Pernikahan seperti sebuah tujuan akhir sepasang kekasih dalam menjalani hubungan. Dalam sebuah agama pernikahan di analogi-kan sebagai salah satu bentuk ibadah kepada Tuhan yang tidak ada akhirnya, ibadahnya berkelanjutan selama sepasang suami isteri itu saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi. Hingga dikaruniai anak, pernikahan akan menghasilkan pahala dimata Tuhan, dan apa-apa yang dilakukan oleh sepasang suami isteri yang Sah atas dasar pernikahan itu sendiri, maka tidak akan habis amal perbuatannya di mata Tuhan. Indah banget ya definisi pernikahan.
Suho dan Irene sudah menjadi suami isteri sejak tujuh bulan yang lalu, dan kini usia kandungan Irene sudah menginjak enam bulan dimana perut Irene sudah nampak cukup buncit dan cara berjalan Irene pun sudah tidak terlihat gemulai seperti dirinya masih gadis dulu. Irene kadang kesulitan mengambil benda di bawah kaki nya, dia tidak bisa merunduk pendek-pendek, tidak bisa memasak di restaurant miliknya karena semakin besar kandungan nya Irene pun menjadi sering mual dan tidak mau mencium bau-bau makanan atau minyak dapur.
Hari ini Irene diam di rumah Hani dan Heechul, Suho juga sedang cuti dari kantor karena Irene sudah sakit selama tiga hari. Rumah begitu sepi tanpa kehadiran Jennie dan Sehun yang biasanya selalu bertengkar di ruang tengah.
Irene melamun sambil mengelus perut buncitnya, disisi nya Hani menatap khawatir.
"Rene, kenapa?" tanya Heechul dengan perhatian pada si menantu.
Irene tersenyum kecil, "hehe.. engga Pah... Cuma khawatir aja sama Sehun. Dia kemana ya? Handphone nya ga bisa dihubungi"
Mendengar rasa khawatir Irene, Hani pun jadi ikut khawatir, walau bagaimanapun Hani ikut andil atas hilang nya Sehun.
"Ah Sehun udah gede. Mungkin dia pulang ke Surabaya, sayang.." Suho muncul dari arah dapur dan membawakan milkshake buatan nya untuk Irene.
Suho langsung menyelip disamping Irene dan menyandarkan kepala isterinya di bahu nya yang kokoh. Irene tersenyum agak dipaksakan.
Ucapan Suho barusan membuat Hani cukup lega, karena sejujurnya Hani sangat merasa bersalah.
"tapi.. apa mungkin, Sehun nyusul Jennie ke Belanda?" ucap Heechul tiba-tiba. Hal itu membuat semua mata tertuju pada Heechul yang kini bengong sendiri.
"haha.. ga mungkin!" ucap Hani.
"mau ngapain mereka di belanda? Rebutan gerakin kincir angin? Ga mungkin mas." Hani masih tertawa dengan ucapan Heechul, sebab setahu Hani tidak mungkin Sehun nekat menyusul Jennie. Kalau pun menyusul Jennie ke Belanda, pasti Sehun hanya akan membuat Jennie sebagai lawan bertengkar.
Sementara Itu,
Pagi sekali di Belanda, sekitar pukul 5.30 suasana pagi disana terlihat begitu gelap dan dingin. Lampu kamar yang Jennie dan Sehun tempati masih menyala dengan cahaya temaram. Lampu kamar itu di desain khusus sehingga akan menyala terang jika cuaca atau suasana sangat gelap, namun jika menjelang pagi maka cahaya lampu akan sedikit gelap seperti sekarang.
Karena suhu yang mencapai -5 derajat diluar, maka Sehun menyalakan perapian listrik sehingga membuat ruangan dalam temperatur hangat.
"awas tangan nya...!" beritahu Jennie dengan suara serak, gadis itu menyingkirkan tangan Sehun yang berada di atas tubuhnya dengan kasar.
Sehun mendecih pelan, dengan iseng Sehun menempatkan kaki nya diatas kaki Jennie sambil cekikikan.
"dih. Awas kaki nya!" omel Jennie lagi, sekarang dia membuka mata dan membalik tubuhnya kearah Sehun.
Sehun langsung menutup mata dan menutup juga tubuhnya dengan selimut tebal. Namun bibirnya masih menyunggingkan senyum jahil.
Jennie menghela nafas kasar, dia sedikit jengkel saat bangun pagi, gatau kenapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Garis Keras (JenHun) COMPLETE
أدب الهواة"Hun, kalo misalnya. Kak Irene sama Mas Suho terus bahagia dan hidup saling setia gimana?" Suasana menjadi serius, Sehun menghela nafasnya dan membalik tubuhnya ke hadapan Jennie. Jennie sepertinya sering berpikiran berat saat Irene dan Suho menikah...