11. Canggung

1.9K 307 142
                                    


Apa mungkin malam ini akan menjadi akhir dari sandiwara itu?

Sehun menjatuhkan sebuah ciuman lembut diatas bibir Jennie, Jennie memejamkan matanya, sengatan demi sengatan seperti muncul di tubuh kedua nya, sensasi yang tidak biasa yang membuat Jennie meremas seprai menggunakan sebelah tangannya. Tangan Sehun mencengkram lengan Jennie cukup keras, Sehun menaikkan tangan Jennie tepat diatas kepala gadis itu sembari terus memagut bibir kecil Jennie menggunakan bibir tipis nya.

Karena kehabisan nafas, Sehun melepas ciuman itu, kedua matanya nanar menatap Jennie yang berusaha menyesuaikan oksigen dalam paru paru dan rongga dadanya yang begitu sesak karena terkejut.

Blap!

Lampu mati sekaligus, terjadi pergerakan di atas ranjang ketika penerangan sirna. Sehun segera turun dari ranjang begitupula Jennie yang sibuk merapikan diri. Mereka sama sekali tidak bisa saling bertatapan atau berhadapan lagi setelah ini terjadi. Gila ga sih ciuman?! Ciuman loh ini.

Karena gelap, Sehun menyalakan Senter dalam HP nya dan berhasil menerangi ruangan, ia berhasil menemukan Jennie yang menatap nya, namun saat bertatapan Jennie memalingkan wajahnya kesana kemari dengan bingung.

"gue... gue cari lilin dulu" ujar Sehun gugup, dan keluar dari kamar untuk mencari lilin.

Sementara itu Jennie menghela nafas kasar dan kembali berbaring diatas tempat tidur dengan jantung yang tak bisa tenang, Jennie memegangi dada nya yang seolah terjadi gempa didalamnya. Begitupun Sehun yang kini bersandar di balik pintu ditengah kegelapan yang menyelimuti nya.

"sange gue sange!" umpat Sehun sembari menepuk nepuk dada nya yang bidang berulang kali.

Tak butuh waktu lama untuk lampu kembali menyala, hanya sepuluh menit listrik mati dan kini penerangan sudah kembali.

Sehun tak kembali ke kamar malam itu, dan Jennie diam di dalam kamar dengan perasaan was-was. Menghubungi Sehun pun Jennie tidak berani karena malu dan gugup menguasai dirinya. Sementara Sehun memutuskan untuk tidur di kamar tamu.

.

.

.

Pagi pagi sekali sarapan dimulai di keluarga Jaejoong, Fany memasak sarapan sederhana namun terlihat lezat sekali masakannya. Ada rolade, sup krim jagung, telur mata sapi dan juga waffle dengan saus coklat. Jennie dan Jaejoong sudah duduk di meja makan, diikuti Fany yang menyusul sembari membawa dua gela susu untuk Jennie dan satu lagi untuk Sehun.

"duh, jadi malu nih dimasakin" ucap Jennie dengan senyum gugup pada Fany.

"engga apa apa. Jennie kan masih belum pulih.. Sehun mana?" tanya Fany pada Jennie.

Jennie menggaruk kepalanya yang tak gatal, "ehmm... masih dikamar kayaknya Mah.."

"oh... kamu panggil gih, kita sarapan. Ada telur mata sapi kesukaan Sehun, dia suka kalo masih panas"

Aduh sial. Mana bisa Jennie nyusulin Sehun buat ngajak sarapan bareng. Tadi pagi aja waktu papasan habis sholat subuh dua duanya salting.

"ehm.. iya mah, tunggu bentar yaa" Jennie dengan terpaksa akhirnya menurunkan Gengsi nya sebagai seorang wanita untuk menyapa Sehun duluan pagi itu. Kisah persahabatan mereka tidak pernah secanggung ini sebelum nya. Tapi! Gara gara insiden ciuman ga jelas itu dua duanya jadi kaku macem mummy firaun.

Jennie naik ke lantai dua, mencari Sehun di beberapa kamar yang ada disana, namun hasil nya nihil. Terakhir Jennie membuka kamar mereka yang semalam dipake buat cemewew sesaat, mengingatnya membuat pipi Jennie berubah merah lagi, Jennie jadi salting saat melihat seprai berantakan bekas semalam gara gara Jennie heboh banget waktu dicium.

Dua Garis Keras (JenHun) COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang