecehkan. Siapa yang tidak malu, barang yang harusnya dipakai untuk perempuan yang sedang PMS, malah di pamer-pamerkan, sudah begitu yang memamerkan adalah laki-laki.

“Lo sehari diem bisa gak sih Gib! Sini lo!” Ririn menarik celana Gibran karena Gibran berdiri diatas meja.

“Eh, Rin, Rin! Sobek ntar lo mau tanggung jawab?” Gibran  berusaha melepas cengkraman Ririn dari celananya.

“Balikin tas Vira, ato gue sobek celana lo! DASAR PEMERAN VIDEO BOKEP!” Ancam Ririn yang semakin kuat menarik celana Gibran.

“Lo kalo sirik mah sirik aja.” Gibran akhirnya menyerah dan memberikan tas Vira kepada Riri, lantas Ririn balas dengan pelototan tajam. Saat Gibran turun dari meja, Ririn sempat-sempatnya menonjol kepala Gibran.

“Awas lo!” Ancamnya.
.
.
Saat ini Mila, Ririn dan Vira sudah berada di kantin. Kali ini mereka tidak memesan bakso, melainkan ayam geprek milik Bu Sum.

“Halo, Mila.” Sapa seseorang dibelakang Mila, lantas Mila mendongakkan kepalanya.

Andrian tersenyum, dan langsung dibalas oleh Mila. “Lo gak makan?” Tanyanya.

Andrian tertegun sesaat. “Serius lo nanyain gue makan?”

“Yaudah ga jadi.” Balas Mila cuek lalu melanjutkan kegiatan makannya.

“Jangan gitu. Gemes kan gue, jadi makin cinta ntar.” Andrian mencolek Mila, lantas membuat Mila malu. Sudah begitu suara Andrian terdengar sangat jelas dan juga dibilang nyaring.

Deni, Karin, Vira dan Ririn tertawa pelan menyaksikan mereka berdua.

“Oiya Radit ama Alven mana? Tumben ga bareng?” Tanya Ririn.

“Tanding basket bareng Adit.” Jawab Karin yang berada dibelakang Andrian.

“Lo mau pesen apa?” Tanya Deni pada Andrian dan Karin.

“Samain aja, geprek.” Jawab Karin sambil duduk di samping Ririn.

Sedangkan Andrian duduk di samping Mila. “Mil, diem-diem bae.” Andrian mencoba menggoda Mila.

“Apaan sih Yan, genit banget.”

“Bau lo kenapa sih enak banget? Mirip minyak telon bayi. Makin suka deh” Jawabnya santai, tetapi tetap saja, suaranya begitu nyaring. Mila menyadari bahwa ada Bella dibelakangnya.

Cewek yang benar-benar tergila-gila pada Andrian sejak pertama kali Andrian masuk sekolah. Tapi Andrian tidak peduli, selama hatinya berkata Mila, tetap Mila yang ia pikirkan.

DECEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang