Rumah megah pemberian Siwon atas hadiah pernikahan untuk Sehun dan Jennie sekarang dibiarkan kosong. Hal itu dikarenakan Sehun yang sudah tidak sreg lagi untuk tinggal disana. Alasannya bukan hanya satu, melainkan banyak... pertama, rumah itu terlalu besar untuk menjadi tempat tinggal Jennie dan Sehun yang hanya berdua, terus rumah itu juga pernah kerampokan dan Jennie hampir menjadi korban, ketiga.. Sehun dan Jennie sudah sepakat untuk tidak dekat-dekat dengan Irene maupun Suho, sehingga kini rumah itu kosong dan sepasang suami isteri itu lebih memilih tinggal di rumah baru yang jauh lebih kecil.
Sekarang Sehun sedang berada di sebuah apotek yang berada di sebrang rumah baru nya, lelaki itu tampak menunggu pesanannya yang sedang diambilkan oleh penjaga apotek. Setelah dua menit menunggu, si penjaga kembali dengan senyum kecil dibibirnya, "Ini ada dua jenis tespeknya.. dua duanya yang paling akurat a.." jelas si penjaga pada Sehun yang menilik nilik bungkus tespek dengan bingung.
"ini ada petunjuk penggunaannya?" tanya Sehun dengan dahi mengernyit.
Si penjaga yang kebetulan berjenis kelamin laki-laki itu pun ikutan bingung, "ehmm... mungkin isterinya tahu."
Sehun berdecak, "ouh iya yaa.. Jennie kan cewe.. hehe.. yaudah, saya ambil dua dua nya. Minta masing masing dua yaa"
"Oke..." pelayan membungkus pesanan dan memberikannya pada Sehun, lalu Sehun membayar dan segera meninggalkan apotek untuk menyerahkan tespek pada Jennie.
Di rumah Jennie tidak bisa diam, dia terus berdiri di depan kalender yang menampilkan tanggal 31 maret yang akan segera berganti pada 1 april. Ini sih gila, sudah sebelas hari sejak tanggal menstruasi Jennie tiba justru dia belum ada tanda-tanda akan datang bulan lagi. Jennie memejamkan matanya dengan bingung, masalahnya kalo hamil gimana? Pernikahan nya dengan Sehun itu baru aja akur, kalo ada bayi gimana? Kalo Jennie hamil gimana??
Jennie kan belum siap untuk jadi Mama. Ah, Jennie bahkan ga pernah ngebayangin kalo dia bakal jadi gendut, buncit dan manja manja sama Sehun yang sama sekali ga dewasa.
"JENN..!" Sehun menepuk bahu Jennie yang membuat Jennie nyaris saja loncat karena terkejut.
"IH... salam kek" bentak Jennie dengan jengkel sambil mengusap dadanya.
Sehun nyengir, "Nih tespeknya.." kata Sehun enteng.
Jennie menghela nafas nya gusar, lalu menerima tespek pemberian Sehun dan menggenggamnya erat, "kalo dua garis gimana?" tanya Jennie dengan bingung sembari mendongak.
Sehun tersenyum, "ya engga apa apa.."
"ish.. kok ga apa apa? Emang lo siap jadi bapak?"
Sehun agak berpikir, "ya mau gimana lagi sih kalo lu hamil. Kan kita udah begitu Jen, ya pasti resiko nya enak.. sama hamil"
Jennie mencubit pinggang Sehun yang membuat Sehun justru tertawa kecil.
"Hun.. gue belum siap.. gimana dong?"
Sehun kemudian menangkup kedua pipi Jennie dan mengusapkan ibu jarinya dengan lembut, "ini pasti yang terbaik kok... apapun hasilnya, gue dukung! Hehe Cuma dukung aja tapi..."
PLAK PLAK
"RESE LU!"
BLAMMM!!
Jennie memasuki kamar mandi setelah menepis dan menampar lengan Sehun, gadis itu segera menggunakan tespek sesuai anjuran dari artikel yang ia baca setelah makan malam tadi.
Sementara Jennie didalam, Sehun menunggu hasilnya di luar pintu kamar mandi. Jujur saja, Sehun pun merasakan rasa cemas seperti Jennie, ada rasa tidak siap ketika membayangkan kalau nanti Jennie hamil dan mereka akan jadi sosok orangtua. Terlebih lagi Sehun yang harus menjadi Papa padahal sikap Sehun pun amat sangat kekanakan selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Garis Keras (JenHun) COMPLETE
Fanfiction"Hun, kalo misalnya. Kak Irene sama Mas Suho terus bahagia dan hidup saling setia gimana?" Suasana menjadi serius, Sehun menghela nafasnya dan membalik tubuhnya ke hadapan Jennie. Jennie sepertinya sering berpikiran berat saat Irene dan Suho menikah...