"eh gue liat-liat lo bareng cewek itu terus, cewek lu?" tanya seorang teman pada Sehun yang kebetulan baru saja sampai di tempat tongkrongan sepulang sekolah.
Sehun melirik kearah Jennie yang sudah pergi agak menjauh setelah anak itu menumpang motor Sehun, Jennie terpaksa harus jalan kaki sekitar 300 meter untuk ke toko buku. Sehun mengendikan bahu nya acuh kearah Kai, teman sekelasnya sekaligus teman baru nya di sekolah.
"bukan, tetangga gue itu.." jawab Sehun cuek.
Kai tampak tersenyum tipis, "Boleh juga, kenalin ke gue dong..." pinta Kai pada Sehun sembari menyodorkan Hp nya.
Sehun agak risih sih kalo ada cowok mintain nomer Hp atau minta dikenalin ke jennie, soalnya Jennie suka sok kecakepan kalo ada cowok yang naksir dia. Sehun males dong kalo Jennie sok kecakepan, jennie kan ga cakep dimata Sehun.
"serius lo mau dikenalin sama tetangga gue itu?"
Kai dengan enteng mengangguk, "iya dong. Kenapa emang? Lo naksir?"
Sehun bergidik, "kagak... gue Cuma... kasih lo kesempatan sih buat mikir mikir lagi. Jangan ketipu sama rupa nya, aslinya... dia gesrek"
Kai tertawa kecil melihat ekspresi ngeri Sehun, "haha... ga masalah... kasih gue nomer nya deh... kesana nya biar gue yang cari tau sendiri"
Sehun tanpa pikir panjang langsung memberikan nomer telepon Jennie pada Kai tanpa meminta izin terlebih dulu pada kawan sejak bayi nya itu.
.
.
.
Sore itu Jennie main ke rumah Sehun, sudah seminggu mereka tidak sempat main bareng karena Sehun sudah pindah sekolah sejak naik ke kelas dua. Sementara Jennie baru saja selesai masa orientasi siswa sudah resmi duduk dibangku kelas 1 SMA. Jumat sore adalah hari istimewa bagi semua pelajar di Bandung, karena esok adalah sabtu maka jumat sore merupakan hari pelampiasan terakhir dari semua beragam kegiatan yang menyita waktu.
Ada yang aneh dengan Jennie, gadis itu sudah mengenakan pakaian rapi, dandan cantik, rambutnya digerai dengan manis menuruni bahu nya yang kecil. Jennie juga menyapa semua orang yang ia lewati ketika berjalan ke rumah Sehun.
Berbeda dengan Jennie, Sehun justru diam di rumah, duduk manis sambil menunggu Mama nya memasak mie instan dengan telur dan irisan cabe rawit.
"Huuuunnnn..." panggil Jennie sambil masuk, mencari Sehun tanpa permisi ke dalam rumah.
"iiih wangi indomie..." seru Jennie saat hidung kecilnya mencium aroma MSG dari bumbu indomie yang dimasak tante Fanny. Jennie melangkah semakin dekat ke dapur, Sehun tidak menggubris panggilan kawannya itu.
"ih dipanggil panggil kok gak nyaut" Jennie muncul, pake baju serba pink macem mau pawai bareng cherrybelle. Sehun menatap Jennie dari atas ke bawah, sobatnya itu langsung duduk dikursi tepat disamping Sehun. Bersamaan dengan tante Fanny yang selesai masak Mie.
"lo mau kemana?" tanya Sehun dingin.
"tanteee, aku cantik ga?" bukannya jawab pertanyaan Sehun, Jennie justru bertanya soal penampilannya pada Fanny yang menyiapkan dua mangkuk mie diatas meja.
Fanny tersenyum kecil, "cantiik... mau kemana? Nyamper Sehun sekalian?"
Jennie tersenyum dibuat imut, lalu menoleh kearah Sehun sesaat dengan malas, "mau pergi tan, ada acara sama temen.. hehe"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Garis Keras (JenHun) COMPLETE
Fanfiction"Hun, kalo misalnya. Kak Irene sama Mas Suho terus bahagia dan hidup saling setia gimana?" Suasana menjadi serius, Sehun menghela nafasnya dan membalik tubuhnya ke hadapan Jennie. Jennie sepertinya sering berpikiran berat saat Irene dan Suho menikah...