Chapter 28

23 1 0
                                    

Tak terasa satu bulan telah berlalu. Arthur yang sedang sibuk-sibuknya mengatur susunan acara reuni membuat Mila tanpa henti mengurus toko Arthur.

"Rifqi! Jangan di makan!" Pekik Mila saat melihat Rifqi sedang menyomot satu buah cup cake di etalase.

"Satu doang, Mil" Kata Rifqi di sela kunyahan nya.

"Dah, biarin aja, Mil. ntar kalo keselek baru tau rasa" Imbuh Hendra. Kemudian ia melayani pembeli yang hendak membayar lalu tersenyum ramah.

"Terima kasih, Silahkan datang lagi"

Mila menarik kursi lalu mendaratkan pantatnya tepat di samping Hendra. Kemudian Mila menghitung pendapatan toko hari ini.

"Eh Mil, malam minggu lo jadi ikut reuni kan?" Tanya Hendra memecah sunyi.

"Iya-iya gue ikut. Lo-lo pada kenapa sih pada nanyain gue pertanyaan yang sama? Gak bokap, nyokap, kakak gue, temen-temen juga pada nanyain" Omel Mila.

Hampir setiap hari ia diberi pertanyaan yang sama membuat dirinya mau tidak mau, suka tidak suka, Mila harus datang ke reuni tersebut dengan tujuan agar teman-temannya tidak kecewa atas ajakannya.

"Dandan yang cakep, Mil. Gue gak mau tau" Tutur Hendra.

"Gua gak pandai dandan. Ntar minta ama Ririn" Sergah Mila.

"Yaudah terserah lo, pokoknya harus yang cetar!" Ucap Hendra penuh penekanan.

"Iya Hen, iya"

Arthur is calling...

Ponsel Mila bergetar, menandakan telfon masuk. Mila segera mengangkatnya sebelum sambungannya terputus.

"Iya, Thur?"

"Pulang jam berapa lo?"

"Jam 8 deh, Thur. Gue mau siap-siapin buat reuni, mana gue belum beli dress. Gapapa ya?"

"Nah baru aja gue mau nyuruh lo pulang cepet." Arthur menjeda kalimatnya. "Ntar gue mampir toko. Lo pulang bareng gue. jangan nyegat om-om gak di kenal"

Mila terkekeh pelan mendengar kalimat Arthur.

"Oh, Ok"

Sambungan terputus.

Mila meletakkan ponselnya di atas meja lalu pandangannya beralih pada beberapa pengunjung yang sedang memilih kue.

Rifqi dengan santainya mempromosikan kue-kue tersebut sambil mengunyah cup cake di tangannya. Katanya, supaya pengunjung semakin percaya bahwa kue yang ada di tangannya begitu enak dan tidak beracun.

Alih-alih modus supaya Rifqi bisa memakan kue itu tanpa harus di marahi oleh Mila.

Tepat pukul 8, Arthur menjemput Mila. Semuanya sudah beres, hanya tinggal mengunci toko saja. Hendra, Rifqi, Karin dan dua karyawan sudah pulang terlebih dahulu. Karena memang Arthur yang menyuruh karyawannya untuk tidak lembur lagi.

"Matiin lampu, Mil jangan lupa" Ujar Arthur mengingatkan dari ambang pintu sambil menyilangkan tangannya.

"Udah" Mila lalu mendatangi Arthur lalu mengunci pintu.

Mila mengikuti Arthur menuju mobilnya yang terparkir. Arthur membukakan pintu sebelah kiri untuk Mila.

"Thanks" Ucapnya.

Arthur melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Tak lupa ia memutar musik untuk Mila. "Mau nyari apa dulu, Mil?"

"Apa aja yang gue perlukan. Mampir mall dulu"

DECEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang