Pagi-pagi sekali setelah subuh, sebelum cicitan burung dan kokokan ayam membangunkan para penghuni komplek. Sehun sudah mencuci wajahnya dan menunaikan kewajiban beragama, disusul oleh Jennie yang kini sedang merapikan diri karena wajahnya terlihat pucat gara-gara semalam kurang tidur.
Bagi Jennie dan Sehun, pantang sekali mereka meninggalkan sholat lima waktu. Alasannya karena mereka takut khilaf dan melakukan dosa serta melanggar aturan aturan agama sebagai manusia. Sholat adalah tiang agama, jangan sampai tiangnya roboh, mungkin kalo ga sengaja Sehun atau Jennie digoda setan, dua anak manusia keras kepala itu bakalan saling cinta. Nah itu yang Sehun dan Jennie takutkan, kena godaan setan.
"sejak nikah sama lo, tidur gue ga nyenyak terus. Bawaannya was-was"
"bener, sejak nikah sama lo. Tidur gue juga ga tenang" timpal Sehun tak mau kalah dengan ocehan pertama sahabatnya.
Jennie agak berpikir, "orang-orang mah nikahnya enak sama orang yang mereka cintai. Nah kita huun..." keluh jennie lagi yang disambut anggukan oleh Sehun.
"betul. Gue malah dapet isteri kek lu, tukang pukul.."
Jennie mendelik tajam "tapi semalem lo ga denger bunyi-bunyian aneh kan dari kamar mas Suho dan kak Irene?!" selidik Jennie tajam.
"kagak! Suer deh, makanya gue tidur kagak tenang karena gue patroli. Lo malah enak-enakan tidur nyenyak banget, mana ngorok lagi" ucap Sehun ketus menanggapi tuduhan menyebalkan Jennie.
Jennie cengengesan, "ih ngambek chef arnold. Hehe... iya iya maaf, untuk malem ini gue yang jaga deh, lo boleh tidur sepuasnya, kita periksa yuk kamar mereka. Lo nanti ajakin mas Suho ngapain kek, gue mau siapin sarapan buat kalian. Hehe"
"emang lo bisa masak?" ujar Sehun sinis, lalu tersenyum meledek Jennie.
Jennie mendengus, "roti tawar aja sama selai. wlee"
"anjir, mudah-mudahan kita cepet cere ya Jen. Ga sanggup gue kalo nanti kita pindah rumah dan lo ngasih gue makan roti tawar sama selai tiap hari"
Jennie cekikikan, "amiin yaa allah... semoga kita bisa cepetan cere dan kembali pada takdir masing-masing"
"pagi biii" sapa Jennie ceria pada asisten rumah tangga yang pagi buta begini sedang merapikan rumah, sebenarnya tidak ada yang perlu dirapikan di rumah megah milik Suho itu, tapi si bibi sepertinya sangat berdedikasi tinggi pada kerjaannya.
Sehun tersenyum canggung pada bibi paruh baya yang terlihat sangat takjub dengan wajahnya.
"kenapa neng? Mau makan?"
Jennie menggelengkan kepalanya, "engga bi, saya mau siapin sarapan. Bibi lanjut kerja aja"
"kalo den Sehun.. mau bibi bikinin kopi atau teh manis?"
"dia suka nya susu bi.." serobot Jennie cuek, Sehun mengangguk kearah si bibi.
"oh suka nya susu.. mau coklat apa susu plain den?"
"plain bi, kalo bisa yang merk ultra itu loh" kata Jennie lagi sambil melenggang menuju dapur.
Bibi tersenyum kecil melihat tingkah Jennie yang sangat manis terhadap Sehun.
Bibi dengan centil menepuk lengan Sehun hingga pemuda itu meringis canggung, "ya ampun aden. Meni soswit pisan atuh gaduh isteri teh. Bibi mah meuni resep ningali na, panganten anyar teh sok raresep. Jaba gareulis karasep. Saroleh solehah nya duanana, enjing-enjing tos garugah.. duh" ungkap si bibi mengatakan rasa gemasnya pada Sehun, Sehun hanya bisa tertawa garing karena sangat canggung, ditambah lagi si bibi bicara dengan bahasa sunda yang full tanpa memberikan Sehun kesempatan untuk bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Garis Keras (JenHun) COMPLETE
Fanfiction"Hun, kalo misalnya. Kak Irene sama Mas Suho terus bahagia dan hidup saling setia gimana?" Suasana menjadi serius, Sehun menghela nafasnya dan membalik tubuhnya ke hadapan Jennie. Jennie sepertinya sering berpikiran berat saat Irene dan Suho menikah...