Mata Mila begitu berat pada saat dosen menjelaskan materi. Sesekali ia memejamkan matanya sambil menopang dagunya. Kebetulan kursi Mila berada di tengah-tengah dan meja dosen tertutup oleh teman di depan nya yang berbadan besar.
Tak lama kemudian, dosen tersebut mengakhiri materinya. Mata Mila langsung terbuka lebar. Ia tidak sabar untuk tidur sebentar di rumah lalu ke toko Arthur.
Mila menuju mobilnya yang berada di parkiran tak jauh dari kelasnya. Tiba-tiba sesuatu terlintas di kepalanya, sudah lama sekali Mila tidak mampir ke cafe favoritnya dulu.
Apa gue kesana dulu aja ya? Batinnya
Mila membuka pintu mobil lalu membanting tasnya ke kursi sebelah. Ia menyalakan mesin lalu keluar dari area parkiran kampus.
Mila memutuskan menuju ke cafe sederhana, tempat yang dulu sering ia singgahi bersama Andrian. Sekalian bernostalgia, karena ia tidak pernah datang ke tempat itu lagi semenjak Andrian tidak ada.
Mila melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, Mila memutar musik agar suasananya tidak sepi. Seperti biasa, Mila menyukai musik pop punk. Seperti Andrian.
Mila mengangguk-anggukkan kepalanya mengikuti alunan lagu , sesekali ia juga ikut bernyanyi.
Setelah beberapa menit, Mila membelokkan mobilnya ke area parkir yang kebetulan tidak padat pengunjung, ia memarkirkan mobilnya dengan mulus.
Ia mengambil tasnya lalu keluar dan mengunci mobil. Mila berjalan menuju pintu cafe dan ternyata benar. Pengunjungnya kali ini tidak begitu banyak.
Mila berjalan menuju meja yang berada di pojok kanan. Dekat jendela, tempat itu adalah tempat favoritnya dulu.
Sudah satu setengah tahun, tapi tempat itu tidak berubah.
mila mendaratkan pada kursi di samping jendela, lalu Mila mengangkat tangannya, memberi isyarat pada pelayan. Pelayan wanita muda itu lantas mendatangi Mila.
Mila memesan satu mangkuk ice cream dan langsung ditulis oleh pelayan itu.
"Itu saja?" Tanya si pelayan tersebut dan di balas anggukan dari Mila.
Sambil menunggu pesanan, Mila membuka laptopnya dan mengetik sesuatu disana. Mila membuat sebuah cerita horror lagi untuk ia terbitkan di blog.
Saat Mila sedang asyik mengetik, tiba-tiba ponselnya bergetar menandakan telfon masuk.
Arthur is calling...
Mila lalu menyambar ponselnya dan menggeser tombol hijau. Mila menempelkan benda pipih itu di telinga nya dan langsung menjauhkannya lagi karena suara menggelegar dari seberang sana.
"LO INGET KAN NTAR SORE GANTIIN GUE JAGA TOKO!" Suara menggelegar itu membuat Mila sontak menjauhkan ponselnya dari telinga. Bisa tidak sih, Arthur menggunakan nada rendah sedikit saja.
Mila mendengus sambil mengusap-usap telinga nya. "ini masih jam 11, Thur! jam 3 masih lama. Ntar gue pasti kesana"
"Ok sip kalo lo gak lupa"
Tuuut...tuut..
"Dasar gak tau diri, assalamualaikum kek!" Gerutu Mila, lalu menaruh ponselnya lagi.
Mila kembali mengetik di laptopnya, matanya terfokus pada layar laptop hingga pelayan datang membawa nampan berisi menu pesanan Mila.
"Silahkan" Ucap pelayan tersebut.
Pelayan itu memandang wajah Mila lalu tersenyum lebar "Nah ini ni! Lama banget gak nongol! Apa kabar!"
Mila mengangkat wajahnya dan melihat pelayan tersebut dan ternyata sang ibu yang Mila bantu tempo hari. Beberapa hari yang lalu padahal Mila sempat ketemu, walaupun hanya saling menyapa dari balkon saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
DECEMBER
Teen FictionMila Nerissa Wahyudi. Gadis cantik SMA yang cuek, seadanya, dan nyaris tidak tertarik pada laki-laki. Suatu hari ada seorang laki-laki yang tertarik padanya dan tak lelah juga untuk terus berusaha agar mendapatkan hatinya. Apakah Mila tertarik? Apak...